Boss Gangster dan Bu Dokter I...

By ithanajla

42.2K 7.3K 2K

Steve Kimm yang hampir mati konyol saat lari dari kejaran musuh, menggedor pintu rumah siapapun demi pertolo... More

1. Bocah Tengil
2. Mami muda berkaki sexy
3. Akan Ku Simpan dalam Hatiku
4. Pria sejati tidak boleh menangis
5. Awal Pertemuan
6. Psikopat Ganjen
7. Jangan takut, ada aku di sini
8. Merepotkan kalau sedang ingin bercinta
9. kenapa lebih mirip aku
10. Apa kau menghamili mami dan menghasilkan aku?
11. Menghamili setan.
Cinta Tiga Penjuru
12
13. Gerald dan Rasa Mengganjal
14. Papinya Mas Garry
15. My Rosy My All
17. Gerald atau Geraldin
18. Gerald and His Secrets
19. Yang tersisa hanya seorang Geraldin
20. Seperti Kucing Birahi
21. Kisah Khayalan Steve
Tetangga, Masnya Mantan

16. Adik-adik Garry, sabar ya!

1.1K 283 57
By ithanajla

Papi Steve datang lagi,

Happy reading 🥰😘

Suasana canggung dirasakan Rosy. Hanya Rosy seorang, karena Steve terus saja memandangi wajah perempuan yang diyakini melahirkan anaknya itu dari samping dengan berseri-seri. Rasanya perjalanan yang menghabiskan waktu kurang lebih dua jam itu terasa sangat lama bagi Rosy, sebaliknya bagi Steve perjalanan ini adalah yang terbaik yang pernah dilakukannya.

Sesungguhnya Rosy teramat jengah pada cara Steve menatapnya, hingga ingin sekali menghilang agar tak lagi jadi objek senyum gila menjijikan si bos geng.

"Kenapa langit memisahkan kita selama ini?" Ucap Steve, kepalanya bersandar pada satu tangan menghadap Rosy.

Bicara apa dia sih, batin Rosy illfeel. Wanita itu melengos tanpa menjawab, lalu kembali melanjutkan membuka-buka majalah yang disediakan. Entah jet ini milik Steve sendiri atau dia menyewanya, Rosy tidak ingin tahu.

"My Rosy, apa kamu tak bertanya-tanya juga sepertiku? Mengapa langit memisahkan kita selama ini?" Tanya Steve lagi, siapapun yang mendengarkan tahu, bahwa Steve hendak melancarakan rayuan gombal.

Pria gila, begitu yang Rosy pikirkan ketika lirikan matanya bertemu dengan kerlingan nakal mata si bos geng.

"Bagiku adalah nasib buruk karena bertemu denganmu lagi." Cibir Rosy yang tak dihiraukan oleh si pria sama sekali. Steve malah menarik ujung rambut Rosy yang harumnya memabukkan, untuk dia hirup aromanya dalam.

"Kenapa langit mempertemukan kita lagi?" Balas Rosy malas tanpa perlu memandang lawan bicara. Wanita tersebut menggunakan nada penuh keluhan membuat Steve cemberut sembari memegang arah jantungnya dengan mimik nyeri luar biasa. Rosy pun menarik rambutnya dengan kibasan, wajahnya yang cantik terlihat menahan seribu amarah karena si bos geng berani pegang-pegang rambutnya. Namun Rosy ingat, yang di dekatnya ini mudah sekali menghilangkan nyawa orang lain, jadi mau tidak mau Rosy harus berhati-hati. 'Ah, kapan ini cepat berakhir,' pikir Rosy.

"My Rosy, ceritakan padaku bagaimana bocah itu tumbuh jadi tengil sepertiku?"

Rosy mendelik, "baiklah ku ralat pertanyaan yang tidak sopan tapi benar adanya." Steve menampilkan raut wajah tak enak ketika Rosy tak terima dirinya menyebut Garry tengil.

"Bagaimana dia bisa tumbuh mirip seperti diriku dalam banyak hal padahal dia dibesarkan oleh suamimu yang..." Steve berhenti, merasa akan keceplosan lagi.

"Suamiku yang?" Rosy menatap Steve curiga. Bukannya Rosy tidak teliti, Rosy hanya sengaja diam ketika beberapa kali Steve menyinggung soal Gerald.

