GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]

By PoppiPertiwi

42.8M 3.4M 5.1M

GALAKSIKEJORA by PoppiPertiwi | Bagian 2 atau Sekuel novel Galaksi. Dapat dibaca terpisah Selamat membaca kis... More

RAVISPA
KEJORA: KEMBALINYA MEREKA
1. LORONG UTAMA SMA GANESHA
2. BS (Belakang Sekolah) 1
3. BS (Belakang Sekolah) 2
4. PUKUL RATA (1) + FILM GALAKSI
5. PUKUL RATA (2)
6. USAHA PERTAMA
7. FLASHMOB SMA GANESHA
8. PILIH GALAKSI ATAU KRIS?
9. RAVISPA ANGKATAN 9
10. MUDAH JATUH CINTA, MUDAH JUGA KEHILANGAN
11. SURAT KEJORA & JARGOM
12. JANJI
13. PUJANGGA BUNGA KRISAN
14. KEHILANGGANNYA
15. AKU, KAMU & DIA
16. API UNGGUN & BENCI
17. DIA TIDAK BAHAGIA DENGANMU
18. PERISAI
19. RAVISPA, AVEGAR, & JARGOM
20. DI TEPI JALAN
21. PIRAMIDA
22. TITIK TERENDAH
23. ORIGAMI
24. MALAM PERAYAAN
25. DEKAP LUKA
26. MUTIARA
27. DI ANTARA GALAKSI & SARAH
28. MAAF RA
29. JATUH CINTA (LAGI)
30. SEMOGA BAHAGIA RA (PUTUS)
31. BERBALIK ARAH
32. REMEMBER
33. SIAPA
34. You Were Beautiful
35. Something New
36. SARAH AMEIRA
37. KEJORA, GALAKSI & SARAH
38. TELL ME THE TRUTH
39. KEJORA & SARAH
40. BIANGLALA & SI CANTIK KEJORA
41. PUTUSNYA GALAKSI ALDEBARAN & SARAH AMEIRA| YOURS
42. SUNMORI RAVISPA
43. ANTAR KETUA
44. KEMBALINYA AVEGAR
45. LINDUNGI SEKOLAH KITA!
46. BALIKAN? [OPEN MEMBER GRUP & RULES]
47. AWAL BARU MENJADI PACAR KETUA GENG 18 MEI (VOTE & INFO PO BAJU RAVISPA)
48. KONVOI, GRAFITI RAVISPA & SEBUAH KEJADIAN
EXTRA PART GALANG GANESWARA | THE CHICAGO ELIFE PRINCE | RAVISPA 9
50. LIGHT IT UP: BERDAMAI DENGAN MASA LALU
51. SELAMAT DATANG AYAH
52. MIRACLE & TERBUKA
53. HEARTBEAT & FANI MALANI
54. RASA YANG PENTING
55. HIS LITTLE SECRET & CONFESSION
56. CHOOSE HER (SARAH)
57. AMERIKA & MAAF RA [PROSES PENERBITAN]
VOTE COVER NOVEL GALAKSIKEJORA + GIVEAWAY
58. GALAKSIKEJORA + INFO PO NOVEL GALAKSIKEJORA TGL 2 DESEMBER
FOR NEXT STORY: GALANG & GHEA

49. RUMAH SAKIT

366K 34.3K 131K
By PoppiPertiwi

Happy 34 Juta Pembaca Ravispa Crew Geng!🏴‍☠️ Selamat 34 Juta View Untuk Pasukan Pembaca Cerita GalaksiKejora

Terima kasih banyak yaa<3

Hai Semuanyaaa! Kalau Kalian Mau Ikutan PO Baju Ravispa Lagi & Gak Mau Ketinggalan (Tenangg) Kalian Masih Bisa Ikutan Karena Setelah Kemarin Team Mutusin Untuk Memperbanyak Kaus Ravispa Kita (Segera Restock)

Ada Lengan Panjang & Lengan Pendek Juga Mulai Dari Size M, L, XL & XXL Ada Sistem COD-nya Juga. Kalian Masih Bisa Nabung Duluu Untuk Punya Baju Ravispa nya<3 Follow Dulu Shopee: Paviscostore yaa untuk dapat infonya! Kamu Yang Sudah Atau Belum Follow Akun Shopeenya?

Kamu Sudah Ikutan Atau Belum Ikutan Jemput Baju Ravispa nya?<3

Hello semuanyaa kita kembali lagi sama PoppiPertiwi geng💜💜🏴‍☠️🏴‍☠️ Ada yang sudah sangat gak sabar bacanyaa?

Jam Berapa Kamu Baca Cerita Part 48 GALAKSIKEJORA Ini??

Username, Name atau Siapa Aja Yang Hadir Untuk Baca Part Ini?

1-10 Ekspresi Favoritmu Ketika Cerita Ini Update Lagi Apa?

Di Part Ini Kamu Akan Berada Pada Team Galang atau Lorenzo?

Siap Untuk Mengisi Tiap Paragraf & In-Line Part Ini Dengan Komentar Kalian?

49. RUMAH SAKIT

"Tempat terbaik di dunia ini adalah ketika kita bisa menjadi diri sendiri saat bersama orang yang kita cintai." — Galaksi Aldebaran

"Kita tidak pernah bisa mencintai tanpa terluka." — Kejora Ayodhya

"Berani sama ceweknya aja. Berani sama pacarnya gak?" — Guntur untuk Kris

"Aneh banget jadi cewek gak sadar diri," — Sarah untuk Kejora

"Diam jauh lebih elegan daripada sibuk menghakimi dan mengumbar kekurangan orang lain tapi lupa bercermin." — Kejora untuk Sarah

"Tidak selamanya seseorang akan terpaku untuk berada disampingmu dan menemanimu jadi hargai dia selagi dia masih ada di sisimu." — Bams Adnyana

Suasana rumah sakit masih belum renggang namun kini lebih tenang. Galaksi memang belum sadar namun beberapa orang sudah boleh masuk ke dalam kamar rawat inap VVIP-nya walaupun dibatasi. Kejora duduk di sebelah brankar tempat Galaksi yang masih dibawah pengaruh obat bius sementara Sarah berdiri di dekatnya sambil memandang Kejora sinis—seolah dia yang harusnya berada di sana. Bukan Kejora.

"Kejora," panggil Nova membuat Kejora menoleh. "Ayo makan dulu. Dari tadi belum makan kan?" tanya Nova perhatian. Karena Nova sudah menganggap Kejora sebagai adiknya sendiri.

Namun seperti yang sebelum-sebelumnya. Kejora hanya menolaknya. "Nanti aja. Duluan juga gapapa. Masih nungguin Galaksi dulu di sini."

"Yang lainnya udah pada makan Ra. Dua kali malah. Lo aja yang belum. Kantinnya kebetulan juga belum tutup kalau takut biar Bang Nova anterin. Nanti lambungnya malah kenapa-napa. Galaksi pernah cerita lo pernah ngalamin asam lambung. Bener?" tanya Nova lebih spesifik. Kejora menatapnya tidak enak hati karena terus menolak.

"Kenapa cuman Kejora yang ditanyain? Kalau aku kok enggak?" tanya Sarah pada Nova.

"Tadi kan Sarah udah makan bareng Kakek." Nova membalas cukup pengertian meski sedikit kesal karena sejak tadi Sarah ribut di ruangan—tidak terima karena Kejora terus yang boleh duduk di sebelah Galaksi. "Emang laper lagi? Kalau laper lagi ada yang siap anterin. Tuh Nyong lagi free," toleh mereka.

Nyong yang mendengar namanya disebut dengan sigap cengar-cengir lalu mengedipkan sebelah matanya dengan genit pada Sarah membuat Sarah bergidik ngeri karenanya.

"Kok bang Nova maunya nganterin Kejora aja? Kok Sarah sama Nyong? Gak adil!" Sarah mulai merajuk.

"Lo bisa gak sih jangan teriak-teriak? Galak lagi istirahat," tegur Jordan.

"Iya tau kalau Galaksi lagi istirahat. Emangnya gue buta apa?" jawab Sarah ngegas.

"Lah baru nyadar lo? Selain cari perhatian. Lo buta juga?" jawab Jordan lebih keras.

"Jangan gitu Dan. Sarah cewek," tegur Nova.

Jordan mendengus tidak senang. "Cewek gila."

Guntur yang sedang duduk di sofa bersama teman-temannya tidak bisa menahan tawanya. Ia lalu tertawa lepas yang lantas diperhatikan dengan sangat serius oleh Septian, Bams, Oji dan Nyong. Begitu ditatap seperti itu membuat Guntur meminta maaf karena kelepasan tertawa dengan sebutan yang dilontarkan Jordan untuk Sarah tadi.

