About Time (End)

By SitiNurlela_

1.8K 1.1K 400

SUDAH DIREVISI! JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN FOLLOW AKUN INI. SEKIAN TERIMA JAEMIN! Biar waktu yan... More

Pertemuan awal
Before I meet with Riyana
Pelarian
Sosok Gatara
Pelindung Riyana
Remember this story when we were young
Bima Mandu
Ardi si manusia kulkas
Nenek lampir
Barista ganteng
Dibalik dinginnya sikap Ardi
Pacar bohongan
Kedekatan Riyana & Gatara
Cemburu?
Insiden kecelakaan Nadine
Sisi lemah Nadine
Ibra Maella
Double date?
Nadine dan Barabas
Just friend?
Rencana menyingkirkan Gatara
Rencana Bima
Perasaan aneh Ardi
Nenek lampir berulah
Jadian
Gatara tidak baik-baik saja
More than friend
Spekulasi Barabas mengenai Ardi
Trouble
Luka lama Nadine dan Ardi
Hilangnya Riyana-surat ancaman
Dibalik sikap dingin Abraham
Surat ancaman ke-2
Titik terang masalah Tariana
Sekarat-Kebenaran dibalik tragedi Bunga
Kritis
Rasa bersalah Nugraha
Donor darah
Abraham dan Ambara
Penyelesaian
About Time
Tamat

Happy birthday Riyana

17 9 3
By SitiNurlela_

Nugraha dan sekretarisnya Bimo telah sampai dikediaman milik Sisil mantan istrinya, Nugraha mengetahui alamat Sisil dari teman Sisil yang memang tahu di mana Sisil berada.

Nugraha turun dari mobilnya, dia menatap sekeliling rumah Sisil, rumah Sisil sangat megah diantara rumah-rumah lainnya.

Nugraha berjalan diiringi Bimo untuk menuju ke arah gerbang, dia menekan bel yang ada di sana. Nugraha menekan bel rumah itu sekali lagi namun tetap sama tidak ada jawaban. Nugraha sangat kesal sekarang, dia membutuhkan Sisil saat ini untuk membantu Gatara.

"Sisil!" teriak Nugraha yang memang sudah kesal karena sudah beberapa dipanggil tidak ada jawaban sama sekali.

Bimo mencoba menenangkan bos besarnya ini agar tidak bertindak gegabah, "Bapak jangan gegabah, mungkin aja mereka lagi tidur mengingat sekarang sudah pukul 1 dini hari," ujar Bimo mencoba menenangkan hati Nugraha yang kalang kabut.

"Tapi ini nyawa urusan nya Bimo! Nyawa!" geram Nugraha yang kemudian kembali meneriaki nama Sisil.

Tidak lama sebuah mobil berhenti di depan gerbang rumah tersebut, Nugraha yang melihat itu langsung menghampiri mobil tersebut.

Nugraha mengetuk kaca mobil itu agar si pengemudi membuka kaca jendelanya.

"Kenapa ya kok Bapak didepan rumah saya?" tanya laki-laki yang sepertinya pemilik rumah ini.

"Saya mencari Sisil, di mana dia?" tanya Nugraha to the poin yang membuat laki-laki itu mengangguk mengerti.

"Ah Sisil? Dia sudah pergi ke luar negeri bersama keluarganya," kaki Nugraha melemas ketika mendengar perkataan laki-laki itu.

Mengapa disaat seperti ini Sisil tidak ada? Mengapa dirinya yang selalu merasa bersalah atas kehidupan Gatara? Mengapa Sisil tidak merasakan hal yang sama seperti nya?

Nugraha menjambak rambutnya kesal, dia benci dirinya sendiri, sungguh dia sangat benci. Bimo yang melihat itu langsung memapah tubuh Nugraha untuk memasuki mobilnya.

-----

Firman sedari tadi tidak tidur sama sekali, dia terus memperhatikan pintu bercat putih yang menjulang tinggi di depannya, tangannya tidak berhenti memberikan usapan di rambut Riyana.

