Adelaide

By BulanYasinta95

2.2M 242K 29.8K

Historical - Fiction x Romance (Judul sebelumnya : Call Me When You're High) Ratu Adelaide Caroline Stuart ta... More

1. Ball
2. Status
3. Nervous
4. Kiss Mark
5. Sex with The Devil
6. My Crown
7. Bet
8. Aren't You Jealous?
9. Beautiful
10. Do I Need to Warm It Up?
11. You're Crazy
12. Another Man
13. Is It Enough?
14. Shameless Woman
15. We Have to Go Back
16. Sorry, but You Can't
17. Because I Don't Love You
18. Pest
19. Mine
20. Possessive
21. They Deserve It
22. What Do You Want?
23. One Chance
24. Panic
25. Every Man's Wild Fantasy
26. Moan
27. Naive
28. Spell
29. Line of Destiny
30. Anger
31. Liar
32. Sleep Together
33. Loved Ones
34. Letter
35. Our Relationship
36. Your Husband and Your King
37. (Wedding) Plan
38. Difficult to Understand
39. Priority
40. Disobedient
41. Wild Woman
42. Only You
43. Alexander
45. I'm Tired
46. For The Last Time
47. I'm Yours
48. I Want You (Explicit Chapter)
49. My Wife (Explicit Chapter)
50. Back to Normal
51. Empty
52. Do You Love Him?
53. Everything For You, Adelaide
54. Present
55. Shit, Alexander!
56. Sleep Dear
57. Learn to Love Me
58. Our Kid
59. Adelaide Devotee
60. My Woman
61. Just A Mistress
62. Fire
63. You Deserve To Be Happy
64. Come With Me or Come With Me
65. Love
66. Sorry
67. Escape From The Palace
68. I Want To Stop
69. Who Is The Archer?
70. I Really Know
71. I'll Go
72. Queen Mother
73. For The Future
74. Stepbrother
75. Our Stepmother's Illegitimate Daughter
76. I'm Scared
77. Hurry Home
78. Thank You For Everything
79. Everything For You
80. I Only Have You
81. I Love You So Much and Always Will Be
Thank You
Special Chapter : The Night After The Wedding
#1 Announcement
#2 Announcement
#3 Announcement
#4 Announcement 🔥
#5 Announcement : Adelaide E-Book Version!
#6 Announcement : Pesan Adelaide Ebook (PDF) Ver. Sekarang!

44. Sorry

26K 3.1K 424
By BulanYasinta95

Jari jemari lentik milik Adelaide bergerak untuk memindai seluruh judul buku yang berada di hadapannya. Sembari melangkahkan kedua kaki jenjangnya secara perlahan, wanita itu menimbang – nimbang, buku apa yang akan dibawanya ke kamar dan dibacanya untuk hari ini.

Adelaide terus melangkah dan melangkah hingga akhirnya kedua netra emeraldnya bertemu dengan sebuah buku yang sedikit menarik perhatiannya. Sebuah buku taktik perang yang terlihat sudah sangat usang dibandingkan berbagai macam buku yang menghimpit buku bersampul merah darah itu

Adelaide menghentikan langkahnya dan berniat untuk menarik buku itu, namun disaat yang bersamaan, Adelaide merasa ada sesuatu yang juga menarik buku itu. Tarikan itu lumayan kuat hingga Adelaide dengan spontanitas melepaskan buku itu

"Adelaide?"

Deg.

Jantung Adelaide berpacu dengan cepat ketika ia melihat sosok pria yang berada di balik rak buku di hadapan Adelaide itu.