"Ngapain lo ketawa?!" tanya Sarah kesal.

Guntur gelagapan. "Eh enggak tuh Sar. Masa iya gue ketawa? Tapi sebutannya cocok sama lo. Cewek gila," lalu Guntur lanjut tertawa membuat Nova menghela napas.

"Lo semua tuh kenapa sih kalau sama Kejora baik-baik aja perlakuannya. Emangnya dia malaikat apa sampe lo semua segitunya? Coba sama gue. Kenapa pada sarkas-sarkas banget ngebalesnya?" tanya Sarah pada mereka yang ada di ruangan sana.

"Kenapa nanya sama kita Sar? Tanya sama diri lo sendiri kenapa kita kaya gitu ke lo," ujar Bams tidak tahan meski cukup tenang.

"Bisa tenang gak?" tanya Septian dengan suara berat. "Kalau gak bisa keluar aja," ujar cowok itu lagi yang sejak tadi diam saja dan tidak mengeluarkan sepatah katapun sejak masuk ruangan.

Sarah melotot. Dia diusir?

"Tau malu dikitlah Sar. Dikit aja gak usah banyak-banyak itu udah mending," ujar Oji.

"Udah gak punya rasa malu," ujar Guntur di sebelahnya.

Dengan kesal Sarah lalu menuju ke sofa panjang abu gelap tempat di mana anak-anak Ravispa duduk lalu mengambil tasnya—sehingga bunyi kerincing terdengar. Cewek dengan pakaian sekolah itu lantas pergi dari ruang rawat Galaksi—entah kemana. Seketika itu keadaan kembali hening. Hanya ada suara Guntur dan Oji yang sedang berbincang tentang Sarah.

"Biasalah caper," ujar Oji. "Dikiranya bakal dikejar apa?"

Nyong geleng-geleng kepala tertawa. "Mulut lo Ji,"

Oji tertawa ringan. "Habisnya bikin gue kesel ngomong terus dari tadi di sini. Kalau gak gitu ribut. Nah kalau gini kan adem. Gak ada pengganggu. Galak juga masih butuh istirahat," ujarnya.

"Dikiranya bakal dikejar kali ya? Special banget main kejar-kejaran," kekeh Guntur.

"Kejar aku bwang," goda Nyong pada Guntur.

"Sana lu! Ngejar Sarah aja dia butuh lo kejar!" Guntur mendorong pelan Nyong.

Nyong bergidik. "Ngapain ngejar mak lampir?"

Guntur tertawa. "Tadi hawanya panas banget. AC aja gak kerasa di badan gue pas ada Sarah. Sekarang udah mulai dingin. Tadi berasa gue lagi ujian diawasin Bu Dayu dari samping," kelakarnya.

"Makanya lo jangan nyontek mulu," ujar Oji.

"Pengalaman paling gak gue suka tuh. Bikin deg-degan. Geser dikit semakin diliatin. Dari sebelah lagi berdirinya! Tau aja Bu Dayu gue nyimpen hape di laci meja gue ketutup pake jaket," kekeh Guntur.

"Kok lu deg-degan anjir Tur deket Bu Dayu? Jangan-jangan selama ini lu jodohnya??!" tanya Nyong.

"Sembarangan!" Guntur langsung membantah. "Bu Dayu sukanya Pak Nurdin!"

"Ngegibah guru is another level of murid teladan," kata Jordan.

"Cangkeman lu Dan. Mana ada murid teladan ngegibahin guru kaya gini?!" tanya Nyong.

Suasana kembali cair. Ruangan rawat inap Galaksi ini ditaksir dengan harga yang tidak main-main. Dia langsung dipindahkan ke ruang VVIP. Keluarganya yang langsung mengurusnya bahkan mengganti apa yang sudah Septian berikan tadi agar Galaksi bisa cepat ditangani. Padahal Septian hanya membawa dompet kulit hitam tipis dengan pecahan dua puluh ribu namun kartu debitnya cukup banyak. Ruangan ini besar. Di lengkapi dengan televisi, AC, juga sofa dan meja.

Kejora memandang Galaksi lalu menguatkan genggaman tangannya pada tangan Galaksi yang terinfus. Cowok itu masih bernapas dengan teratur. Belum ada tanda-tanda Galaksi akan membuka matanya.

"Ra," panggil Bams. "Gak mau pulang aja? Biar gue anterin," ujarnya lagi, sedikit lembut. Bams cukup khawatir karena Kejora tidak mau berbicara apapun sejak tadi bahkan sampai sekarang. Dia hanya diam saja. Kejora juga hanya makan sekali tadi—itupun diantar oleh Bams ke kantin.

Kalau kata Jordan tadi seperti ini, "Ra kalau lo gak makan terus lo kenapa-napa pas Galak bangun gimana Ra? Bisa habis kita-kita ditangan Galak Ra kalau lo kenapa-napa,"

Lalu begini lagi kata Oji, "Jangan salah Ra! Walaupun Galak lagi kaya gitu. Tapi tenaganya masih kuat banget buat ngebantai kita berenam Ra! Jadi mending makan ya Ra?" bujuk Oji.

"Pulang sama Bwank Nyong aja Ra! Biar aman!" ujar Nyong.

"Sama gue aja Ra! Pulang sama gue," rebut Guntur. "Biar Galak bangga punya temen kaya gue!" ujarnya lagi dengan bercanda.

Jordan terdiam mendengarnya. Ia masih menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpa Galaksi. Andai saja dia tidak terlambat. Andai saja Jordan bergerak lebih cepat. Sudah pasti Galaksi tidak akan seperti ini. Jordan malu karena selama ini Galaksi selalu melindunginya bahkan sangat berjasa dalam hidupnya sebagai teman namun yang Jordan lakukan justru tidak bisa melindunginya.

Keterlambatan yang membuat Jordan bersalah. Mungkin bisa jadi seumur hidupnya.

"Nantian aja pulangnya. Masih pengen nungguin Galaksi," ujar Kejora.

"Tapi janji pulang ya? Udah malem juga Ra. Kasian Abang lo nyariin lo nanti. Kita-kita udah bikin jadwal buat jagain Galak di sini setelah pulang sekolah. Sekarang giliran Jordan sama Oji," ujar Bams. "Inget Ra lo cewek. Butuh istirahat sama makan. Kalau lo sehat kan bagus jadi ada yang bisa nemenin Galaksi," sebutnya lagi.

Kejora hanya bergumam terima kasih menurutinya. Meskipun ia belum rela meninggalkan Galaksi.

"Gue tau Galak petarung yang kuat. Dia gak pernah lengah. Tapi kenapa dia bisa kaya gini?" tanya Nova pada Jordan.

"Dia diserang dari belakang. Harusnya dia sadar. Tapi mungkin kondisi tubuhnya lagi gak siap. Itu buat dia kaget karena dia udah kena tusuk dari belakang," ujar Jordan.

"Tapi tusukannya di dada," ujar Nova dengan kening mengerut.

Jordan mengangguk. "Emang itu sasarannya."

"Who?" tanya Nova. "Maksudnya siapa Lorenzo Lorenzo yang tadi lo sama yang lainnya sebut?"

"Panjang ceritanya. Yang jelas dulu Bos gue ini percaya banget sama Lorenzo. Tapi karena suatu kejadian mau gak mau Galak nyari orang yang tepat buat Ravispa. Sekarang dia lagi ngeburu Lorenzo karena nusuk Galak," ujar Jordan menjelaskan secara singkat.

"Lo gak nyegah dia?" tanya Nova pada Jordan—karena sangat tahu hanya Jordan lah yang bisa mencegah hal-hal seperti itu terjadi. Terbukti ketika Galaksi atau teman-temannya yang lain tidak sengaja terlibat pertarungan dengan yang lain.

Jordan menggeleng. "Gue gak bisa ninggalin Galaksi. Gue malu karena gue gak bisa ngebales apa yang udah Galaksi lakuin ke gue. Dia banyak ngebantu gue. Sementara gue? Gue gak pernah bisa jadi orang yang berguna buat dia," ujarnya dengan penuh penyesalan.

"Bukan salah lo," Nova menoleh. "Emang udah jalannya Galaksi harus kaya gini."

"Thanks udah ngebuat gue ngerasa lebih lega," ujar Jordan.

"Lo sering main ke rumah gue Dan. Udah gue anggep sama kaya Galaksi adik gue sendiri. Jangan sungkan kalau ngobrol sama gue," ujar Nova.

"Gue cuman lagi ngerasa malu sama lo Bang. Sama Galaksi juga. Keluarga lo ngebantu banyak banget keluarga gue. Bahkan urusan-urusan internal juga Galaksi suka bantuin gue. Tapi gue malah ngecewain semua orang yang ada di sini. Gue merasa gak berguna jadi wakilnya dia," Jordan menatap lantai dengan pandangan gamang dan kedua tangan bersidekap.

