Rasa haus yang tiba – tiba menyerang Adelaide membuat wanita itu mau tak mau harus memaksakan kedua kelopak matanya untuk terbuka. Secara perlahan namun pasti, kedua netra emerald milik Adelaide mulai terbiasa dengan sinar cahaya, saat ia sudah mendapatkan seluruh kejelasan penglihatannya, kedua netra emerald milik Adelaide menatap sepasang pasangan haram yang sedang tidur bersama di atas kursi panjang nan lembut yang biasa dijadikan Adelaide sebagai tempat bersantai
Adelaide menatap pasangan haram itu yang saling memeluk untuk menghangatkan diri mereka yang tidak dilindungi oleh sehelai selimut. Pasangan haram itu nampak sangat bahagia dan saling mencintai. Memikirkan hal itu membuat senyum kecut menghiasi bibirnya.
Suaminya saja sudah bahagia bersama dengan wanita lain, kapan Adelaide bisa merasakan hal yang sama?
Hah!
Adelaide menghela nafasnya dengan kasar. Saat ini ia tak boleh egois, tak apa jika ia tak mendapatkan cinta dari pria manapun, yang penting ia memiliki cinta dari seluruh rakyatnya dan ia yakin, cinta besar itu yang akan memudahkannya untuk mencapai tujuannya.
Secara perlahan namun pasti, Adelaide bangkit dari tidurnya. Sebelum benar – benar melangkahkan kedua kakinya untuk meninggalkan kamarnya, Adelaide menyempatkan dirinya untuk mengecek suhu tubuhnya sendiri
"Aku sakit lagi..." gumam Adelaide tak suka ketika ia merasakan tubuhnya terasa sedikit hangat. Sepertinya, Adelaide harus cepat – cepat menemui Maida agar pelayan pribadinya itu menyiapkan minuman herbal untuknya
Tanpa memikirkan pasangan haram yang nampaknya masih bergelung di dalam mimpinya itu, Adelaide kemudian melangkahkan kedua kaki jenjangnya menuju keluar dari kamarnya. Sesampainya di luar kamar, Adelaide sedikit mengernyit binggung ketika ia tak melihat keberadaan Maida di koridor kamarnya, biasanya, pagi – pagi sekali, Maida sudah berdiri disana, siap untuk diperintah oleh Adelaide
Namun pagi ini, tak ada Maida disana.
"Dimana Maida?" tanya Adelaide pada salah satu pengawal yang berada di dekatnya
"Menjawab Your majesty. Maida saat ini sedang berada di penjara, Your majesty"
"Penjara?" beo Adelaide binggung ketika ia mendengar jawaban dari pengawal itu
"Apa yang dilakukannya di penjara? Apa dia dipindahkan?" tanya Adelaide dengan sebuah kerutan yang menghiasi dahinya
"Tidak, Your majesty. Maida saat ini sedang dikurung di penjara atas perintah His majesty"
Kerutan di dahi Adelaide semakin samar, sedikit amarah dan rasa kesal mulai memenuhi Adelaide. Kenapa Alexander memenjarakan Maida tanpa memberitahukannya sedikitpun? Apa Alexander lupa jika Maida adalah pelayan pribadi Adelaide? Sebelum menjatuhi hukuman pada Maida, seharusnya pria itu meminta saran dari Adelaide
Tanpa membuang – buang banyak waktu lagi, Adelaide langsung melangkahkan kedua kaki jenjangnya menuju ke penjara Kerajaan Shinia yang terletak di bawah bangunan istana megah itu. Wajah Adelaide mengeras ketika ia memikirkan pelayan pribadinya itu saat ini tengah berada di ruang penjara yang sempit, dingin dan gelap
"Silahkan, Your majesty" ucap penjaga penjara sembari memberikan jalan pada Adelaide ketika Adelaide memasuki pintu utama penjara bawah tanah itu
"Tunjukkan tempat Maida ditahan" ucap Adelaide dingin pada penjaga penjara itu
"Baik, Your majesty" ucap penjaga penjara itu hormat sembari menarik langkah tepat di depan Adelaide.
Adelaide mengikuti langkah penjaga penjara yang memiliki tubuh sangat kekar itu, mirip seperti algojo – algojo yang bertugas untuk memenggal kepala para penghianat kerajaan. Sesekali, kedua netra emerald Adelaide menatap beberapa tahanan kerajaan yang terlihat begitu frustasi.
