𝐔𝐥𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫 [𝐌] ✓

Von salwa-ptr

547K 52.6K 32.1K

[MATURE] PRIVATE ACAK FOLLOW AKUN DULU SEBELUM MEMBACA!!! Pernahkah kalian membayangkan jika hari ulang tahun... Mehr

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8[M]
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15 [M]
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26[M]
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36 [M]
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42 [M]
Part 43 [M]
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49 [M]
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54 [M]
Part 55
Part 56 [M]
Part 57
Part 58 [M]
Part 59 [M]
Part 60 [M]
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64 [M]
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69 [M]
Part 70
Part 71 [M]
Part 73
Part 74 [M]
Part 75
Part 76 [M]
Part 77 [M]
Part 78
Part 79 [END]
SPOILER AND GIFT
E-BOOK BISA DI PESAN KAPAN SAJA

Part 72

4.8K 548 671
Von salwa-ptr

Baiklah tanpa challenge rasanya tidak seru ya bep hihi, 325 vote dan 450 comment bisakah? langsung up dong pastinya hihi:)




Di akhir pekan ini Jungkook putuskan untuk kembali ke Busan setelah satu hari penuh kemarin ia disibukan dengan pekerjaannya. Mengendarai mobil dengan wajah yang berseri, tidak sabar untuk kembali bertemu dengan sang istri. Terimakasih banyak pada Kim Taehyung karena sudah membantunya guna bertemu sekaligus berbaikan dengan Hyena kemarin lusa. Jungkook benar-benar berhutang banyak pada Taehyung, pria itu banyak beraksi dalam membantu dirinya.

Jungkook segera turun dari dalam mobil setelah berhasil memarkirkan mobilnya, berjalan dengan wajah yang berseri ke arah wanita berbadan dua itu yang terlihat sedang menyiram tanaman di pagi hari. Tangan kekarnya melingkar tepat diperut rata sang istri, menaruh dagunya tepat di sebelah bahu sempit Hyena.

Sontak Hyena sedikit merasa terkejut, hampir saja selang air yang ada di tangannya terlepas dari genggamannnya, Hyena menggelengkan kepalanya kecil kala mendapati Jungkook yang tengah menelusup masuk ke dalam lehernya, tak lupa pula menghirup dan juga sesekali menghembuskan nafasnya yang membuat Hyena bergidik geli. Kali ini Jungkook sudah tak ragu lagi untuk sekedar memeluk tubuh istrinya, rindu sekali, dan sepertinya Jungkook sudah menjadi budak cinta sekali ya?

"Sudah makan?"

"Sudah mandi?"

"Kemarin bagaimana harimu?"

Keduanya terus bertukar pertanyaan dan dibalas pertukaran jawaban yang diselingi kerucutan dari bibir Hyena kala ia merasa sedikit kesal dengan godaan yang Jungkook berikan padanya. Jungkook sama sekali tak melepaskan lingkaran tangannya, semakin erat dengan sesekali mengelus pelan perut rata tersebut.

"Roti juga termasuk karbohidrat, Jungkook."

"Iya aku tahu, tapi 'kan kau hanya makan sehelai. Kau harus mengisi lagi perutmu." kata Jungkook mengingatkan.

Hyena menghela nafasnya sejenak. "Terkadang aku juga tidak nafsu makan, entah kenapa semenjak mengandung aku jadi malas makan, Jung."

Jungkook menghirup sejenak punggung leher Hyena, masih dengan memejamkan kedua matanya. Kemudian ia berucap. "Pasti sulit bukan? tapi tenang saja, aku akan membantumu, memastikanmu makan dengan benar. Maka dari itu ikutlah denganku, kembali tinggal bersamaku di Seoul. Aku kesepian tanpamu, setiap malam aku hanya bisa melihatmu dari layar ponsel. Aku ingin kau disampingku." ungkap Jungkook sendu.