Bams menepuk punggung Jordan. "Siapa yang bilang lo gak berguna? Lo wakilnya Galak yang selalu pasang badan kalau di antara kita ada yang kenapa-napa. Gue tuh bangga banget sama lo Dan," hibur Bams.

"Gue juga bangga sama lo Dan. Bangga banget walaupun lo ngebuat rank di ML gue turun. Sumpah Dan kaga ngapa-ngapa dah," ujar Guntur.

"Mau ketawa tapi itu Guntur," ujar Oji.

Bams tertawa. "Apa sih yang gak buat lo Dan?"

"Asep juga pasti bangga sama lo Dan! Biarpun lo minjem sepatunya dia, mobilnya dia, motornya dia, jam tangannya dia. Dia pasti bangga sama lo Dan apalagi sekarang! Super duper bangga!" ujar Nyong.

"Lo semua tuh lagi muji gue apa ngingetin gue sama barang-barang yang pernah gue pinjem ke Asep?" tanya Jordan.

"Kan kaya kata lo Dan. Kalau bisa keduanya kenapa harus satu?" tanya Nyong.

"Sial kemakan omongan sendiri!" maki Jordan.

"Lo udah ngelakuin yang terbaik Dan. Gue salut," komentar Septian pendek namun tegas terdengar di telinga semua orang yang ada di ruangan itu.

Jordan hanya bisa memainkan kakinya yang menyilang dan bersender di dinding dengan raut wajah sedih. "Lo semua ngomong gitu karena pengen nyenengin gue aja kan?"

"Gak Dan," Bams membantahnya. "Lo emang udah ngelakuin yang terbaik sebagai wakil Ravispa. Gak ada yang kurang dari lo. Udah pas," ujarnya lagi.

"Sorry semua gue belum bisa ngelakuin yang terbaik. Gue bakal belajar lebih banyak ke depannya," ujar Jordan.

"Aduh mellow bener Dah. Keluar dulu dah gimana Dan. Butuh rokok kayanya lo," Guntur berdiri menepuk celananya lalu melangkah dan menyeret Jordan. "Kali aja kita liat perawat-perawat cantik di depan. Ayo Dan! Jangan malu-malu kucing gitu lo biasanya juga mau," ujar Guntur.

"Ayo sini gue anterin juga pengen liat yang seger-seger juga!" ujar Nyong berdiri.

"Gila dah Galang gak balik-balik disamperin temen-temennya juga kayanya gak mempan dia udah marah banget itu mau ngabisin Lorenzo," komentar Oji.

Lalu ketiganya pergi meninggalkan ruangan tempat di mana Galaksi masih dirawat. Setelah keluar mereka melihat Kakek dan Nenek Galaksi juga Aika yang duduk sangat jauh di depan ruangan. Membuat ketiganya bingung karena: "Mengapa Aika duduk sangat jauh?"

Buru-buru Nova keluar dari ruangan karena tahu Aika masih di luar. Bisa gawat kalau Aika terkena bujuk rayu Jordan, Guntur atau Nyong. "Yang ini jangan. Yang lain aja yang lo pada godain," ujar Nova.

"Buju buset Bang belum juga digodain," ujar Guntur.

Nova hanya memandangnya dengan tatapan datar karena Guntur sudah punya niat untuk mengganggunya.

"Cemewew lu Bang?" tanya Jordan.

"Bukan," jawab Nova. "Dia dateng sama gue," ujarnya lagi.

Jordan manggut-manggut. "Kalau bukan kenapa gak boleh?"

"Lo gak bakal sanggup ngadepinnya. Dia sedikit—enggak bukan sedikit. Dia kelebihan ajaib," ujar Nova.

"Ajaib gimana tuh Bang? Bisa ngebuat gue ngerebut tahta semua kerajaan bawah laut gak?" gurau Guntur.

"Yeee! Mauan!" toyor Nyong pada Guntur.

"Mungkin," jawab Nova. "Kalau kenalan boleh. Asal jangan aneh-aneh."

"Kalau pawangnya model elu. Mana berani Bang kita-kita," ujar Guntur.

"Nova," panggil Handoko membuat Nova menoleh ke kursi tunggu. Kakeknya itu berdiri. "Gimana Galaksi di dalem? Kenapa kamu ninggalin dia di sana sama cewek itu?" tanyanya lagi.

"Emangnya kenapa? Kejora kan pacarnya. Kakek tenang aja. Gak mungkinlah Kejora ngapa-ngapain Galaksi," kata Nova.

"Terus aja kamu belain cewek itu. Semakin dibelain dia semakin besar kepala jadinya," ujar Handoko pada Nova.

"Kakek gak inget apa yang terjadi sama Mama sama Papa? Jangan sampe itu terjadi lagi sama Galaksi atau sama Nova. Biarin kita nentuin apa yang kita mau," Nova berkata sambil menatap kedua mata Kakeknya.

"Bagus, sekarang kamu jadi pembangkang juga Nova?" tanya Kakeknya pada Nova.

"Nova cuman bilang apa yang lagi Nova pengen bilang sama Kakek," ujar Nova. "Siapa yang gak tau Kakek? Semua orang tau. Siapa yang ngemban semua marga Aldebaran? Kakek semuanya kita tau. Tapi tolong Kek. Urusan pribadi Nova ataupun Galaksi. Kakek gak perlu ikut campur," katanya lagi dengan tegas.

"Diajarin siapa kamu kaya gini? Cewek itu? Apa Kejora?" tanya Handoko.

Nova hanya menatapnya dengan benci yang sudah tertumpuk dari lama. "Terus aja Kakek nyalain orang lain padahal itu justru kesalahan Kakek sendiri. Gak pernah berubah," ujarnya lagi.

Nova yang sudah pergi untuk menghampiri Aika yang hanya berdiri diam di tempatnya sambil menatap mereka pun menarik tangan perempuan itu untuk pergi dari sana sementara Handoko yang hendak mengejarnya langsung dihadang Jordan membuat Handoko menatapnya dengan kesal—karena ada seseorang yang menghalangi jalannya.

"Saya sebagai temennya Kejora gak terima temen saya digituin. Minta maaf secepatnya sama dia," ujar Jordan dengan sangat serius membuat Guntur menarik tangannya karena tahu bahwa Kakek Galaksi adalah salah satu orang penting dalam lebarnya sayap perusahaan keluarga Jordan namun Jordan melepaskannya dengan pelan—tidak ingin diganggu.

"Minggir," ujar Handoko. "Urusan saya bukan sama kamu."

"Tapi urusan Kejora juga urusan saya selama Galaksi belum sadar," ujar Jordan.

Handoko terkekeh remeh seolah merasa ada yang lucu dari kata-kata Jordan. "Jadi selain sama Galaksi cewek itu sama kamu juga?"

Jordan yang diambang emosi langsung ditahan Guntur dan Nyong. Kalau saja tidak ditahan. Jordan pasti sudah akan menghabisinya. "Jaga omongan Anda! Temen saya Kejora bukan cewek kaya gitu!" ujar Jordan lagi.

"Minta maaf sama dia sekarang. Atau gak tau balas budi sedikit. Kalau bukan karena dia cucu kesayangan Anda gak bakalan sekolah sampe detik ini. Mungkin sekarang dia udah jadi pengangguran," Jordan mendekat namun Guntur dan Nyong sudah was-was menjaganya.

"Galaksi maksud kamu jadi pengangguran? Dia bisa saya masukan di sekolah mana yang saya mau," ujar Handoko.

"Lihat betapa angkuhnya Anda gak mau meminta maaf pada seseorang yang sudah menolong hidup cucu kesayangan Anda. Terlalu buta kasih sayang? Demi kepentingan pribadi?" sindir Jordan tepat di depan mukanya.

"Saya gak peduli kalau Anda adalah kolega terpenting Papa saya. Mau saya pulang malem ini dicambuk dia karena ngomong kurang ajar sama Anda juga saya gak peduli. Yang saya mau adalah minta maaf sama temen saya sekarang."

"Jangan banyak atur kamu. Lawan kamu bukan saya," Handoko mulai geram dan mengancam.

Jordan terkekeh miring. "Saya emang gak sebesar Anda. Tapi bukan berarti saya gak berani. Tuan gak tau balas budi," kata Jordan sengaja menekankan kata-kata terakhirnya.

"Ayo woi sepet gue pengen ngerokok," ujar Jordan merangkul punggung Guntur dan Nyong mengajaknya ikut serta meski keduanya masih dilanda shock berlebihan.

"Han sudahlah jangan diladenin," ujar Nenek Galaksi, Gracelina. "Aku tau apa yang kamu pikirkan. Kamu ingin memberinya pelajaran kan? Sebelum itu terjadi jangan bertindak lebih atau Galaksi akan semakin membencimu."