Saat sedang asik melamun tiba-tiba segerombolan suster dan dokter memasuki ruangan UGD yang di mana itu adalah tempat Gatara, Firman langsung berdiri sambil meletakkan kepala Riyana pelan di sandaran kursi.

"Kenapa Sus?" tanya Firman dengan wajah khawatir ketika melihat kedatangan mereka.

"Pasien kejang-kejang, Bapak tunggu disini dulu," setelah mengatakan itu suster langsung menyusul temannya dan dokter yang sudah masuk kedalam.

Kaki Firman lemah sekali, bahkan kini rasanya dia tidak sanggup untuk berdiri, untung saja sekretarisnya belum pulang dan dia langsung membantu Firman menopang tubuhnya.

"Bapak duduk dulu, saya carikan makanan," setelah itu sekretaris Firman pergi keluar tahu saja masih ada yang berjualan.

Riyana terbangun ketika genggaman Firman yang entah kenapa sangat dingin, Riyana mengucek matanya yang kemudian mengalihkan pandangannya menuju Firman.

"Yana kok bangun?" tanya Firman sambil terus mencoba tenang, tapi tetap saja dia tidak bisa menyembunyikan ekspresinya.

"Tangan daddy dingin, daddy kenapa?" tanya Riyana dengan wajah khawatir sambil melihat keadaan Firman.

"Ga-Gata, dia kejang-kejang," setelah mengatakan itu Firman dapat melihat bulir air mata jatuh di pipi Riyana.

Firman mendekap tubuh Riyana untuk menenangkannya, dia tahu perasaan Riyana saat ini karena Firman juga merasakan hal yang sama, dia sangat cemas dengan kondisi Gatara karena dia sudah menganggap Gatara seperti anaknya sendiri.

Tidak lama dokter yang menangani Gatara keluar, tentu Firman dan Riyana langsung berdiri untuk menanyakan keadaan Gatara.

"Saya harap keluarga pasien bisa menemukan donor darah secepatnya, karena kalau tidak pasien tidak akan selamat," setelah mengatakan itu dokter dan suster pergi dari sana.

Riyana sudah menangis lagi di sana sedangkan Firman hanya menjambak rambutnya kesal, dia merogoh ponselnya untuk menghubungi bawahannya di kantor dia akan memberikan imbalan pada siapa saja yang mau mendonorkan darahnya untuk Gatara.

Berbagai notifikasi masuk ke ponselnya dan beberapa pesan dari bawahannya.

Saya punya saudara yang darahnya AB'- tapi dia udah pindah ke Kalimantan.

Firman kesal tentunya, mengapa disaat seperti ini orang-orang yang dibutuhkan seakan menjauh dari hidupnya.

Firman menghampiri Riyana yang masih terisak di sana, mata Riyana sudah sembab karena lama menangis. Firman mengusap punggung Riyana untuk menenangkannya, tidak lama sekretaris Firman datang dengan membawa sekantong plastik makanan.

"Bapak sama Riyana makan dulu ya, percaya sama Gatara kalau dia akan melewati masa kritisnya, Gatara kuat kok pasti dia bisa melewatinya," ujar sekretaris Firman mencoba menenangkan Firman dan Riyana.

Firman diam ketika mendengar perkataan sekretarisnya barusan, dia benar, Gatara adalah anak yang kuat dia pasti akan bertahan. Firman memberikan Riyana sebuah roti namun dia menolaknya.

"Makan ya, bareng sama daddy, kalau Gata tahu kamu kayak gini dia bakalan sedih," ujar Firman yang membuat Riyana mendongak menatap Firman, setelah beberapa lama diam Riyana pun mengangguk menyetujui ucapan Firman.

-----

Nugraha kembali ke rumah sakit pukul 2 dini hari, dia melangkah dengan sangat gontai rasanya dunia sedang berhenti berputar di kehidupan Nugraha. Bimo sedari tadi tidak melepaskan pegangannya di tubuh Nugraha, dia takut jika tiba-tiba saja bos besarnya ini ambruk.

