Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END]

By syifakap

65.5K 30.5K 4K

Apa jadinya jika kita kehilangan orang yang kita sayang? Ini tentang Syifa, gadis kecil yang menyukai Arya... More

Prolog
❀️ Part 1
🧑Part 2
πŸ’› Part 3
πŸ’š Part 4
πŸ’™ Part 5
πŸ’œ Part 6
πŸ–€ Part 7
❀️ Part 8
🧑 Part 9
Coretan
πŸ’› Part 10
🐏
🌺
🌼
🐘
🌡
🦌
🍍
πŸ₯€
Visual Real
🦐
Golongan Darah
πŸ’
🏡️
πŸ“
🍳
πŸ₯ž
πŸ₯₯
πŸ₯•
β˜•
🍎
πŸ„
πŸƒ
🍷
🌿
🌳
πŸ₯ƒ
πŸ‹
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66-Jogja
Chapter 67-Kasih Gue Kesempatan
Chapter 68-Keraton
Chapter 69-Batu Alien
71. Mimpi
Mengapa Harus Pergi?

Chapter 70-Permintaan Maaf

189 185 6
By syifakap

Syifa, Tiara dan Putri sudah naik ke mobil jeep lagi. Mereka bertiga kembali menyusuri perjalanan, sambil melihat-lihat batu besar yang dikenal juga sebagai batu alien serta menyusuri bekas erupsi gunung. Syifa, Tiara dan Putri turun dari jeep, melihat museum merapi lava tour.

Di museum, banyak kerangka dinosaurus zaman purba dan beberapa benda seperti sepeda ontel.

Syifa dan anak-anak Victorious 8-8 beserta Bu Lies-wali kelas mereka berfoto di depan kerangka. Setelah foto, mereka semua sibuk berpencar. Syifa diacak Rafi dan Aulia untuk melihat foto-foto yang ada di sana. Foto saat terjadinya erupsi gunung merapi, Mbah Marijan, dan lain-lain.

"Syif, ke sana yuk, banyak tempat estetik buat foto-foto," ucap Aulia menarik pergelangan tangan Syifa dan Rafi.

Syifa menggembungkan mulut, masih marah karena Aulia tidak mengajaknya bareng.

"Bodo, males gue sama lo berdua naik jeep berdua aja gak ngajak-ngajak. Cih."

"Ya maap, kayak lo gak pernah bucin aje." kekeh Aulia menyengir.

Rafi mengangguk setuju. "Iya, kan kita kali-kali mau jalan berdua tanpa lo."

"Suwek!" Syifa menoyor Rafi.

Akhirnya dengan muka yang ditekuk Syifa mengikuti Aulia dan Rafi, berfoto bertiga, minta salah satu murid kelas lain untuk memfotokan.

"Andai Bian seangkatan sama kita, pasti lo bisa foto sepuasnya sama bucin sepuasnya sama dia," ujar Aulia.

Rafi mengangguk. "Nah iya tuh betul, lo berdua nempel banget, mana muka lo berdua mirip, apalagi kalau senyum. Biasanya kalau mirip jodoh tau."

Syifa terkekeh, yang dikatakan Aulia dan Rafi ada benarnya juga. Pasti akan jauh lebih seru jika ada Bian di sini. Sayangnya Bian adik kelas, jadi tidak bisa merasakan keseruan di Jogja pada tahun 2018.

Ditambah lagi udah tiga hari Syifa tak bertemu Bian, rasa kangen pada cowok itu membuncah.

"Udahan yok fotonya, udah pada selesai tuh, ntar kita paling akhir lagi." ucap Aulia sambil melihat jam tangan, menunjuk pukul empat sore.

"Ayok, kita juga ketiga paling akhir nih, yang lain udah pada nyampe ke tempat tadi, kita doang yang tertinggal. Masih ada guru juga sih, dibelakang." sahut Rafi.

Mereka bertiga pun kembali pada jeep nya masing-masing, Tiara dan Putri juga sudah meneriakkan Syifa buat balik.

Syifa naik kembali ke jeep, menyusuri wisata gunung merapi, tentu saja sesuai rute yang sudah ditetapkan. Namun naasnya pas ingin nanjak, mesin jeep mati. Pemandu ikut bingung, kalau berlama-lama yang ada mereka tertinggal bis, terus nanti ditinggal gak bisa pulang. Ogah!

"Waduh maaf neng-neng sekalian, ini jeep nya mati. Mau nunggu satu jam atau gimana?" tanya si pemandu.

"Mereka biar naik jeep kita aja Pak." ucap suara seseorang, tepatnya dibelakang mobil jeep yang ditumpangi Syifa. Dia, Arya.

"Eh apaan, gak bisa gak bisa. Itu sih maunya lo sama Syifa, biar bisa nyakitin dia lagi? Ya, kan? Basi!" tolak Tiara.

"Tiara, kamu jangan asal tuduh." Putri menasehati Tiara.

"Bukan nuduh Put, emang kenyataan. Fakta!" balas Tiara.