"Galaksi memang sudah membenciku," ujar Handoko.

"Lalu kenapa kamu masih saja memaksanya? Biarkan dia bernapas dengan lega dengan hidupnya," ujar Nenek Galaksi.

"Aku sudah janji pada Ginanjar," ujar Handoko. "Bahwa nanti ketika hari Ginanjar—"

"Kita gak akan membicarakan itu di sini," Gracelina menyanggahnya. "Itu luka mendalam bagi Galaksi dan Nova. Gak seharusnya kita berbicara hal seperti itu pada saat-saat seperti ini."

"Anak itu semakin liar saja kenal dengan Kejora," ujar Handoko duduk lalu Gracelina duduk di sebelahnya—hanya bisa menatap suami keras kepalanya.

"Benar kata Nova. Kamu selalu menyalahkan orang lain padahal itu perbuatanmu sendiri," sebelum Handoko marah Gracelina sudah berusaha menahannya. "Kamu ingat apa yang pernah terjadi pada Nova? Kamu menyalahkannya karena hanya di hari itu saja dia hampir membuat semua orang di kantor di PHK. Padahal itu kesalahanmu Han karena tidak hadir untuk mengajarinya mana yang harus dia ambil mana yang bukan," ujar Nenek Galaksi.

"Jadi kamu menyalahkan aku?"

"Jangan terlalu keras pada mereka berdua," Nenek Galaksi memberitahu.

"Anak itu salah didik Anggun. Jadi seperti itu kan sekarang. Pembangkang," Handoko lagi-lagi menyalahkan orang lain.

"Anggun tak pernah salah mendidik anak. Dia membesarkan Nova dan Galaksi dengan benar. Galaksi seperti itu karena dia gak betah. Dia ingin hidup dengan rasa bebas tanpa perlu diatur semua kehidupannya," Gracelina berbicara. "Cobalah untuk mengerti Galaksi sesuai keinginannya bukan sesuai keinginanmu."

"Sudahlah berdebat terus membuatku pusing. Bagaimana keadaannya?" tanya Handoko pada Gracelina.

Nenek Galaksi menoleh. "Belum sadar," jawabnya begitu tahu maksudnya.

"Nova juga bergaul dengan cewek itu. Padahal aku ingin Nova bersama Bianca," Handoko mengutarakan apa yang ia mau. "Apa kita perlu menyingkirkan Aika?"

Gracelina menatapnya bingung dan lelah. "Mereka tidak ada hubungan apa-apa."

"Tapi terlihatnya tidak seperti itu," Handoko menghela napas.

"Nova adalah cucu kesayanganku. Kebahagiaannya patut kita perhitungkan. Tapi tidak dengan memaksanya," ujar Nenek Galaksi dan Nova. "Kita tidak perlu menyingkirkan siapa-siapa. Biarkan dia memilih. Dia sudah besar. Sudah dewasa dan mengerti banyak hal."

"Kenapa kamu gak pernah satu jalan pikiran denganku?" tanya Handoko.

"Kita sering satu jalan pikiran tapi kamu yang selalu mengacaukannya. Kamu pikir mereka hidup bahagia atas kesepakatan-kesepakatan yang kamu buat dengan orangtua Sarah ataupun Bianca?" tanya Gracelina dan itu justru membuat Handoko membeku.

"Kamu tau Han? Kamu bahkan sudah kehilangan Galaksi dan Nova sejak lama," kata Nenek Galaksi lalu berdiri dan masuk ke dalam ruang rawat inap meninggalkan Handoko sendirian.

****

"Kejora," panggilan lembut dari Nenek Galaksi membuat Kejora yang sejak tadi tidur di sebelah Galaksi menoleh dan langsung duduk dengan benar. Respons seperti itu membuat Gracelina tersenyum sementara Kejora merasa tidak enak hati karena membiarkannya berdiri.

"Kenapa kamu gak pulang? Sudah malam. Biar Galaksi dijagain sama yang lain dan Nenek."

"Belum malem-malem banget em—"

"Panggil Nenek juga boleh," mengerti kebingungan Kejora.

"Anak ini emang nakal banget kalau sudah bangun nanti Nenek bakal jewer telinganya," kata Gracelina membuat Kejora terus memperhatikannya dan tersenyum mendengarnya. Cukup lega karena Nenek Galaksi lebih ramah dari yang ia kira.

"Kamu temen satu kelasnya?"

Kejora menggeleng. "Sa—saya, Kejora maksudnya... bukan temen sekelasnya. Kita beda kelas," Kejora menggerutu dalam hati karena tidak bisa mengontrol dirinya untuk cukup tenang di depan Nenek Galaksi.

"Pacarnya?" tebak Nenek Galaksi.

Kejora hanya terdiam sambil mencoba menenangkan kegugupannya.

"Dia pernah cerita tentang kamu," Gracelina bercerita. "Katanya kamu cewek paling pinter di sekolah. Dia juga pernah bilang kalau dia suka ngeliatin kamu dulu tapi waktu ditanya udah kenalan sama kamu atau belum dia cuman diem aja. Saat cerita Nenek selalu perhatiin ekspresinya. Apalagi matanya. Gak perlu Nenek tebak pun Nenek sudah tau bagaimana perasaan dia buat kamu. Waktu nyebut nama kamu dia keliatan seneng, bahagia, dan juga bangga. Seperti saat dia cerita tentang Ibunya dulu yang desainer terkenal," ujarnya lagi.

"Dia susah percaya sama perempuan. Itu kenapa Nenek kaget dia punya pacar," ujarnya lagi.

"Dia gak nakalin kamu kan?" ditanya seperti itu membuat Kejora panas dingin di kursi tempat duduknya sambil menatap Galaksi berharap cowok itu bangun untuk membantunya.

Gracelina tertawa melihat ekspresi Kejora. "Baru kali ini saya bisa melihat wajah kamu dari dekat. Biasanya cuman sepintas lalu aja. Kalau ngobrol pun kurang nyaman karena banyak yang ngeliatin kita."

"Seneng kenalan sama Nenek," ujar Kejora tulus.

"Seneng juga kenalan sama kamu," balas Nenek Galaksi.

"Nenek udah makan? Atau mau dibukain buah?" Kejora menawarinya membuat Gracelina tersenyum.

"Enggak usah," Gracelina memandang Kejora dengan cukup tajam. "Kamu tau. Galaksi mendapat banyak tawaran perempuan tapi yang dia lakukan justru menolak banyak perempuan itu demi kamu?" ditanya dengan nada seperti itu membuat Kejora bingung.

"Maksudnya Nek?" Ada aura yang mendadak berbeda. Belum lagi tadi teman-teman Galaksi semuanya memilih keluar meninggalkan mereka bertiga.

"Tolong jangan kecewakan saya karena saya memilih berada di pihakmu. Galaksi adalah cucu kesayangan saya. Pilihannya harus saya dukung. Melindunginya juga adalah tugas saya. Tapi kalau saya dengar kamu menyakitinya. Mungkin saja bisa terjadi banyak hal padamu," ujar Nenek Galaksi berniat meninggalkan Kejora yang masih terpaku.

"Nenek kok ngomong gitu?"

"Iya saya lagi ngancem kamu. Tapi tenang saja. Selama Galaksi memilih kamu. Saya akan tetap mendukungnya." Gracelina lalu menaruh sesuatu di rok paha Kejora—berupa kalung. "Gunakan itu kalau kamu bertemu orang-orang suruhan suami saya," lalu Gracelina pergi meninggalkan Kejora dalam keheningan dan kebingungan yang sangat panjang.

Kejora mengangkat dan memandang kalung tersebut. Kalungnya tampak berkilau—pasti sangat berharga. Ada senyum di bibir Kejora karena didukung oleh Nenek Galaksi meski dengan cara yang lebih tegas. Itu berarti dia peduli. Namun tak urung juga hatinya merasa tak nyaman—takut karena menghadapinya seorang diri. Ia lalu memandang Galaksi dan kembali menggenggam tangannya.

"Cepet bangun yaa Gal. Jangan tidur lama-lama. Emangnya kamu gak kangen sama aku Gal? Atau sama temen-temen kamu?" Kejora lalu terdiam sebentar.

"Kamu bakalan bangun kan Gal?" tanya Kejora namun tak ada yang menjawabnya.

****

"Sarah tenang aja," itu suara Kakek Galaksi, Handoko menghibur Sarah. "Jangan nangis lagi. Dia bukan apa-apa tanpa orangtuanya apalagi sekarang Galaksi lagi sakit. Gak ada yang jagain dia. Kalau Kakek bilang. Galaksi untuk kamu. Berarti dia untuk kamu," ujar Handoko menyakinkan.