Mendengar ungkapan Jungkook langsung membuat hati Hyena turut merasakan apa yang Jungkook rasakan. Bohong besar jika setiap malamnya ia tak merindukan suaminya itu, Hyena juga ingin setiap malamnya tangan kekar itu mengelus perutnya, memeluk serta tenggelam dalam pelukan tubuh kekar Jungkook. Hyena ingin seperti itu, namun apa daya. Semuanya belum berjalan dengan lancar, sesuai janji Hyena pada Jungkook, ia akan kembali sepenuhnya pada Jungkook jikalau Eunbyul sudah mengetahui semuanya. Hyena tidak perduli dengan reaksi Eunbyul nantinya, hal seperti ini harus segera dilakukan jika tidak Eunbyul akan mengetahui dengan sendirinya dan hal itu akan membuat Eunbyul semakin merasa sakit.

Hyena segera melepaskan kedua tangan Jungkook dari perutnya. "Kurasa lewat via telepon juga sudah cukup, Jung." kata Hyena yang membuat dahi Jungkook sedikit mengerut.

Bahu mungil itu mulai melaju pergi, memasuki pintu rumah. Dan ribuan pertanyaan pun mulai mendekati Jungkook. Pria itu berpikir, apa istrinya sudah tak ingin lagi bersamanya? Ah membayangkannya saja sudah membuatnya marah, Jungkook sedikit menghembuskan nafasnya, berpikir sejenak mencari solusi guna membuat sang istri bisa kembali padanya. Sampai akhirnya Jungkook mengingatnya, ia mengacak surai lebatnya sejenak, melirik ke arah Eunbyul yang sedang sibuk memberi pupuk pada tanaman lainnya. Ya Jungkook ingat sekarang, Eunbyul lah satu-satunya cara yang bisa membantu Jungkook agar Hyena bisa kembali padanya. Ini tentang Jungwon, Jihyun dan Dongri. Percayalah semua ini tidak mudah bagi Jungkook.

Sampai akhirnya Jungkook turut masuk kedalam rumah, mengekori sang istri yang baru saja ingin meraih handuknya. Jungkook menahan pergelangan tangan Hyena sejenak. Membuat kedua pandangan mereka bertemu.

"Kau ingin mandi?" dibalas anggukan ragu oleh Hyena.

"Setelah mandi ikut denganku ya?" ajak Jungkook dengan sorot mata sedikit memohon.

Kedua alis Hyena terangkat. "Tapi kemana?"

"Ke suatu tempat. Kau pasti akan suka." kata Jungkook sembari tersenyum.

Hyena menyorotkan tatapan ragu pada Jungkook. Ia dilanda kebingungan, haruskah ia ikut dengan suaminya itu? tapi jika dipikir-pikir dirinya pun tidak ingin menolak.

"Tidak lama hanya sebentar, setelah itu aku janji akan mengantarmu pulang lagi. Aku ingin seharian bersamamu." ujar Jungkook sendu.

Hyena menggulum bibirnya sejenak, berpikir sembari menatap raut wajah Jungkook yang terlihat memohon, seperti sedang menunjukan bahwa memang pria itu sangat membutuhkan dirinya. Jika sudah seperti ini Hyena sulit menolak rasanya. Sampai akhirnya Hyena menganggukkan kepalanya kecil, yang langsung mendapat respon megah oleh Jungkook.

"Terimakasih." tutur Jungkook lembut, Jungkook menyelipkan anak surai Hyena sejenak, membuat wanita itu langsung memanas malu. Kedua pipinya sudah matang.

Jungkook terkekeh gemas, wanitanya itu sangat menggemaskan. Bodoh sekali ia baru bersikap seperti ini pada Hyena, bodoh sekali dengan panasnya ia memutuskan untuk membalaskan dendamnya pada Hyena. Pada gadis kecil yang dulunya ia cintai, namun sekarang Jungkook merasa bersyukur. Bersyukur memiliki wanita yang cantik bukan dari segi wajah, namun juga dari segi hati. Hyena itu cantik sekali, dia satu-satunya wanita yang membuat Jungkook banyak belajar, bahwa yang jahat tidak harus dibalas kejahatan. Wanitanya semakin bersinar setelah memperlakukan orang jahat disekitarnya dengan begitu lembut, tidak ada kebencian yang berturut turut. Dimulai dirinya yang menculik, menyekap, bahkan melecehkan sampai akhirnya menikah. Belum lagi jalan kesulitan hidupnya tidak sampai disitu saja, ia harus di hadapi dengan kejahatan disekitarnya, banyak wanita yang tak menyukainya, dan bahkan sampai ada yang ingin menyingkirinya dari sisi Jungkook. Gila, sinting memang, namun Jungkook berjanji. Ia akan terus melindungi istrinya, calon bayinya dan keluarga kecilnya. Jungkook harap mereka segera bahagia, Jungkook ingin semuanya masalahnya selesai, sungguh Jungkook ingin segera hidup bahagia tanpa orang jahat yang ingin menghancurkan dirinya terutama Hyena, ingin menghabiskan masa-masa indahnya dengan keluarga kecilnya. Ya Jungkook dan Hyena, mereka berdua ingin hari itu segera tiba.