Steve menyipitkan matanya disertai mimik jenaka. Sikap defensif yang ditunjukkan Rosy bisa Steve maklumi
karena Rosy memang tidak tahu. Demi efek kejut luar biasa, bukankah dirinya harus bersabar untuk membuka tabir tertutup itu?

"Yang dokter itu, tentu saja sayang. " Steve memperlihatkan cengiran kuda. Seharusnya dengan wajah tampannya ini Rosy percaya, batin Steve kepedean.

Inginnya Rosy memutar bola mata, tapi Rosy memilih diam. Kepalanya disandarkan pada kursi dengan nyaman. Tak ingin menanggapi Steve, tidur sepertinya lebih baik.

"Steve biarkan aku tidur, Garry beristirahatlah juga." Rosy mengatakan perintah itu pada Garry setelah menolehkan kepalanya. Namun yang dia dapatkan adalah sebuah tawaran menarik dari sang putra.

"Mami bisa pindah duduk di sini kalau tidak mau diganggu om-om nakal."

Rosy auto tersenyum lebar, ingin tertawa juga ketika Garry menyebut Steve om-om nakal. "Ah, kamu benar." Sepakat Rosy pada putranya.

Garry memang anaknya, bukan hanya anak Steve. 'Hah, kenapa dia jadi mudah mengakui bahwa Steve memang bapaknya Garry.' Pikir Roay kesal sendiri.

Sementara Timo yang jadi terkikik mendapat lemparan tisu dari si bos. Tapi Timo tak menciut, justru yang dikatakan berikutnya membuat Steve merasa dilangkahi.

"Mami dokter, bagaimana kalau beristirahat di tempat tidur yang disediakan di sebelah. Silahkan..." Timo membuat gerakan menyilahkan dengan tangannya.

"Bossnya aku apa kamu, Tim? Lancang sekali." Tegur Steve dengan aura muram dan gelap, membuat Timo alhirnya mengkeret juga.

"Ayo My Rosy, kita beristirahat. Satu jam cukuplah untuk menghadirkan Garry yang lain." Kata Steve manis, jauh berbeda dari aura yang diperlihatkan pada Timo baru saja.

Belum satu detik Rosy berpikir bahwa Steve itu psikopat karena bisa-bisanya mengubah ekspresi dalam satu kedipan, tangannya auto Rosy membekap mulut Steve dengan gestur tergesa.

"Mulutmu, gila!" Desahnya rendah. "Steve, jangan seenaknya bicara tema sensitif di depan Garry, dia itu masih anak-anak. Tolong, jangan meracuni pikirannya. " Tambahnya sungguh-sungguh, sebelum melepaskan bekapannya dari mulut Steve.

"Ya ya, maafkan aku. Salahkan Timo yang membuat aku tidak terbiasa berbicara menggunakan kalimat yang baik beberapa tahun belakangan." Sanggah si bos mencari kambing hitam.

"Kok aku bos?" Protes Timo tak terima.

"Dimana-mana bos selalu benar!" Sahutnya membuat Timo misuh-misuh hanya dalam hati, meski hanya mampu menampilkan raut tak berdaya.

"My Rosy, bisa kamu cek luka di punggung ku? Ku rasa kulit ku sudah sangat mendambakan sentuhanmu." Bisik Steve tepat pada telinga Rosy. Bukannya tersipu atau alih-alih merasa geli, si bu dokter justru mengorek telinganya dengan gereget. Kemudian, wanita itu duduk kembali di tempatnya dengan mata terpejam. Pura-pura tidur padahal dia tahu, sepanjang sisa perjalanan menuju Changi airport, Steve memandangi dirinya penuh damba.

Rosy berjalan dengan tangannya yang dia tautkan pada Steve yang mana pria itu berjalan dengan langkah lebar-lebar. Takut melihat penampakan  makhluk penghuni dunia sebelah. Beberapa orang berjalan di belakangnya dengan kecepatan yang sama.

Sementara Garry yang memiliki langkah anak-anak dengan senang hati naik ke punggung lebar Timo yang empuk. Walau rajin olahraga, Timo ini memiliki bodi sedikit tambun terutama di beberapa tempat. Tidak heran terkadang Steve memarahinya karena gerak-geriknya jadi lambat saat bertarung. Untung akalnya diakui Steve sangat cerdas, tapi bulus dan licik. Makanya Steve oke-oke saja mempekerjakan pria itu di sisinya sejak awal kariernya di dunia bawah.