Kedatangan Nugraha tentu mendapat antusias dari Firman yang masih setia terjaga, untuk kali ini Riyana juga ikut berjaga menemani Firman.

"Gimana? Mana Mamahnya Gatara?" tanya Firman sambil melihat ke belakang tahu saja sosok mamahnya Gatara ada di belakang.

Tapi Firman menyadari satu hal yaitu raut wajah Nugraha yang tidak senang bahkan raut wajahnya terlihat sangat pasrah.

"Sisil pergi keluar negeri," lirih Nugraha yang membuat Firman langsung tercekat ketika mendengar penuturan Nugraha barusan.

"Kondisi Gatara semakin melemah, dia harus mendapat donor darah secepatnya," ujar Riyana yang membuat Nugraha dan Firman menundukkan kepalanya sambil memejamkan matanya.

Sedangkan di lobby rumah sakit Tariana sudah berjalan tertatih karena mengingat dirinya harus berjalan dari rumah Bima menuju rumah sakit yang memang jaraknya sangat jauh, jam yang menunjukkan waktu dini hari tentu dia kesulitan menemukan kendaraan umum yang masih beroperasi.

"Om," ujar Tariana dengan napas tersengal-sengal ketika berhasil menuju ruangan Gatara.

Sontak kedatangan Tariana membuat orang yang ada di sana mengalihkan perhatiannya kepada Tariana.

"Bima om, dia punya darah yang sama seperti Gatara," ujar Tariana sambil menyeka keringatnya yang mulai membasahi pelipisnya.

Tentu yang diucapkan Tariana barusan membuat Nugraha terkejut bukan main, mengapa Kamelia tidak bilang jika Bima memiliki darah yang sama dengan Gatara?

"Apa? Bima? Di mana sekarang dia?" tanya Nugraha beruntun yang masih terkejut dengan kenyataan yang ada.

"Dia disekap sama mamahnya di rumah, om harus bantu Bima keluar, dia ingin mendonorkan darahnya," setelah mengatakan itu Nugraha dan Bimo langsung berlari keluar rumah sakit untuk menemui Bima.

Nugraha memerintahkan Bimo untuk melajukan kendaraannya di atas rata-rata, karena kondisi jalan yang lenggang Bimo langsung menancapkan gasnya di atas rata-rata.

"Saya rasa ini ada hubungannya dengan istri bos," ujar Bimo yang membuat Nugraha diam mencerna ucapan Bimo.

Tariana sudah duduk didekat Riyana yang menampilkan wajah pucat nya, Tariana menggenggam tangan Riyana untuk memberikan kehangatan.

"Lo berdoa untuk keselamatan Gata, gue tahu perasaan lo," ujar Tariana sambil menatap lurus ke depan.

Entah kenapa mengingat pintu bercat putih rumah sakit mengingatkannya dengan kejadian naas yang menimpa keluarganya, Tariana menghela napas dalam untuk menetralkan emosinya.

Riyana tentu menyadari itu kemudian dia tersenyum menanggapi ucapan Tariana, tangan Riyana terulur di depan Tariana, sontak Tariana mengalihkan perhatiannya kepada Riyana.

"Gue Riyana, nama lo siapa?" Tariana menerima uluran tangan Riyana dengan senyum yang mengembang.

"Tariana," ujar Tariana dengan senyum yang terukir manis di bibir gadis itu.

"Senang kenal sama lo,"

Riyana, Tariana dan Firman hanya diam saja sedari tadi, mereka kini dibuat sangat khawatir dengan kondisi Gatara, tidak pernah lelah dalam hati Riyana untuk merapalkan doa-doa untuk Gatara.

Tiba-tiba Riyana berdiri dari duduknya dan hal itu membuat Firman mendongak menatap Riyana, Riyana tidak bisa diluar saja seperti ini, dia ingin masuk kedalam dan bertemu dengan Gatara.

"Daddy, Yana mau kedalam," ujar Riyana sambil terus menatap lurus ke arah pintu.