•••

Setelah Jungkook menunggu proses persiapan Hyena, akhirnya keduanya pun mulai beranjak pergi. Izin Eunbyul selalu menyertai keduanya, pesan dan perhatian selalu Eunbyul berikan pada kedua pasangan muda itu.

Hingga akhirnya keduanya sudah berada didalam mobil, Jungkook terduduk di jok kemudi dengan sebelah tangan yang menyentuh stiran mobil. Satu tangannya tersemat pada jari-jari mungil Hyena, sesekali pria itu mengecup, mengendus punggung tangan Hyena, dan tak melepaskan sedikit pun. Hyena bahkan sempat menarik usil tangannya dan dibalas raut wajah kesal Jungkook padanya. Hyena hanya bisa terkekeh gemas, sungguh Jungkook ini menggemaskan. Tapi tetap brengsek.

Hyena melirik ke arah Jungkook yang sedang menggulum sambil menggigit bibir bawahnya, atau yang lebih tepatnya sedang mencoba mengelupaskan kulit bibirnya menggunakan giginya. Kedua mata bulat yang menatap fokus ke arah depan semakin membuat kesan menggemaskan dimata Hyena. Pria tampan bertubuh kekar, namun juga berwajah layaknya seorang bayi kecil? ya itulah Jungkook, terkadang ia manis, lembut namun juga terkadang bisa terlihat sangat menyeramkan. Bisa membuat tubuh dan kedua mata Hyena bergetar ketakutan dengan sentakan dari suara beratnya maupun juga dari tatapan kilat padanya.

Hyena berpikir sejenak, sampai pada akhirnya ia turut menjilat bibirnya sejenak. Sebelah tangan yang kosong itu mulai menyentuh bibirnya, menarik pelan kulit bibirnya yang sudah dirasa kering. Lama kelamaan seiring berjalannya waktu rupanya aktivitas itu cukup menyenangkan, membuat Hyena ketagihan dan rasanya ingin mengelupasi seluruh kulit kering bibirnya sampai habis. Tekstur halus mulai Hyena dapatkan kala kulit kering itu berhasil ia kupasi. Intinya menyenangkan juga bagi Hyena, pantas saja Jungkook terlihat asik menggigit bibir bawahnya. Hyena mengerti sekarang.

Mereka tak bergeming selama sekitar beberapa menit lamanya, membuat Hyena fokus pada aktivitasnya dan Jungkook yang sibuk dengan jalanan didepannya. Rasa perih pada bibir Hyena mulai berdatangan, terlebih saat dimana ia menarik keras kulit bibirnya. Membuat benda kenyalnya itu mengeluarkan darah kecil, Hyena hanya mengerutkan dahinya sambil sesekali menyesapi darah pada bibirnya. Rasa anyir, asin Hyena rasakan dan rasa perih pun semakin ia rasakan juga.

Sampai akhirnya keduanya sampai di sebuah restoran di kota Busan, Jungkook sengaja tak membawa Hyena perjalanan jauh karena ia tak ingin wanitanya kelelahan. Walau sebenarnya bisa saja dirinya menculik sang istri pergi ke Seoul, namun Jungkook kembali berpikir, pasti wanitanya akan marah padanya juga Jungkook khawatir setelahnya Hyena tak ingin ia temui persis setelah kejadian keduanya bertengkar beberapa hari sebelumnya. Maka dari itu Jungkook mencari jalan aman, setidaknya hari ini Jungkook ingin lalui dengan mengisi perut sang istri, sebelum dilanjutkan dengan seharian penuh dengan wanitanya itu.

Jungkook tak melepaskan tautan tangan keduanya juga tak langsung melepaskan sealbeat yang melilit ditubuhnya. Lehernya melirik ke arah Hyena, serentak dahinya mengerut kala mendapati sang istri yang terlihat sibuk mengupasi bibir bawahnya yang sudah memiliki jejak luka disana.