Rosy bertanya-tanya dalam hati memangnya akan ada apa lagi, sampai Steve di kawal bak presiden korea Utara begini? Ingin sekali dia tanyakan pada Steve, tapi sekali lagi Rosy merasa dengan Steve peribahasa 'diam itu emas' memang lebih baik.

"My Rosy, lihatlah ke kiri. Jangan terkejut apalagi sapai pingsan. Aku masih tak berdaya walau hanya sekedar menggendongmu."

Rosy cemberut, tapi wanita itu menoleh juga. Kepalanya celingak-celinguk karena tak paham siapa atau apa yang harus dia perhatikan.

"Arah jam 5, kemeja ungu." Steve menambah petunjuknya. Maka Rosy menurut, hanya cukup beberapa detik bagi Steve melihat reaksi wanita yang membuatnya tergila-gila ini.

Kasihan sekali, pikir Steve. Tapi dengan begini, dirinya akan mudah untuk memiliki Rosy bagi dirinya sendiri, selamanya.

Langkah Rosy terhenti, tepat seperti yang diperkirakan Steve. Wanita itu telah menghadapkan tubuh sepenuhnya kepada objek yang ditunjuk Steve.

Di sana seseorang yang teramat mirip dengan Gerald berdiri bersama seorang pria yang lebih tinggi dari dirinya. Mereka saling menatap dengan melempar senyum kerinduan. Tangan si pria lainnya membetulkan poni Gerald yang baik-baik saja. Kemudian dua orang pria itu berpelukan penuh syukur hanya untuk kembali saling memandang setelah pelukan mereka terurai. Adegan itu berakhir dengan bergandengan tangan layaknya dirinya dan Steve sekarang.

Kenyataan menampar Rosy,  apakah wajar dua orang pria yang sama-sama bertubuh kekar saling bergandengan tangan? di tempat umum pula?

Rosy menggeleng pada pemikirannya sendiri. Lalu wanita berkepala tiga itu terkekeh menyedihkan. Tentu saja itu bukan Gerald, suaminya sudah meninggal tiga tahun lalu. Bahkan seribu harinya sudah lewat enam bulanan. Jelas itu orangnya yang kebetulan mirip, iya pasti begitu. Walau senyumanya, cara berjalannya, gestur tubuhnya teramat mirip. Juga tanda lahir hitam di belakang telinganya. Ah, tentu itu orang lain, mana mungkin pria yang telah berkurbang tanah hidup kembali. Rosy memupuk dirinya dengan apa yang diyakini.

"Ayo Steve, kita pergi." Kini Rosy yang menarik tangan Steve untuk terus melanjutkan langkah. Mata Rosy yang berkaca-kaca tidak lepas dari pengamatan Steve yang cengengesan.

Rosy merasakan tubuhnya kehilangan daya, kakinya bertumpu lemah pada hells 7 sentinya. Bahkan jantungnya jadi memompa menggebu tak terkendali karena shock. Namun Rosy menguatkan diri, memantrai pikirannya bahwa itu jelas bukan Gerald.

Aih, kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi memang menyakitkan. Tapi rasa sakit itu Steve jamin hanya sebentar saja. Karena setelah ini Steve akan mempersembahkan seluruh dunia pada Rosy, hingga senyumannya yang bagai bunga sakura akan mewarnai hidup Steve yang penuh surga dunia.

Adik-adik Garry, sabar ya...! Tahun depan kalian akan lahir ke dunia ini. Begitulah pemikiran ajaib si bos geng bersamaan dengan mata yang memandangi jalinan tangan dengan dokter cantik yang membuatnya jatuh cinta.

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 55.3K 71
Marvel itu cowok yang terbilang nakal. Kerjaannya membolos, ngerokok dan kenakalan lainnya. Bahkan ia mempunyai geng motor yang di ketuai olehnya. Te...
63K 8.7K 61
Menjelang pengangkatan Rimuru menjadi dewa semesta, ia berkumpul dan ngerumpi dengan 7 raja iblis lainnya. Disini, Ramiris menceritakan suatu cerita...
64.2K 5.1K 120
Pengarang: Gardenia Jenis: perjalanan waktu dan kelahiran kembali Status: Selesai Pembaruan terakhir: 09-03-2024 Bab terbaru: Teks utama Bab 119 Pemb...
167K 11K 48
"Cakrawangsa, artinya keluarga cerdas. Tetapi, apakah menumbalkan putri mereka kepada makhluk halus adalah tindakan cerdas?" tanya Seri. Serinaraya...