Ya.... Siapa yang tidak akan frustasi jika mereka dikurung dalam ruangan yang sempit, pengap dan gelap seperti ini? Hanya ada sinar obor saja yang menghiasi penjara bawah tanah ini dan obor – obor itu juga tak ada di setiap sudut penjara ini.
Sebenarnya, Adelaide sedikit merasa iba pada para penjahat yang terlhat frustasi itu, namun mengingat mereka harus menerima hukuman yang setimpal akan apa yang mereka perbuat, rasa iba yang tadi sempat menghinggapi hati Adelaide langsung menguap seketika
"Silahkan Your majesty" ucap pengawal itu sembari menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu yang terlihat berbeda daripada pintu yang lainnya
Tanpa mengatakan apapun, Adelaide langsung mendorong pintu itu dan Adelaide disambut dengan sisi penjara yang terlihat lebih baik daripada sisi penjara yang sedari tadi dilewatinya. Bagian penjara yang saat ini dimasuki oleh Adelaide terlihat sedikit lebih manusiawi.
Adelaide mengangkat kepalanya dengan tegas dan terus melangkahkan kedua kakinya hingga kedua netra emeraldnya menangkap sosok wanita yang sedari tadi dicarinya. Wanita itu nampak sedang menelungkupkan wajahnya diantara kedua kakinya yang ditekuk tinggi
"Maida..." panggil Adelaide yang membuat wanita itu, Maida, langsung mendongakkan kepalanya. Maida menatap Adealaide dengan tatapan terkejut sebelum tatapan itu berubah menjadi tatapan penuh kebahagiaan
Maida bangkit dari posisinya dan sedikit berlari menuju ke pintu besi yang kini tengah membatasi dirinya dengan ratunya yang sangat dikasihinya itu
"Your majesty, anda baik – baik saja 'kan?"
Adelaide sedikit mengernyit tidak suka ketika ia mendengar pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Maida.
"Kenapa kau menanyakan itu? Apa kau tidak lihat aku baik – baik saja. Seharusnya aku yang menanyakan hal itu padamu" ucap Adelaide dengan kedua tangannya yang sudah terkepal erat karena ia merasa gagal untuk melindungi pelayan pribadinya dari jangkauan Alexander
"Maafkan saya Your majesty. Saya akan tetap baik – baik saja jika Your majesty juga tetap baik – baik saja" ucap Maida sembari menarik senyuman bahagia
Adelaide menggigit bibir bawahnya ketika ia mendengar ucapan Maida itu.
"Kenapa.... Kenapa His majesty melakukan ini padamu?" tanya Adelaide dengan suaranya yang sudah terdengar serak
"Ini semua karena kesalahan saya, Your majesty. Jika saja saya tidak lupa mengatakan bahwa anda akan kembali dari pasar, His majesty tak akan semarah ini" dusta Maida
"Seharusnya kau memberontak"
"Saya tak mungkin melawan titah His majesty"
"Tapi kau pelayan pribadiku!" ucap Adelaide setengah berteriak yang membuat Maida tersentak
"Bagaimana jika aku lupa mencarimu dan His majesty menghukummu, apa kau tidak memikirkan perasaanku?" tanya Adelaide dengan suara lirih yang membuat Maida memandang Adelaide dengan tatapan sendu
"Aku akan mengeluarkanmu dari sini. Kumohon, jangan bersikap seolah – olah kau baik – baik saja. Jangan pernah lakukan itu" ucap Adelaide yang membuat lidah Maida mendadak kelu
Tanpa membiarkan Maida membalas ucapannya, Adelaide kemudian membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan langkah yang lumayan cepat namun tetap tegas dan anggun. Saat ini, wanita itu harus keluar dari penjara ini dan meminta pada Alexander untuk melepaskan Maida. Andai saja bukan Alexander yang memberikan titah itu, pasti akan mudah bagi Adelaide untuk melepaskan Adelaide dari penjara.
Saat berjalan, kedua netra emerald Adelaide tanpa sengaja menatap William yang nampaknya baru keluar dari tempat latihan para prajurit kerajaan.
Deg.
Jantung Adelaide berdegub dengan gugup ketika kedua netra biru William tiba – tiba menatap kedua netra emerldnya. Namun, kegugupan itu langsung menguap seketika ketika ia bisa melihat sinar kecewa pada kedua netra biru milik William itu sebelum pria itu memutus kontak matanya dan kembali melanjutkan langkahnya
Tak ada tatapan hangat, senyum hangat dan sapaan hangat yang biasanya diberikan oleh pria itu pada Adelaide.
Hah.