"Prince William..." ucap Adelaide lirih ketika ia melihat wajah William, kekasihnya, terlihat begitu mengenaskan dengan bekas – bekas membiru yang masih terpampang begitu jelas, padahal, kejadian yang na'as itu terjadi satu minggu yang lalu

"Kau baik – baik saja?" tanya William sedikit ragu ketika ia melihat tatapan Adelaide

"Ya... aku baik – baik saja, Prince. Apa kau baik – baik saja?" tanya Adelaide sembari memperhatikan bekas – bekas biru di wajah tampan William yang berasal dari tendangan kaki serta pukulan tangan suami Adelaide sendiri

"Aku baik. Aku sudah terbiasa seperti ini" ucap William sembari mencoba untuk tertawa renyah

Niat hati ingin mencairkan suasana dengan tawanya, namun William merasa suasana diantara dirinya dan Adelaide semakin mencekam. William tertawa renyah dan Adelaide hanya menatapnya dengan tatapan datar namun sedikit mengasihani, senyum indah yang biasanya menghiasi wajah wanita itu kini menghilang

"His majesty sudah mengetahui semuanya, sekarang, sudah tidak ada lagi alasan bagi kita untuk melanjutkan hubungan terlarang ini" ucap Adelaide ketika William sudah menghentikan tawa renyahnya

Sebuah kerutan sempat menghiasi dahi William, pria itu menatap Adelaide dengan tatapan sedikit frustasi, namun ketika pria itu menemukan binar – binar keteguhan di kedua netra emerald Adelaide, pria itu lantas menghela nafasnya

Raut wajahnya yang sedari tadi sempat bersinar kini kembali mengelabu. Pria itu, William, menarik sebuah senyuman simpul di wajahnya yang terlihat sangat tersiksa itu

"Ya... sepertinya, hubungan kita memang harus berhenti disini" ucap William penuh pengertian

William yang saat ini berada di hadapan Adelaide terlihat begitu berbeda dengan William yang selalu memberontak ketika Adelaide menolak perasaannya.

"Terimakasih karena sudah mau memahamiku" ucap Adelaide ketika akhirya ia bisa bebas dari William

"Seharusnya aku yang berterimakasih karena kau sudah membiarkanku untuk sempat memiliki wanita terindah diantara banyak wanita di kerajaan ini" ucap William dengan senyum lembut yang terpatri di wajahnya

Adelaide menggigit lidahnya yang terasa kelu. Wanita itu tak tau ingin mengucapkan apa lagi kepada pria yang kini tengah menatapnya dengan tatapan sendu

"Kau benar – benar ingin meninggalkanku? Kita akan tetap berteman, kan?" tanya Adelaide lamat – lamat sembari menatap kedua netra biru milik William

Deg. Deg. Deg.

Jantung Adelaide berpacu dengan cepat ketika ia melihat tangan kekar William bergerak mengarah ke wajahnya. Tubuh wanita itu yang dibalut dengan gaun berwarna biru tua nampak sedikit menegang ketika ia merasakan tangan kekar milik mantan kekasihnya itu bergerak mengelus sisi wajahnya

"Kau tau aku tak akan bisa meninggalkanmu Adelaide. Kita akan tetap berteman selamanya. Aku akan selalu ada di sisimu jika kau membutuhkanku" ucap William sembari menarik sebuah senyuman sendu di wajah tampannya

Setelah mengucapkan kalimat itu, William menarik tangan kekarnya dari wajah Adelaide yang selama ini selalu menghantui mimpi - mimpinya. William menegakkan tubuhnya dan mengepalkan kedua tangannya kuat – kuat.

"Semoga kau bisa menemukan cintamu, Your majesty"

Adelaide tak bodoh, ia tau jika William terluka ketika bibirnya mengucapkan kalimat itu.

"Kau juga. Princess Euvhania adalah gadis yang baik hati, semoga kalian bisa hidup dengan bahagia"

Ada sedikit rasa sesak mengisi relung hati William ketika ia melihat Adelaide bersikap biasa saja dengan perpisahan mereka. Apa William tidak memberikan cukup banyak cinta untuk wanita itu selama ini? Kenapa sampai mereka berpisahpun, William merasa jika dirinya tak akan pernah bisa memiliki Adelaide seutuhnya, barang sedetikpun.