"Beneran Kek? Galaksi gak bakal sama Kejora kan?" tanya Sarah sedih di sebelahnya.

Handoko mengangguk. "Dari dulu Kakek sangat ingin kamu bersama Galaksi. Keputusan Kakek tidak akan berubah," tutupnya.

****

Selama beberapa hari Kejora sudah bolak-balik rumah sakit—berharap Galaksi kembali pulih dengan semula namun harapan hanya harapan karena Galaksi tak kunjung membuka matanya. Sepulang sekolah Kejora langsung ke ruang di mana Galaksi belum sadar. Ketika membuka pintu hanya ada Septian dan Bams di sana—menjaga Galaksi.

"Kalau Galak sadar pasti dia betah banget Ra lo perhatiin kaya gini. Bisa-bisa gak pergi kemana-mana dia," kekeh Bams.

"Dia belum sadar juga?" tanya Kejora.

"Belum," jawab Septian. "Tadi dokter meriksa dia. Dia bilang dia gak bisa menentukan kapan Galaksi bisa bangun tapi perkiraan dia secepatnya."

"Gimana kalau Galaksi enggak—"

"Enggak Ra. Galaksi pasti bangun," potong Bams—tidak mau mendengar kata-kata Kejora karena dia sendiri juga takut dan tak mau Galaksi kenapa-napa.

"Kita mau makan sama sholat dulu Ra. Lo jagain Galak bentar di sini," Bams berdiri dari sofa lalu Septian juga melakukan hal yang sama dan pergi dari ruangan saat Kejora mengangguk—menyetujuinya.

****

Galaksi yang masih bernapas dengan teratur pun dengan perlahan membuka matanya. Sinar lampu di ruangan ini membuatnya silau. Sewaktu menoleh ke kanan ia menemukan seorang perempuan sedang tertidur pulas di brankar nya. Kejora menelungkupkan kepalanya di sana dengan rambut yang berantakan yang membuat Galaksi mengusap kepala dan rambutnya—memaksa tangannya yang keram agar terbiasa.

Usapan sayang itu ternyata berdampak. Membuat Kejora bangun dan terkejut melihat Galaksi yang menatapnya. "Gal kamu? Sadar?"

"Aus Ra," kata Galaksi serak membuat Kejora dengan cepat-cepat mengambil gelas kaca di sebelah menuangkan air lalu memberikannya pada Galaksi.

"Kamu kok tidur di sini?" tanya Galaksi setelah selesai minum.

"Iya nih soalnya pacar aku sakit," goda Kejora membuat Galaksi tertawa pelan mendengarnya.

"Kamu bisa kunci pintunya?" Galaksi memberitahu.

"Kenapa? Septian sama Bams masih di luar kasian,"

"Kunci aja biar mereka nunggu di luar," ujar Galaksi.

Kejora lalu menuruti apa yang dimau Galaksi lalu mengunci pintu dan bergerak menuju brankar. Galaksi lalu mengulurkan tangannya membuat Kejora menyambutnya. "Masih ngantuk?"

Kejora menggeleng. "Enggak emangnya kenapa?"

"Sini tidur di sini," Galaksi menyuruh Kejora tidur di sebelahnya.

Kejora melotot. "Yaampun enggak Gal! Ntar roboh gimana?"

Galaksi tak mendengarkannya lalu menarik Kejora agar cukup dekat dengannya dan agar tidur di sebelahnya membuat Kejora menuruti saja kemauan Galaksi membuat Kejora menatapnya kesal. Galaksi menaikan sebelah tangannya agar infus di tangannya tak sampai lepas saat Kejora tidur di sebelahnya—supaya perempuan itu nyaman dengan posisinya membuat Galaksi bisa memeluknya dengan leluasa.

"Kangen," bisik Galaksi di samping telinga Kejora membuat Kejora meremang seluruh tubuh.

"Aku ngerasa pegel. Berapa lama aku udah tidur?"

"Dua hari," Kejora menjawab.

"Harus cepet-cepet sembuh biar bisa nongkrong."

Kejora menggelengkan kepalanya heran. "Ada ya orang habis ditusuk malah nongkrong?"

"Ada aku buktinya."

"Aneh banget punya cowok," balas Kejora.

"Gak nongkrong gak sembuh Ra,"

"Terserah aja deh. Yang penting kamu cepet sembuh."

"Sembuh dong kan baru buka mata udah liat muka kamu. Langsung seger jadinya."

Kejora mendorong tubuh besar Galaksi karena cowok itu terus memeluknya dengan erat di atas brankar dengan gemas membuat Galaksi meringis karena Kejora tidak sengaja menyentuh dadanya hal itu membuat Kejora sangat panik sampai duduk. "Aduh Gal maaf. Maafff. Sakit ya? Yang mana sakitnya?" tanya Kejora dengan wajah pias namun Galaksi hanya memperhatikannya.

Lalu ia tertawa setelahnya. "Enggak Ra cuman gitu doang gak sakit."

Rasanya Kejora ingin sekali memukul bahu Galaksi dan hal itu membuat Galaksi tambah tertawa melihat wajah kesal pacarnya.

"Tadi Sarah ke sini nitip ini buat kamu. Kamu mau buka?" Kejora menunjukan tas belanja untuk Galaksi membuat Galaksi menggeleng padanya. Tadi memang Sarah sempat kemari namun karena melihat Septian dan Bams—terutama Septian dengan kata-kata tajamnya beberapa hari lalu untuk Sarah membuat Sarah pergi—tidak kuat satu ruangan dengannya.

"Gue lagi sakit bukan lagi ulang tahun," ujar Galaksi melihat hadiah yang diberikan Sarah.

"Jadi mau kamu buka enggak?"

"Taruh aja kenapa atau kembaliin Ra. Biar dikiranya aku gak ngasih harapan ke dia."

Kejora lalu menyimpannya di laci putih sebelah brankar tempat tidur Galaksi. Membuat Kejora lalu duduk di sebelahnya dengan benar sambil memperhatikan Galaksi sementara cowok itu kembali merebahkan dirinya. Bohong kalau dia bilang dia tidak sakit saat tidak sengaja tangan Kejora menyentuh dadanya tadi. Dia hanya tidak mau Kejora terlalu terbawa pikiran dengan hal itu. Kejora pasti akan sangat sedih kalau itu benar terjadi.

"Kamu udah makan?"

"Harusnya aku yang tanya. Kamu mau makan?" Kejora menatapnya.

"Mau tapi aku mau tanya sesuatu."

"Kenapa Gal?" Kejora lalu berdiri menyiapkan makanan untuk Galaksi.

"Selama aku enggak sadar. Kakek sama Nenek aku ada ngapain kamu?" tanya Galaksi membuat Kejora menghentikan pergerakan tangannya yang sedang menuangkan kembali air ke gelas kaca di atas lemari putih tersebut.

****

Baik Jordan, Septian, Bams, Guntur, Oji dan Nyong sama-sama menatap Galaksi dengan tatapan meminta penjelasan. Terutama Bams. Bisa-bisanya Galaksi menyuruh Kejora mengunci pintu membiarkan ia dan Septian menunggu lama di luar. Bams lalu melirik Kejora tatapannya berubah jenaka karena Kejora dilanda grogi dengan pipi bersemu. Rona merah itu bahkan menjalar sampai ke telinga Kejora.

"Ada ye orang habis kena tusuk malah ketawa-tawa," ujar Jordan pada Galaksi. "Lo doang Gal manusianya."

"Jadi kita-kita gak boleh tau lo udah bangun Gal?" tanya Bams lalu ia melirik Kejora dan kembali menatap Galaksi lagi.

"Gue yang suruh Kejora kunci pintunya," bela Galaksi.

"Akhirnya kekasih gelap gue bangun juga. Kangen gue Lak sama lo," kata Nyong lalu menyeka air mata buayanya. "Gak ada lo berasa hambar hidup gue. Gak ada yang ngajakin gue mesen-mesen nasi bu Gendut lewat tembok belakang."

"Lo kenapa baru bangun Gal?" suara Guntur seperti habis pura-pura menangis. Sangat menghayati perannya. "Kenapa lo gak mikirin gue sama yang lainnya? Kenapa lo tidur berhari-hari? Lo gak tau apa Bu Dayu ngepoin gue sama Jordan terus lo kenapa? Mana Bu Dayu duduk di sebelah Jordan pas ulangan tadi. Gue yang di depannya gak bisa ngapa-ngapain Gal!! GAK BISAAA!!" Guntur dengan nelangsa sambil menarik ingusnya dengan sengaja membuat Oji tertawa.

"Lucu banget muka lo tadi gak bisa berkutik pas Bu Dayu ikut ngegosip sama Jordan," tawa Oji.