"Ini udah larut Yan, mending kamu istirahat aja, kondisi kamu juga belum stabil," ujar Firman sambil menggenggam tangan Riyana.

"Riyana nggak apa-apa kok dad, tolong ya izinin Riyana masuk," mohon Riyana sambil berjongkok di hadapan Firman.

Firman tidak bisa membuat Riyana memohon dan bersedih seperti ini, sebuah anggukan dari Firman seketika membuat Riyana tersenyum.

Riyana membuka kenop pintu yang di sana sudah berbaring lemah tubuh Gatara dengan beberapa alat medis yang dia sendiri tidak tahu.

Riyana mengambil kursi yang ada di sana kemudian tangannya menggenggam tangan Gatara yang bebas dari infus, Riyana mengusapnya pelan, dia selalu berharap jika Gatara baik-baik saja.

"Bertahan ya Ta, gue sayang banget sama lo, gue selalu berdoa untuk kesembuhan lo," ujar Riyana tulus sambil terus mengusap tangan Gatara.

"Lo tahu kan hari ini ulang tahun gue, harapan gue di tahun ini semoga lo cepat sembuh, gue nggak minta apapun sama Tuhan selain kesembuhan lo," ujar Riyana dan entah kenapa melihat Gatara berbaring lemah seperti ini membuatnya merasakan sesak di dada.

Riyana kini berulang tahun yang ke-18, dirinya selalu menunggu hari ini, hari dimana orang-orang akan merayakan ulang tahunnya, dan mendoakan kebaikan untuknya.

Riyana ingat terakhir kali Gatara merayakan ulang tahun dengannya, setiap kali mengingat kebersamaan dia dengan Gatara entah kenapa Riyana selalu merasa bodoh, bodoh dengan perasaannya saat itu.

Riyana berdiri dari duduknya karena mengingat hanya sebentar untuk bisa mengunjungi pasien diruang UGD, Riyana mengusap kepala Gatara pelan kemudian wajahnya maju mendekati Gatara.

Cup!
Riyana mengecup kelopak mata Gatara yang tertutup, dilanjut turun ke hidungnya, dan yang terakhir pada bibir Gatara, Riyana menempelkan bibirnya dengan bibir Gatara sejenak sambil memejamkan matanya.

"I love you, Gatara Adya Nugraha," bisik Riyana di telinga Gatara.

Setelah itu Riyana beranjak pergi dari sana, tidak Riyana sadari jika jari-jari tangan Gatara memberikan sebuah pergerakan kecil.

-------

Selamat ulang tahun Riyana Priscilla.

Tahun lalu Gatara membuat kue ulang tahun untuk Riyana.

Oke segini dulu untuk part kali ini, entah kenapa gue merasa nih cerita makin absrud aja😌

Menurut kalian ceritanya makin absurd nggak sih? Tolong di jawab manteman.

Kritik dan saran selalu terbuka di kolom komentar tetapi sampaikan dengan baik ke gue nya ya🤗

Terima kasih yang masih stay dan baca cerita ini, sayang kalian😍

Big luv!
Big thanks!
and bye bye!

Continue Reading

You'll Also Like

501K 50.7K 29
[Complete] 'Menikahlah dengan Baekhyun, Yeonhee-ya .. Gantikan posisiku di altar.' #1 - exofanfiction [03/09/2019] #1 - baekhyun [24/10/2019] #4 - ex...
28.2K 3.7K 25
Terlalu banyak alasan mengapa aku mencintai seorang kim mingyu . . . Happy reading!!! #3 in seventwice [11-01-2021] #5 in seventwice [13-06-2020] #...
55.9K 3.3K 67
[ PROSES REVISI ] Sesuatu pernah memisahkan keduanya, beberapa masa lalu yang tak terduga, rasa cinta yang saling terbalaskan. Kisah hidup yang berli...
22.4K 2.5K 60
Seperti lantunan lagu dalam bahasa lain, Jika terlalu rumit dan sulit Terkadang hidup tidak perlu di mengerti, hanya cukup di nikmati. -SYJ- Sepert...