Tanpa mendapat persetujuan dari sang istri, Jungkook lekas menarik paksa tangan mungil itu dari aktivitasnya. Membuat sontak pandangan wanita itu menatap ke arahnya. Kedua alis Hyena terangkat kala mendapati ekspresi tak senang dari suaminya.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Jungkook dengan nada yang terdengar kurang senang.

Hyena terdiam, ia belum menjawab. Matanya masih menatap terkejut ke arah Jungkook.

"Lihat sekarang?" kata Jungkook sembari menyentuh bibir bawah Hyena dengan ibu jarinya. "Terluka seperti ini 'kan? berdarah pula, apa kau tahu ini akan cukup berbahaya untukmu?"

Sentuhan dari ibu jari Jungkook pada bibirnya langsung mendapat ringisan kecil dari Hyena, rasa perih itu kembali ia rasakan. Lekas Hyena menggelengkan kepalanya pelan, berbahaya? Hyena sama sekali tak mengerti, sebab ia melakukan hal itu untuk kepuasannya sendiri, tidak tahu konsekuensi yang akan ia terima nantinya.

"Sejak kapan kau belajar mengupasi bibirmu sampai terluka seperti ini huh?" tanya Jungkook.

Tangan mungil itu menyentuh pergelangan tangan Jungkook kala ia merasakan ibu jari itu yang semakin menekan bibirnya yang terluka. "S-sejak tadi."

"Kenapa kau lakukan itu? kau tahu bukan bibir ini hanya milikku?" nada Jungkook menekan. Jadi apa maksud pria itu hanya dirinya saja yang boleh melukai bibir Hyena?

Hyena menelan ludahnya sejenak, sekarang Jungkook kembali terlihat sedikit menakutkan. "K-karena aku—" gugup Hyena terjeda, kedua matanya mulai menurun, tak berani menatap kedua mata Jungkook yang mulai terlihat menyeramkan itu.

"Karena apa Hyena?!" tegas Jungkook, kali ini ia semakin menekan ibu jarinya pada bibir Hyena, membuat wanita itu kembali meringis.

"Awh sakit Jungkook— jangan ditekan terus." kata Hyena sembari mencoba menjauhkan tangan Jungkook dari bibirnya. Kini bahkan tangan itu sudah menangkup tepat di bawah dagu Hyena, ibu jari kekarnya semakin menekan guna mempercepat Hyena agar mengaku padanya.

"Sakit 'kan? aku tidak menyuruhmu untuk mengupasi bahkan melukai bibirmu, jika ingin dilukai atau dilumat bilang saja padaku, tidak perlu seperti ini. Aku tidak suka, Hyena." tutur Jungkook dengan nada tak senangnya, sungguh ia membenci sesuatu yang melukai miliknya, hanya dirinya yang boleh melukai dan memiliki miliknya, sampai disini paham?

"Tapi aku suka Jung, ini menyenangkan." bela Hyena tak ingin kalah, menentang sembari menatap wajah Jungkook, setelah itu nyalinya kembali menciut, pandangannya kembali menatap kebawah.

"Lagipula aku melakukannya karena melihatmu yang terlihat asik menggigiti sambil melupasi bibirmu, aku jadi penasaran dan ternyata menyenangkan." cicit Hyena pelan.

Jungkook menghembuskan nafas panjang sejenak setelah mendengar tuturan jelas dari Hyena padanya. Pandangan matanya berubah seperti awal. Ia terbawa suasana dan membuatnya terlihat menakutkan didepan Hyena, padahal Jungkook akhir-akhir ini sudah berusaha untuk menghilangkan perilakunya seperti tadi pada Hyena. Ibu jari yang sempat menekan bibir Hyena yang terluka itu seketika berubah menjadi elusan lembut.

"Tapi ini bisa berbahaya untukmu."

Hyena lekas mendonggakan kepalanya keatas, menatap wajah Jungkook yang sudah merubah raut wajah menakutkannya tadi. Secepat itukah suaminya bisa berubah?