"Mau minjem tipe-ex sama Asep aja gue sungkan berasa dimata-matain Bu Dayu dari belakang Gal!!" adu Guntur pada Galaksi.

"Berasa minjem duit lo ya saking sungkannya minjem tipe-ex sultan Asep?" kekeh Oji.

"Noleh aja gue gak berani Gal!! Lo buruan masuk Gal biar Bu Dayu gak bisa duduk di belakang lagi! Berasa ada yang mata-matain gue dari belakang anjir Gal! Bisa-bisa kalau begini terus keram leher gue Gal!" ujar Guntur menggebu-gebu.

"Mau ketawa tapi itu Guntur Gutama," ujar Oji.

"Lo napas aja gue ketawa Tur," ujar Jordan.

"Tukang lawaknya Guntur. Tukang bengeknya Jordan. Indahnya pertemanan ini," ujar Bams.

"Saling melengkapi," ujar Nyong.

"Wuidih saling melengkapi banget gak kita tuh Dan?" ujar Guntur disambut pegangan tangan yang erat dengan Jordan—seolah hari ini mereka sedang kampaye untuk mensukseskan sebuah daerah.

"DUKUNG KAMI COBLOS NOMBER DUA!" ujar Jordan.

"Ngapa nomor dua? Kalau ada no satu?" tanya Guntur heran.

"SUKA-SUKA GUE LAH! KAMPANYE-KAMPANYE GUE! DUKUNG GUE JADI KETUA RAVISPA!!" ujar Jordan berapi-api.

"Wah anjing juga lo Dan. Pengen gantiin gue," ujar Galaksi.

"Kurang ajar emang Lak. Bantai aja nanti yang modelnya kaya Jordan Ghaksan Aditama," ujar Guntur mengompori.

"Bangsat lo Tur! Lo partner gue! Itu artinya lo wakil gue bego!" ucap Jordan.

"Oh iya juga ya? Anjing! Ogah bener jadi wakil lo Dan. Mending gue pulang kampung ke kerajaan. Ada duyung satu. Duyung dua. Daripada jadi wakil lo!"

"Kerajaan primitif," cetus Oji.

"Tadi Kejora cerita kalau Galang juga jenguk gue. Di mana dia?" tanya Galaksi pada teman-temannya.

"Istirahat Gal. Gak perlu mikirin apa-apa dulu," Septian menolak untuk membicarakan sesuatu yang berat dulu sambil menatap teman-temannya agar tidak bercerita pada Galaksi tentang Galang dan teman-temannya. Bukannya Septian tidak mau memberitahu Galaksi namun Galaksi baru saja bangun dan masih masa penyembuhan. Septian rasa kurang tepat membahasnya terlebih hal tentang Galang cukup serius.

"Gal," Nova baru saja tiba dengan Kakek dan Neneknya lalu melihat Galaksi sudah duduk di brankar.

"Dasar anak nakal! Kenapa kamu baru bangun?!" tanya Neneknya menjewer pelan Galaksi membuat Galaksi mengaduh sambil tertawa. "Kamu bikin semua orang di sini khawatir!"

"AW AW NEK! GALAKSI BARU AJA SADAR MASA UDAH DIJEWER??!" Galaksi protes.

"Nek Galaksi kan baru aja bangun masa—"

"DIAM KAMU NOVA!" tegur Neneknya membuat Nova meringis.

"Cucu-cucu takut Nenek," Jordan melontar pada Nova lalu pada Galaksi.

"Kamu juga Jordan. Kalau dateng ke acara Nenek pasti habis makanannya. Kamu kan yang ngabisin?!" tanya Nenek Galaksi menodong Jordan membuat gelagapan.

"Nenek—nenek a ... Jordan bisa jelasin Nek...," Jordan membalas. "Ya Allah Nek! Beneran Nek! Guntur juga ikut makan Nek! Bukan cuman Jordan!" ujarnya lagi.

"Alesan aja kamu itu! Nenek liat kamu yang ngabisin puding-puding tamu penting Nenek!" diberi omongan seperti itu membuat menahan bibirnya untuk tidak tertawa karena ternyata dia ketahuan.

Lalu Handoko keluar mengajak masuk seseorang. Cewek itu Sarah dengan bucket bunga di tangannya. Handoko memperlakukannya dengan benar seperti seorang putri tunggal yang harus dijaga untuk Galaksi lalu dengan heels tinggi dan pakaian serba merah ia menghampiri Galaksi—dengan nada bicara perihatinnya.

"Panas ya," ujar Guntur mengipasi dirinya sendiri padahal ada AC.

"Panas sih AC nya mati kali? Lo kepanasan juga kan Ra?" ujar Jordan pada Kejora.

"Wuidih berasa ada api berjalan," ujar Nyong melihat Sarah.

"Ra," panggil Nyong membuat Kejora memperhatikannya. "Nyemprot nyamuk satu detik. Bebas nyamuk sepuluh jam. Liat kamu satu detik. Terbayang-bayangnya berjam-jam," goda Nyong untuk Kejora.

"YHAAAAA KEJORA," sahut teman-teman Galaksi bersamaan.

"Yaampun Gal akhirnya kamu sadar juga! Aku udah takut kamu kenapa-napa tau?!" Sarah memeluk Galaksi membuat Galaksi tanpa basa-basi melepasnya. Tidak senang dengan perlakuan Sarah padanya.

"Urus diri lo sendiri aja," balas Galaksi pada Sarah.

"Kamu gak boleh gitu sama dia Gal," kata Handoko membela Sarah.

"Kenapa? Ada Kejora di sini. Dia pacar Galaksi. Tolong hargain dia juga. Kalau gitu Kakek aja yang nerima bunga dia. Diperhatiin sama dia. Kelar kan?" ujar Galaksi pada Kakeknya.

****

Selang beberapa hari berikutnya Galaksi sudah masuk sekolah seperti biasa. Cowok itu sudah kembali beraktivitas seperti ketua geng sambil patroli bersama teman-temannya mengelilingi lorong dan turun tangga sekolah secara bergerombolan. Semua orang seolah menyambut kedatangan Galaksi dengan suka-cita. Bahkan Bu Dayu yang sewaktu itu merasa kelas sepi tidak ada Galaksi pun sama senangnya saat Galaksi sudah tiba di sekolah.

Begitu-begitu Bu Dayu, Bu Ita, Pak Nurdin, Pak Maman dan Pak Dandang sebenarnya menjagokan Galaksi karena selalu tanpa absen bersama teman-temannya menjaga jalannya keamanan acara-acara atau event penting sekolah.

"Liat tuh si paling anak Warjok," kata Jordan tertuju untuk Sarah di seberang sambil melirik Galaksi.

"Diemin aja. Lagi butuh amunisi kali dia. Siapa tau bisa nemuin cowok di sana," Galaksi membalas.

"Lo habis sakit bukannya istirahat di rumah malah nongkrong di Warjok Gal," ujar Jordan pada Galaksi.

"Biarin aja. Batu kalau dibilangin susah," timpal Bams.

"Justru itu ketemu temen-temen kaya gini bikin sakit gue hilang jadi gak kerasa. Lagian gue udah minum obat biar cepet sembuhnya," ujar Galaksi.

"Iya bukan lo banget sakit-sakit gitu," kata Guntur.

Galaksi memasang helmnya membuat teman-temannya terus memperhatikannya. Tak terkecuali anak-anak SMA Ganesha lainnya yang memilih nongkrong di Warjok untuk makan, minum atau pun merokok. Mereka sebenarnya kenal Galaksi namun untuk berteman lebih dekat mereka belum sepenuhnya berani apalagi Galaksi adalah kakak kelas mereka. Semua orang di sekolah ini tahu kalau Galaksi Aldebaran adalah ketua geng Ravispa yang paling loyal dan tak terkalahkan.

"Mau kemana lagi lo?" tanya Oji.

"Jemput Kejora. Mau jalan-jalan. Kenapa mau ikut lo Jix?" tanya Galaksi.

Oji mendengus sambil mengambil es dalam gelas plastik berwarna hijau dan duduk di kursi. "Lo manusia gak kenal capek yang pernah gue tau Gal,"

"Mana ada capek dalam kamus hidup Bos gue Ji," Bams memberitahu.

"Bukannya itu Kejora?" Guntur menelusuri ke arah depan dan benar saja Kejora ada di sana sedang berjalan dengan Febbi dan Jihan. Perempuan itu masih saja ragu melangkah ke belakang sekolah padahal pacarnya adalah ketua geng di kawasan ini. Bahkan yang paling ditakuti! Seharusnya Kejora tak perlu setakut itu. Febbi dan Jihan mendorong Kejora agar lebih berani melangkah mendekat sementara Lala dan Fani hanya menatapnya dari belakang.