Adelaide menghela nafasnya dengan kasar. Saat ini, ia harus menemui Alexander terlebih dahulu dan meminta pria itu untuk melepaskan Maida, setelah itu, barulah Adelaide akan menemui William secara sembunyi – sembunyi dan menjelaskan semuanya pada kekasihnya itu.
Kekasihnya? Untuk pertama kalinya dalam hidup, Adelaide akhirnya memiliki seorang kekasih, namun kenapa rasanya biasa saja? Apa karena William adalah kekasih gelapnya? Memikirkan semua itu membuat Adelaide merasa kepalanya semakin berat.
Adelaide mendorong pintu kamarnya secara perlahan. Dalam hati, Adelaide berharap jika Alexander dan wanita simpanannya itu telah pergi dari kamarnya, setidaknya, kepergian mereka dapat memberikan sedikit ketenangan bagi Adelaide yang merasa tubuhnya masih sedikit hangat itu.
Namun sayang harapan Adelaide itu langsung sirna seketika saat ia melihat suaminya sedang memangku Rosabelle, dengan tak tau malunya, mereka berciuman panas di dalam kamar Adelaide. Ini bukan pertama kalinya Adelaide melihat Alexander mencium panas Rosabelle, tapi entah kenapa, sedikit rasa tidak suka hinggap di dalam diri Adelaide
Mungkin, ini karena kepala Adelaide yang masih terbayang bagaimana kasarnya Alexander padanya beberapa waktu lalu namun pria itu bisa bersikap lembut pada Rosabelle
"Ekhem..."
Deheman kecil Adelaide berhasil membuat pasangan yang nampaknya sedang dimabuk api nafsu itu tersentak, terutama si wanita. Wanita yang berada di pangkuan Alexander itu langsung menolehkan wajahnya pada Adelaide dan tak bisa menahan rasa keterkejutannya
"Your majesty!?" ucap Rosabelle memekik terkejut tapi nampaknya wanita itu tak mau beranjak dari pangkuan Alexander
"Rosabelle, bisakah kau keluar sebentar? Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan His majesty" ucap Adelaide setenang mungkin sembari menarik sebuah senyman tipis untuk Rosabelle
"Oh, bisa, bisa!" jawab Rosabelle dengan cepat. Tanpa menunggu waktu lama, wanita itu bangkit dari pangkuan Alexander dan langsung melangkahkan kedua kakinya untuk keluar dari kamar Adelaide
Setelah memastikan Rosabelle benar – benar pergi, barulah Adelaide melangkahkan kedua kakinya untuk mendekati Alexander
"Aku ingin Your majesty membebaskan Maida" ucap Adelaide tanpa basa – basi yang berhasil membuat salah satu alis lebat Alexander menukik tinggi
"Kenapa kau ingin aku membebaskannya?"
"Karena dia tidak melakukan kesalahan apapun!" jawab Adelaide cepat dan tanpa sadar, suara Adelaide meninggi
"Kau sangat menyayangi pelayan pribadimu itu ternyata" ucap Alexander seraya bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Adelaide
"Aku menyanyangi semua orang yang menyanyangiku, tanpa terkecuali"
Alexander menatap Adelaide dengan tatapan tak terbacanya.
Aku menyanyangi semua orang yang menyanyangiku. Ucapan Adelaide itu berputar seperti kaset rusak di dalam kepala Alexander. William menyanyangi Adelaide, apa itu artinya Adelaide juga menyanyangi William?
Keparat.
Alexander mengetatkan rahangnya ketika ia memikirkan hal itu. Entah kenapa, ketika ia memikirkan Adelaide pasti William akan ikut terlintas di dalam otaknya, kedua orang ini berhasil membuat kepala Alexander tak bekerja dengan baik
"Baiklah! Aku akan membebaskan Maida, asalkan selama 10 hari kedepan, kau tak keluar dari kamarmu" ucap Alexander sembari menatap tajam Adelaide
Adelaide tetap menatap Alexander dengan tatapan datarnya walaupun kepala wanita itu sedang berpikir keras, apa maksud dibalik perintah Alexander itu. Apa pria itu sedang mencoba mengurungnya dan membiarkan Rosabelle mengambil ahli tugas Adelaide
Memikirkan hal itu membuat Adelaide gusar, ia tak ingin posisinya digantikan oleh siapapun namun di sisi lain, ia tak ingin kehilangan orang yang disayanginya.
"Ya, aku akan tetap berada di kamarku, asalkan Your majesty membebaskan Maida"