"Maafkan aku, aku tidak tahu jika itu akan bahaya." Hyena mengakui kesalahannya walau sebenarnya ia tidak tahu apa yang menjadi bahaya bagi dirinya. Namun yang pasti ucapan Jungkook tadi pasti ada baiknya untuk Hyena.

Jungkook kembali menghembuskan nafasnya. "Iya tidak apa-apa aku maafkan, lain kali jangan seperti itu lagi ya?" ujar Jungkook yang dibalas anggukan oleh Hyena.

Jungkook tersenyum sejenak, ia mengelus pelan sisi wajah istrinya. "Sekarang kita harus turun, kita harus mengisi perutmu terlebih dahulu."

Jungkook melepas sealbeatnya sejenak, kemudian ia membantu istrinya guna melepas sealbeat yang melilit ditubuh mungilnya. Wanita berbadan dua itu tak merasa keberatan sama sekali, sampai akhirnya keduanya keluar dari dalam mobil tersebut. Berjalan sembari bergandengan tangan masuk kedalam restoran tersebut.

Keadaan disana tidak terlalu ramai, mengingat kini jarum jam di pergelangan tangan Jungkook masih menunjukan pukul 10.45 pagi. Jungkook dan Hyena berjalan menuju meja yang hanya bisa ditempati oleh dua orang saja, keduanya terduduk bersebrangan. Sampai pada akhirnya pelayan pun tiba, Jungkook menerima sembari melihat makanan apa yang akan ia pilih.

Jungkook memilih jenis makanan yang ia pilih untuk dirinya dan juga istrinya. Sengaja tidak bertanya terlebih dahulu pada Hyena, sebab ia tahu pasti wanita itu akan menolak dengan alasan tidak nafsu makan. Jadi Jungkook putuskan untuk memilihnya sendiri, makanan favorit Hyena tentunya.

Pelayan itupun beranjak pergi setelah mendapat konfirmasi pesanan dari Jungkook. Pria bermarga Jeon itu lekas melemparkan pandangannya pada Hyena, sesekali pandangannya menurun, menatap bibir yang terluka itu. Membuatnya gemas ingin mengobati.

Sebelah tangan kekar Jungkook terulur, menyentuh sembari mengelus pelan dagu sampai pada bibir Hyena. Sambil berucap. "Masih sakit?"

Hyena menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak kalau aku tidak mengingatnya, tapi jika kau ingatkan seperti itu, rasa perih nya kembali datang, Jung."

Jungkook terkekeh pelan mendengarnya. "Benarkah? baiklah kalau begitu aku tidak akan bertanya lagi, aku akan memperhatikan bibirmu diam-diam. Memastikannya sampai benar-benar sembuh dan juga memastikan kau tidak nakal lagi."

Kedua alis Hyena terangkat sejenak. "Nakal lagi?" tanya Hyena sedikit bingung.

"Ya, nakal karena sudah berani melukai milikku." bisik Jungkook dengan tatapan yang sedikit mengintimidasi.

Lagi-lagi Jungkook mulai menggodanya, Hyena segera mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Menatap tatapan yang Jungkook lemparkan padanya itu benar-benar membuat kedua pipi Hyena mulai memanas, Jungkook suka sekali menggoda istrinya.

Sampai pada akhirnya ponsel milik pria bermarga Jeon itupun berdering. Jungkook segera merogoh sebentar ponselnya dari dalam saku celananya, menatap layar guna melihat siapa gerangan yang sudah menganggu akhir pekan paginya itu. Jungkook menghela nafasnya. Nama Kim Yeri yang tertera di layar ponselnya.

Sedangkan Hyena yang mendapati raut wajah Jungkook itupun hanya bisa terdiam, menatap bingung wajah tampan suaminya. Ingin bertanya namun dirasa ia tidak ada hak, bisa saja itu adalah orang kantor Jungkook, jadi Hyena sedikit ragu untuk bertanya. Sampai pada akhirnya Jungkook pun menaruh benda pipihnya tepat disamping telinganya.

"Ada apa?" tanya Jungkook datar, langsung pada intinya sekali.

Hyena hanya bisa memperhatikan Jungkook yang mulai menyatukan kedua alisnya, sesekali Jungkook memijit batang hidungnya. Nada yang Jungkook lontarkan tidak tinggi juga tidak rendah, hanya datar namun terlihat malas dan kesal.