"Hai Gal," sapa Kejora. "Hai semua," sapanya lagi dengan kaku.

"Yaelah Ra," Jordan tertawa kencang. "Kaku amat nih. Butuh minum gak? Mau gue beliin?"

"Jangan macem-macem Dan," Galaksi menegurnya membuat Jordan tertawa geli.

"Nawarin minum doang Gal masa lo cemburu sama gue?" tanya Jordan masih dengan jiwa humor dan humorisnya namun Galaksi justru menoleh dengan tidak bersahabat padanya yang membuat Jordan cengengesan dengan tidak enak hati padanya karena Galaksi tampaknya tidak senang ceweknya digoda seperti itu.

"Sama temen sendiri cemburuan," Oji menoleh.

"Wajar cemburu gue kan ganteng," Jordan duduk di sebelahnya.

"Anjing mual gue Dan," kata Oji setelah habis minum extra joss.

"Kok bisa ke sini?" tanya Galaksi pada Kejora.

"Tadi di sekolah kita habis latihan jadi sekalian ke sini juga. Taunya ada kamu di sini. Aku kira kamu istirahat di rumah," kening Kejora mengerut.

"Baru aja mau jemput kamu di rumah."

"Mau ngapain?"

"Ini hari sabtu. Kamu harus nemenin aku jalan-jalan," pinta Galaksi.

"Bagus Gal. Cewek gak butuh ditanya. Butuhnya langsung diajak," ujar Jordan berkomentar lalu melirik Septian yang balas menatapnya dengan tajam.

"Asep kan nanya-nanya ceweknya karena dia sopan. Menghargai namanya tau!" balas Bams.

"Masa gue baper sama ketikan doang?" ujar Guntur menatap layar ponselnya.

"Baper kok sama yang virtual," ujar Jordan.

"Iya udah sana Mona buat lo," kata Guntur.

"Enteng bener tuh mulut sekarang," kekeh Nyong. "Dulu-dulu nyerocos sepanjang jalan kalau Mona direbutin sama Jordan sama Jeremy," katanya lagi.

"Udah gue relain," Guntur tertawa melihat teman-temannya.

Oji mendadak serius. "Kalau suka sama Mona bilang. Jangan dipendem. Tiga tahun ngalah buat temen. Gimana rasanya Dan?" ujarnya membuat Jordan menoleh dengan kaget mendengar penuturan Oji.

Bams tertawa melihat reaksi Jordan. "Kaget bener Dan. Gue sama Oji sama Nyong udah tau dari lama lo suka sama Mona dari semenjak kita nemuin foto-foto Mona di hp lo dulu pas lo mabok pas lo kita masih kelas satu," Bams menyeringai.

"Kapan?"

"Lo lagi mabok pas itu," Bams kembali menyeringai jahil.

"Pas di diskotik kan?" tanya Nyong. "Awalnya gue, Bams sama Oji gak curiga apa-apa tentang lo yang perhatian sama Mona pas Galaksi gak mau sama dia dulu. Sampe akhirnya kita berspekulasi kalau lo suka sama Mona cuman karena keduluan Guntur bilang suka sama Mona lo nahan diri dan gak pengen ngerusak sahabatan kita kan?"

Jordan hanya diam saja.

"Sekarang Raja mermed udah dewasa Dan. Dia udah sadar sepenuhnya kalau Mona gak pernah bisa sama dia. Jadi daripada merusak pertemanan dengan pacaran sama Mona lebih baik dia tetep temenan sama Mona. Menurut gue cara yang diambil Guntur ada baiknya juga. Gue juga gak mau kehilangan Guntur apalagi Mona. Keduanya sama-sama temen gue," ujar Bams.

"Kalau pacaran kemungkinan besar kalau putus apalagi gue tau kalau gue sama Mona ujungnya pas ending yang gak sejalan. Trus musuhan. Gue gak mau kehilangan Mona sebagai temen gue," ujar Guntur.

"WOW TURRRR!! RAJA MERMED KITA UDAH DEWASA GAN!" ujar Nyong.

"Raja mermed gituloh!" Guntur menarik dengan bangga kerah kemejanya. "Raja dari segala raja. Raja terakhir," ujar Guntur lagi.

"Apapun masalahnya pertemanan kita gak boleh rusak cuman karena satu cewek. Gue relain Mona sama cowok mana pun yang dia pilih," ujar Guntur.

"Sekarang giliran lo Dan. You turn," Oji berkata dengan terang-terangan membuat Jordan mengusap tengkuknya dengan tidak enak.

Guntur tertawa, "Bisa salting juga lo Dan?"

"BANGSAT!" maki Jordan membuat satu tongkrongan itu tertawa.

"Oalah jadi selama ini ada yang makan hati kalau Mona digodain kita," kekeh Nyong. "Bisa-bisanya lo Dan. Padahal mah ngomong aja kale. Gak bakal ngamuk si Guntur. Paling kerajaan fiktifnya aja yang hancur,"

Oji tertawa kencang. "Kerajaan fiktif,"

"Guntur ngomong gitu kan udah ada yang lain di hatinya," ujar Nyong.

"Gue masih free bebas. Ntar gue cari cewek. Siapa yang mau jadi pacar gue?" tanya Guntur.

"Pusing duluan tuh cewek kalau jadi cewek lu Tur. Pusing ngadepin kerajaan dan imajinasi fiktif lu," sahut Nyong.

"Kita semua sayang Mona. Mona satu-satunya cewek di Ravispa yang udah lama sama kita. Yang paling deket sama kita. Yang mukanya bisa kita liat tiap hari karena sekelas. Dia juga udah kita anggep adik kita sendiri. Kalau ada yang nyakitin dia. Mungkin lo gak akan berhadapan sama gue aja tapi juga sama anak-anak Ravispa lainnya," ujar Bams tapi matanya menatap ke arah Jordan dengan tajam.

"Nanti nanges," Nyong menggodanya.

"Biar waktu yang jawab aja," Jordan duduk dengan benar.

"Bu Gendut! Pesen mie tiga bungkus ya pake telor!" satu tangan Jordan di udara saat memanggil Bu Gendut yang sedang membawakan Baret—teman sekelas Kejora di seberang sana makanan.

"Laper apa doyan lo Dan?" tanya Oji.

****

Kejora menatap Galaksi dengan bingung begitu cowok itu membawa motornya sampai di pertengahan jalan gang besar posko belakang sekolah mereka. Suara seru-seruan teman-teman Galaksi terdengar sangat mendominasi namun tampaknya Galaksi sama sekali tidak terpengaruh olehnya. Cowok itu tetap tenang dengan kedua tangan memegang stir motornya.

Dari samping sini ketika motor itu hendak berjalan mendekatinya Galaksi tampak sangat berkharisma. Cowok dengan gelar ketua geng ini memiliki tubuh yang besar dan tegap. Kaus hitam yang melekat di tubuhnya semakin menarik perhatian yang lain terlebih cewek-cewek anggota Ravispa lainnya yang sejak tadi Kejora tahu sudah memperhatikan Galaksi. Kejora sangat tahu kalau Galaksi adalah tipe cowok yang sangat diinginkan oleh cewek-cewek yang ada di sekitarnya.

Kejora sangat beruntung memilikinya.

"Kamu keren banget," puji Kejora tanpa sadar pada Galaksi membuat Galaksi menoleh lama padanya. Bahkan pandangan Galaksi kini menyorot intens dari balik helmnya yang tertempel stiker Ravispa.

"PEGANGAN YANG KENCENG RAAA!! YAYANG GALAK JANGAN LEPASIN NENG KEJORA!!" goda Nyong di posko.

"PELUK YANG KENCENG RA!! SOALNYA GALAK MAU MODUS NGEBUT-NGEBUT BRUM-BRUUMM!" Jordan ikut-ikutan dengan pose dan gaya orang sedang menggas motornya.

"RA!! RAA!! INGET BACA DOA SEBELUM BERANGKAT RA!" ujar Guntur.

"Ayo naik kamu mau kan?" tanya Galaksi pada Kejora.

*****

"Lo gak bakal bilang apa yang terjadi sama Galang, Lorenzo sama Galak?" tanya Jordan pada Septian yang sejak tadi memilih duduk sambil memeriksa PDF untuk materi pembelajaran besok pada ponselnya.

"Kasi dia bahagia dulu. Dia baru sembuh," Septian menimpali dengan tenang.

"Dia bisa marah kalau dia tau kalau dia orang terakhir yang dapet info tentang Galang sama Lorenzo," ujar Oji ada benarnya juga.

"Kenapa gue gak boleh tau? Emangnya Galang sama Lorenzo kenapa?" tanya Galaksi datang karena ponselnya tertinggal di sudut posko dengan wajah yang datar juga bibir yang menipis dan rahang yang tegang mengeras—benar-benar marah karena teman-temannya menyembunyikan sesuatu darinya.