"Emangnya kalian mau nunggu di sini selama satu jam? Yang ada lo semua ditinggal para guru gara-gara kelamaan." ucap Arya yang membuat Tiara, Syifa dan Putri menelan ludah. Tidak bisa membayangkan jika mereka benar-benar ditinggal.

"Oke, fix, gue ikut." Tiara akhirnya setuju.

"Siapa yang bolehin lo ikut? Gue cuma nyuruh Syifa yang naik ke jeep gue." ujar Arya yang membuat Tiara dan Putri spontan melongo.

"Dih, terus kita sama siapa?" tanya Tiara.

"Lo sama Putri nebeng jeep nya Aulia sama Rafi aja, noh si Aul sama Rafi dibelakang jeep gue." ucap Arya.

Tiara mendengus kasar, ia menarik tangan Putri untuk turun dari jeep dan menaiki jeep nya Aulia serta Rafi.

Sementara Syifa masih mematung di jeep nya, belum naik ke jeep Arya dan kawan-kawan.

"Mau sampe kapan lo berdiri di situ?" tanya Arya dingin. "Mau gue gendong atau lo yang sendiri ke sini?"

"Ngapain gue bareng lo? Ada gunanya buat gue?" tanya Syifa malas.

"Oh, lo mau gue gendong." Arya turun dari jeep dan naik ke jeep nya Syifa. Cowok itu rupanya tidak main-main dengan ucapannya. Syifa kira Arya hanya bercanda.

"Apaan sih, oke baik gue ikut jeep lo." ucap Syifa ngalah, Arya tersenyum senang.

Syifa akhirnya menurut ucapan Arya, menaiki jeep. Jeep yang ditumpangi Arya serta Aulia dan Rafi pun mulai berjalan menyusuri jalanan.

Satu kata, Syifa senang berada di dekat Arya. Ia tidak bisa mungkir. Meskipun saat ini Syifa sengaja sok jual mahal di depan Arya.

Arya menyodorkan sebuah air mineral. "Lo pasti haus."

Syifa mengambil botol itu, melirik Arya sebentar. "Makasih." ucap Syifa.

"Syifa, ada yang ingin gue bicarakan." ucap Arya, menatap dalam-dalam mata Syifa. Tatapan cowok itu terlihat sendu.

"Gue udah tahu yang sebenarnya. Lo dijebak, kan, sama Loly. Loly bahkan kerja sama sama temen gue sendiri, Febrianto, buat jebak lo biar gue kira lo selingkuh dari gue. Dan dengan gobloknya gue percaya begitu aja, padahal jelas-jelas gue tau lo suka banget sama gue." jelas Arya panjang lebar.

"Lo mau maafin gue, kan?" tanya Arya, menatap Syifa penuh harap.

Syifa tidak menjawab, perempuan itu bergeming.

Febrianto duduk berlutut dihadapan Syifa. "Terlepas dari semua itu, ini semua salah gue, Syif. Gue yang bego nurutin kemauan Loly karena gue sudah termakan cinta buta sama dia. Dan gue gak memikirkan resiko untuk lo berdua. Karena gue, lo sama Arya putus. Padahal gue tahu lo sangat suka sama Arya. Gue harap, lo mau maafin Arya, kan? Gue gak papa lo gak maafin gue."

Syifa menghela nafas pelan. Ini waktu yang Syifa tunggu, Arya tahu akan fakta bahwa dirinya tidak bersalah dan meminta maaf padanya. Dan Syifa berharap Arya mengajak balikan.

"Oke," ucap Syifa.

"Lo serius mau maafin Arya? Ka-kalau gue, lo mau maafin gue?" tanya Febrianto dengan mata berbinar.

"Gue maafkan lo berdua." balas Syifa.

Febrianto hendak memeluk Syifa tanpa sadar namun dengan cepat Arya mendorong Febrianto, menatap Febrianto tajam. Menyuruh Febrianto untuk mundur. Hal itu mengundang tawa Abel dan Teguh.

Arya menggeser duduknya mendekat ke arah Syifa, tangan cowok itu menggemgam tangan Syifa. Jantung Syifa bertedak kencang.

"Lo-lo mau balikan sama gue?" tanya Arya dengan terbata, cowok itu masih belum terbiasa bucin. Dan masih terasa aneh jika bucin.

"Kalau gue gak mau?" tanya Syifa bercanda.

"Gue yakin lo gak bakal nolak gue. Pesona gue terlalu kuat buat lo tolak." kekeh Arya, yang disambut toyoran oleh Syifa dikening.

"Pede." ucap Syifa.

Tanpa izin dari Syifa, Arya meletakkan kepalanya di bahu Syifa, cowok itu merasakan kenyamanan saat berada di dekat Syifa. Begitu pula sebaliknya, Syifa merasa nyaman di dekat Arya, ia rindu masa-masa berdua dengan Arya.

"Jadi, gue diterima atau nggak?" tanya Arya tiba-tiba saja, membuyarkan lamunan Syifa.