"Kalau begitu, saya pamit undur diri, Your majesty" ucap William formal sembari membungkukkan tubuhnya

Adelaide hanya bisa mengganggukkan kepalanya dengan kaku, ia tau, hubungannya dengan William tak akan bisa sedekat dulu lagi setelah ini. Kedua netra emerald Adelaide menatap kepergian William dengan tatapan yang sulit diartikan

Ada sedikit rasa sesak di dalam hati Adelaide karena pria yang pernah mengisi hari – harinya kni sudah meninggalkannya, Adelaide sudah terlanjur terbiasa dengan perhatian – perhatian yang berasal dari pria itu. Namun, apa boleh buat, ini semua sudah menjadi konsekuensi dari tindakan gila pria itu

Hah.

Adelaide menghela nafasnya, mencoba untuk mengeluarkan semua kesesakan yang tadi sempat mengisi dadanya. Hal ini memang sudah seharusnya terjadi dan Adelaide tak menyesali apapun. Adelaide malah sedikit bersyukur karena pernah mendapatkan perhatian intens dari lawan jenisnya

Sekarang, Adelaide bisa kembali fokus dengan tujuan utamanya. Ah... tidak – tidak, tujuan utama ayahnya yang dimandatkan kepada Adelaide sebagai anak tunggal pria tak berperasaan itu

"Selamat siang, Your majesty"

Adelaide sedikit tersentak ketika ia mendengar suara pelayan memanggil dirinya. Wanita itu bahkan menatap pelayan yang entah sejak kapan berdiri di dekatnya dengan tatapan sedikit horror

"Ya. Ada apa?" tanya Adelaide dengan nada lembutnya, seperti biasa

"His majesty sedang menunggu anda di dalam ruang kerjanya, His majesty meminta anda untuk datang secepatnya, Your majesty" ucap pelayan itu dengan kepalanya yang masih setia menunduk menatap lantai perpusatakaan istana

"Baiklah, aku akan kesana" jawab Adelaide sembari menarik senyuman tipis, walaupun sebenarnya, Adelaide merasa sedikit binggung dengan alasan kenapa dirinya dipanggil oleh Alexander setelah pria itu mengabaikannya selama 1 minggu penuh

Karena tak ingin membuat suaminya itu menunggu lebih lama lagi, Adelaide lantas langsung melangkahkan kedua kakinya menuju ke ruang kerja milik suaminya. Sepanjang di perjalanan menuju ke ruang kerja milik suaminya itu, Adelaide selalu memberikan senyuman manisnya kepada para pelayan yang menyapanya

Sepertinya, kejadian yang terjadi satu minggu yang lalu tak membuat persepsi para pelayan itu mengenai Adelaide berubah. Semuanya masih sama dan Adelaide merasa sangat bersyukur, terutama pada Alexander yang memilih untuk tak memberitahukan tentang perselingkuhan Adelaide dan William pada seluruh tamu yang ada pada saat itu

"Silahkan masuk, Your majesty. His majesty telah menunggu anda sedari tadi" ucap seorang pengawal yang sedang berjaga di depan pintu ruang kerja milik Alexander

"Terimakasih" ucap Adelaide ketika pintu ruang kerja milik Alexander dibukakan oleh pengawal itu

Deg. Deg. Deg.

Jantung Adelaide menggila ketika wanita itu melangkahkan kedua kaki jenjangnya memasuki ruang kerja milik Alexander. Adelaide tau, suaminya itu pasti menyadari kedatangannya, namun suaminya itu tetap menyibukkan dirinya dengan kertas – kertas yang ada di atas meja kerjanya. Dengan gerakan sangat pelan, Adelaide menutup pintu kerja Alexander, ia tak ingin mengganggu Alexander yang terlihat begitu berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

Alexander masih terus membisu dan hal itu membuat Adelaide memutuskan untuk berdiri tepat di depan meja kerja pria itu dan menatap pria itu yang masih saja mengabaikannya.