"Kenapa diem? Jawab! Kenapa gue gak boleh tau tentang Galang? Emangnya dia kenapa?!" tanya Galaksi.

*****

AN: Haiii semuanya kesayangan PoppiPertiwi Gengs! Maaf yaa agak lama udpatenya kemarin aku kurang enak badan tapi karena pengen banget nulis cerita ini jadi aku langsung tulis buat kalian❤❤ Tolong tinggalkan komentar sp, vote & inget juga share cerita Galaksikejora ke semua sosial mediamu yaa supaya aku lebih semangat lagi lanjutnya💖💖 Siapp gaa kalian semuanya?

— GANTUNG YAA?

— 1 KATA BUAT HANDOKO

— 1 KATA BUAT SARAH

— 5 KATA BUAT GRACELINA

SIAPA TEAM SARAHHANDOKO DI SINI?

1-10 EMOJI KETIKA KAMU SUDAH MEMBACA PART INI APA?

Jam Berapa Di Tempatmu Ketika Tiba di Bagian AN ini?

— SPAM NEXT UNTUK NEXT PART YAA (Biar gak sider yaaa kalau bisa sampe 150k yaa aku sudah nulis Galang Secret Part Untuk Kalian)

— SIAPA YANG GAK SABAR KETEMU GALANG DALAM SUDUT PANDANGNYA PARTNYA??❤

— SPAM GALAKSIKEJORA (Biar hafal sampe 150k juga biar aku cepet udpate extra part Galangnya)

TENTUKAN TEAMMU! KEJORA ATAU SARAH?

TENTUKAN TEAMMU! GALANG ATAU LORENZO?

1. SPAM "Galaksi" Untuk Update Cerita Lagi

2. SPAM "Septian" Untuk Yang Suka Septian

3. SPAM "Oji" Untuk Degem Oji

4. SPAM "💜" Untuk Update Cepettt

5. SPAM "💙" Untuk Dukung Galaksikejora

6. SPAM "Bams" Untuk Yang Suka Sama Bams

7. Spam "Jordan" Untuk Degen Odan

8. Spam "Nyong" Untuk Kangen Pantun Nyong

9. Spam "Guntur" Untuk Guntur Raja Mermed Raja Terakhir Raja dari segaa raja

10. Spam "Galang" Untuk Galang💙

#Aku akan berusaha update kalau komennya melebihi part sebelah atau kemarin jadi semangat spamnya yaa!

****

Maaf teman-teman sungguh maaf aku tidak bisa berada pada atau menerjang Guntur-Mona. Kita sama-sama paham apa yang mereka hadapi. Temboknya begitu besar. Aku tidak mau itu berdampak untuk yang lain. Aku sayang Guntur. Aku juga sayang Mona. Aku tidak ingin kehilangan salah satu atau keduanya hanya karena aku melegalkan sesuatu yang bahkan memang sangat berisiko untuk semuanya. Mungkin bisa jadi untuk ceritaku yang lainnya. Kalian bisa bayangkan itu kan? Tolong dukung Guntur dan Mona pada porsi pertemanan mereka yaa! Aku sangat percaya kalian mengerti maksudku. Inilah keputusanku. Seiring berjalannya waktu kalian pasti bisa mengerti. Mencintai tak harus memiliki. Walaupun aku menerjang mereka pun pasti kita sama-sama tau endingnya mereka seperti apa. Aku masih cukup waras untuk diamuk satu negara dan aku gak mau itu terjadi. Kita harus terus bergerak maju ke depan dan melangkah kan? Tolong dukung kami yaa!❤❤

****

Kalian Dapet Salam Dari Galaksi Aldebaran & Kejora Ayodhya

Galaksi Aldebaran: Otw Ra. Mau dijemput di mana?





****

Ini Frame Foto-Foto Tokoh Di Cerita GalaksiKejora (Aku Tidak/Belum Membuat RP Untuk Katty, Lorenzo, Jo yaa tolong hargai keputusanku)

Ini Ravispa Angkatan 9! Siapa Favoritmu?

Ini Girls dalam cerita Galaksikejora! Mana Favoritmu?



Ini Cewek-Cewek Dalam Cerita GalaksiKejora! Kamu Team Siapa?



Ini Ravispa Angkatan 9! Mana Kesayanganmuu?😍



Ini The Boys di cerita Galaksikejora: Mana Stanmuu?




Ini Nova & Aika Siapaa Ngestan Kapal Iniii?



****

Bonus Oji & Febbi (Anggep aja yaa soalnya susah banget nyari fotonya)

Sewaktu Oji Noleh Pas Ada Cowok Lain Dari Sekolah Sebelah Yang Godain Febbi (Bener-Bener Ditatap Terus Sama Oji Karena Febbi Keliatan Risih Digodain Gitu Sama Mereka):


Sewaktu Mona Fotoin Jordan Karena Jordan Bilang Dia Lagi Cakep Hari Ini:



Mona Jasmine Prasetya: “Gue bingung sama lo Dan. Helm ganti-ganti mulu jangan-jangan lo beneran ngerampok harta Asep ya makanya bisa ganti helm terus?”

Ronald Sewaktu Berantem Sama Jeremy Tapi Setelahnya Minta di Fotoin Jeremy Katanya Foto Instagramnya Butuh Pembaharuan:

Ronald Sinaga: “Gue tuh gak bisa hidup tanpa lo Jer. Lo sahabat terbaik gue dari Bojong gede,”

Jeremy Garendra: “Stres,”

****

Follow Juga Tik Tok Untuk Chat Story Tokoh-Tokoh RPPI (Galaksi Aldebaran, Septian & Jihan, Guntur & Jordan! Sekalian ramein, inget like & follow juga yaaa! Boleh banget kalau mau spam like💜 Mana yang sudah follow Tik Toknyaa?

****

Pastikan Kamu Juga Sudah Share Cerita Ini yaaa setelah atau sebelum membacanyaaa<3 Share ke temen-temen kamu, Instagram, Story IG tag jugaa ke PoppiPertiwi dan anak-anak RPPI, Story WA, Grup-grupmu, twitter, tik tok dan semua sosial media yang kamu miliki terima kasih banyakk yaaa<3

****

Follow Instagram:
POPPIPERTIWI
POPPIPERTIWII
WATTPADPI
POPPIPERTIWISTORY (TIK TOK)

Pinterest: Poppipertiwi & Wattpadpi (Untuk Semua Foto Tentang Semua Cerita)

Follow Instagram RPPI dari cerita (Galaksi, Septihan, & Galaksikejora)

RAVISPA
GALAKSIALDEBARANNN
SEPTIANAIDAN
KEJORAAYODHYA
JORDANADITAMA
BAMSADNYANA
GUNTURGUTAMAA
OJIANURAGARS
NYONGBRAY
KRISHAGRID
JIHANHALANA

FEBBINAFIKAAAA | JARGOMTEAM
MONAPRASETYAA | FANIMALANI
THALITAADIJAYA | WENDANELLA
MAURENANIKLE_ | LALATHALANY
FIFIRAVEYAA | SARAHAMEIRA
GHEAMONIKA | FREYAANDARAAA
GALANGGANESWARA | JEREMYGARENDRA | BEDULADNYANA
RONALDSINAGA | ZIDANDHYAKSA | MARCUSAFF | NOVAALDEBARAN | TITANUGROHO | SENJAGAHARI | HANAALEXANDER | STARLANUGROHO

****

Untuk Kalian Yang Belum Punya Ketiga Novel Ini Kalian Harus Banget Jemput & Koleksi Mereka Semua Yaa Cara Ordernya kaya gimana ka Poppi? Kalian boleh cek di TUTORIAL IGTV INSTAGRAM WATTPADPI atau Langsung Pesan Sendiri Di Link Lewat Browser: Https://linktr.ee//novelpoppipertiwi nanti kalian pilih salah satu untuk pesan di sana yaa (Shopee) jadi langsung jemput mereka sekarang juga

Ingat Beli Buku Original Galaksi, Mozachiko & Septihan yaa Jangan Beli Yang Bajakan!

****

Follow Juga Wattpadpi Karena Kita Selalu Kasi Banyak Hal Dari Sana. Chat Story Sampe Clue-clue & info cerita dllnya ya. Mana Yang Udah followww?

Selebihnya ada di Instagram: Wattpapdpi yaa temen-temen

Salam Sayanggg, Dari Bunda Poppi Pertiwi Bundanya anak-anak Ravispa sampe ketemu di Part Berikutnyaa! Doain biar update cepet yaaaa<3

MAU UPDATE LAGI KAPAN KITAA?🔥

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 152K 39
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
328K 26K 21
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
5.1M 215K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
5.1M 349K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...