"Iya," jawab Syifa cepat tanpa mikir.

Bola mata Arya hampir keluar, cowok itu sangat senang Syifa menerimanya kembali.

"Gue boleh peluk lo?" Arya bertanya malu.

Syifa tersenyum. "Boleh."

"HUEEKK!!" Teguh berpura-pura ingin muntah, jengah melihat keuwuan di depannya.

"Macam tak betul ini budak." sambung Abel.

"Bucin tidak tahu tempat." tambah Teguh memutar bola mata.

"Makanya Guh, cari pacar. Lo bilang lo suka sama salah satu anak di 8-8. Siapa?" tanya Abel.

"Kepo amat lo!" sewot Teguh. "Gak bakal gue kasih tau dan gak akan gue kasih tau, biar diri gue aja yang tau."

Sementara Aulia, Rafi, Tiara dan Putri hanya mengangkan melihat kejadian Arya dan Syifa balikan.

Menurut mereka berempat, dua kata yang menjabarkan Syifa.

CINTA MATI.

💡

"Jadi kita gak jadi ke Candi Borobudur?"

"Candinya udah ditutup, ya?"

"Yah, kok gak jadi, sih. Gak seru banget. Padahal Borobudur yang paling gue nantikan."

Hiruk pikuk memenuhi bis. Para guru kebingungan buat menenangkan murid-murid yang kecewa.

"Harap tenang, anak-anak. Karena tadi kita kelamaan di Merapi, jadinya Candi Borobudur keburu ditutup karena waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Kami para guru meminta maaf yang sebesarnya." ucap Bu Lies, menenangkan murid-murid. "Jangan bersedih, karena nanti malam kita akan mengadakan makrab atau malam keakraban untuk penutupan acara study tour."

Loly yang lewat di samping Syifa, menginjak kaki Syifa keras, membuat Syifa merintih.

"Maksud lo nginjek kaki gue apa, hah?!" sewot Syifa tidak terima, diinjaknya kaki Loly balik.

"Kenapa lo harus balikan sama Arya? Kenapa lo ngerebut semua milik gue? Arya, Vanya, Tante Salsa, lo rebut semua!" gertak Loly, menatap nyalang Syifa.

"Ngaca!" jawab Syifa tidak takut.

"Lo-" Loly hendak menampar Syifa namun Arya menahan tangan Loly.

Arya memandang Loly tajam, aura cowok itu sangat berbeda dari biasanya. Lebih dari sekedar dingin. Loly yang melihatnya pun jadi takut.

"Sekali lagi lo kayak gitu ke pacar gue, gue aduin ke Mama lo kelakuan lo selama ini. Dan jangan harap gue mau ngomong sama lo lagi." ucap Arya penuh penekanan. Guru-guru dan murid lain pun tak berani mendekati Arya, mereka juga terlalu takut.

Loly menelan ludahnya. Ia sudah kalah.

🙈

Sementara itu di tempat lain..

Bian mengambil kunci motor dan membaluti tubuhnya dengan sweater yang lumayan tebal. Edgar menatap Bian heran, mau ke mana adiknya itu sore-sore menjelang magrib begini?

"Lo mau ke mana mau magrib gini?" tanya Edgar. "Pamali."

Bian menoleh, ditatapnya Abangnya itu.

"Mau ke Indomaret bentar, Bang. Gue lupa beli makanan, besok kan Syipa pulang dari study tour nya, jadi gue harus sambut dia dengan bawakan dia makanan, pasti Syifa senang." ucap Bian.

Edgar mengangakan mulutnya, tidak mengerti lagi dengan ucapan adiknya itu.

Sangking sayangnya dan sukanya Bian sama Syifa, Bian rela keluar magrib begini hanya untuk membelikan Syifa makanan meskipun keadaan cowok itu kurang sehat.

Karena tidak tega, Edgar membolehkan Bian untuk keluar dengan syarat tidak lama.

"Makasih, Bang." ucap Bian lalu nyelonong pergi.

Sebelum mengeluarkan motor, Bian mengambil hp nya dari dalam saku celana dan mengetikkan chat pada Syifa.

Bian
Hai Syip. Gue liat story WA lo, lo lagi makrab. Kayaknya seru, tuh. Andai kita seangkatan.

💡

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

34.2K 2.9K 66
Bernostalgia. Tidak masalah berapa umurmu di dunia, bukankah kita sama? Awal penulisan: 3 Januari 2018 Akhir penulisan: 30 Desember 2019 Pembaruan s...
6.6M 822K 46
"Anjirt anak siapa ini?!" Sejak dulu Anangga Elang Perkasa selalu membenci anak-anak, karena menurutnya anak kecil adalah makhluk paling mengganggu...
LINTANG [END] By Rey

Teen Fiction

360K 29.9K 56
Lintang, Bintang dan Labirin. Setelah tujuh tahun tidak bertemu dan tiba tiba saja kembali di pertemukan. Lalu, bagaimana kisah mereka? *** Terdapat...
798K 11K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+