Meski kedua tungkai kakinya terasa pegal karena terus berdiri, hal itu tak lantas membuat Adelaide membuka mulutnya dan memanggil suaminya itu. Bagaimanapun juga, rasa pegal di kedua tungkai kaki milik Adelaide tak akan pernah sebanding dengan tugas kerajaan yang diemban oleh suaminya itu

Adelaide menggigit bibir bawahnya ketika ia bisa melihat langit dari jendela kerja milik Alexander yang kini sudah berwarna jingga. Itu artinya, Adelaide sudah berdiri kaku dari siang hingga sore hari. Kedua kaki jenjang Adelaide juga sudah mulai bergetar

"Duduk" ucap Alexander tanpa mengahlihkan tatapannya dari kertas – kertas yang berserakan di atas meja kerjanya

"Baik, Your majesty" ucap Adelaide patuh sembari melangkahkan kedua kakinya yang sudah sedikit bergetar ke arah kursi yang ada di ruangan Alexander

Diam – diam, Adelaide menghela nafas lega ketika ia bisa menghempaskan bokongnya di atas kursi itu. Ingin rasanya saat ini Adelaide mengangkat gaunnya yang menyentuh lantai itu dan memijit kakinya yang terasa berdenyut – denyut, namun Adelaide sadar, hal itu tak sopan

"Kuharap, kau mau memaafkanku, Adelaide. Kejadian itu terjadi diluar akal sehatku" ucap Alexander sembari membuka percakapan diantara dirinya dan Adelaide

"Aku akan selalu memaafkan Your majesty" ucap Adelaide dengan senyuman tipis yang sudah menghiasi wajahnya

Ada sedikit rasa resah melingkupi hati Alexander ketika ia mendengar ucapan Adelaide. Istrinya itu memang benar – benar berbeda dengan wanita pada umumnya dan hal itulah yang membuat Alexander kesulitan untuk menebak jalan pikiran wanita itu

"Aku tak pernah melarangmu untuk berselingkuh"

Deg.

Punggung Adelaide menegak kaku ketika ia mendengar ucapan Alexander itu. Kalimat itu tak pernah diharapkan oleh Adelaide keluar dari mulut suaminya sendiri.

"Karena aku juga berselingkuh, maka kau juga bisa berselingkuh. Aku tau, kau juga membutuhkan perhatian dari seorang pria yang mencintaimu. Aku tak ingin menjadi suami yang egois"

Tanpa sadar, Adelaide menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya sudah meremas sisi – sisi gaun biru tua yang sedang dikenakannya. Hatinya menyesak ketika ia mendengarkan kalimat lainnya yang baru saja keluar dari mulut suaminya

"Jika suatu saat nanti kau kembali berselingkuh, jangan pernah melakukan kontak fisik, aku tak ingin kau dikotori oleh siapapun, bagaimanapun juga, kau adalah seorang ratu. Aku tak ingin ada anak haram di pernikahan ini" ucap Alexander sembari menatap sendu Adelaide yang sedang mengahlihkan pandangannya dari wajah Alexander

"Dan..."

Alexander sengaja menggantungkan kalimatnya, ia menunggu Adelaide menatapnya dan benar saja, istrinya itu dengan enggan bergerak untuk menatap Alexander

"Jika suatu saat nanti kau berselingkuh, tolong jangan pernah biarkan aku mengetahui siapa pria itu"

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 367K 58
Bukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah w...
1.9M 44.2K 12
Pernah bergabung dalam program Paid Stories Wattpad dari 27 Mei 2020 sampai dengan 8 Juni 2021. Julio Harding adalah seorang petarung misterius yang...
424K 36K 32
Kehidupan Evelyn yang sempurna berubah setelah kematian kedua orang tuanya. Ia harus menjual harta dan kediamannya untuk membayar hutang keluarga. Se...
2.1M 121K 28
"I Jared Marks,Alpha of the Dark Moon pack.Reject you Angeline Skylar as my mate." Air mataku mulai turun secara perlahan.Hatiku terasa hancur menja...