"Ini hari libur nona Kim, tolong jangan ganggu aku. Kita akan membicarakan permasalahan itu lagi nanti, lagipula aku sedang berada di Busan, aku tidak sedang ada di Seoul."

Rasa penasaran mulai menghampiri benak Hyena tentang gerangan siapa yang sudah mencoba menghubungi Jungkook di akhir pekan seperti ini. Terlihat pula dari raut wajah Jungkook yang terlihat merasa terganggu.

"Untuk apa aku memberi tahu alamat dimana aku berada? apa kau akan jauh-jauh datang kemari hanya untuk memberi laporan itu?"

"Jangan gila nona Kim, kutekankan kau sekali lagi untuk tidak menggangguku. Aku sedang bersama istriku, kami akan makan. Kita lanjutkan ini nanti saat aku sudah berada di kantor." tekan Jungkook dengan nada yang begitu menekan, mematikan sambungan teleponnya secara sepihak membuatnya refleks menaruh benda pipih bermerknya di atas meja.

Jungkook memejamkan kedua matanya sejenak, terlihat sekali sedang menahan amarahnya. Berkali-kali ia menghembuskan nafasnya, sampai pada akhirnya nama dirinya pun terpanggil, Jungkook lekas berdiri dari tempat duduknya, berjalan menuju meja kasir untuk melakukan metode pembayaran. Hingga ia melupakan benda bermerk yang ia taruh di atas meja itu.

Punggung kekar itu sudah beranjak pergi, cukup jauh dari meja yang tengah Hyena tempati. Seketika pandangan Hyena yang sedang menatap punggung kekar suaminya itu buyar oleh deringan nyaring dari ponsel Jungkook yang tertinggal di depannya. Pandangan Hyena langsung tertuju pada layar menyala milik Jungkook, jika dilihat dari sudut pandang Hyena terlihat samar-samar sang penelepon yang bertuliskan Kim Yeri disana.

Bohong besar jika Hyena tak penasaran, dalam hati maupun benaknya terus bertanya-tanya tentang apa tujuan sang penelepon yang terus mencoba untuk menghubungi suaminya itu. Hyena sempat berpikir sejenak, Kim Yeri adalah nama yang tak asing baginya. Ya, dialah wanita yang sempat membantunya untuk lari dari Taehyung saat berada di negeri orang kala itu, seorang wanita cantik yang dengan beraninya melemparkan tasnya pada kepala si pria tampan itu hanya demi membantu dirinya. Dahi Hyena seketika mengerut kala mengingat cerita Taehyung padanya, bahwasanya wanita itu kini sudah di angkat menjadi salah satu karyawan dikantor tempat Taehyung bekerja, dan Hyena pun mengingat satu hal lagi. Ya, Yeri itu pula yang seketika diangkat menjadi sekretaris pribadi Jungkook, menggantikan Noona cantik yang bernama Jieun. Atau bisa disebut kakak tiri dari Yeri, seingat Hyena sih begitu. Ia juga mendengar cerita itu dari Taehyung, katanya alasan Jungkook mengubah jabatan Jieun dan Yeri itu karena ia merasa dikecewakan oleh Jieun karena suatu masalah. Dan Hyena mulai mengerti kenapa alasan Jungkook yang tak melirik bahkan menghiraukan Jieun saat tepat di hari pernikahan Jimin dan Taeri berlangsung kala itu.

Dering ponsel Jungkook semakin berdering nyaring, ini adalah panggilan ketiga dari Yeri, dua panggilan tadi tak Hyena hiraukan dengan alasan tidak sopan. Ya, meskipun kini Jungkook maupun Hyena sudah di pastikan saling mencintai, tetap saja ia tidak boleh dengan lancangnya menerima atau bahkan sampai melacak isi ponsel suaminya, Hyena tidak berani sekaligus ditakutkan Jungkook akan marah padanya nanti.

Namun ponsel itu terus berdering, membuat leher seisi restoran yang belum terlalu ramai itu tertuju pada meja Hyena. Lebih tepatnya pada presensi Hyena yang terdiam membeku. Mereka memberi tatapan seolah kode agar Hyena segera menerima deringan ponsel yang semakin lama semakin menganggu.

Hyena menatap bingung bergantian pada presensi orang disekitarnya kemudian pada layar ponsel di depannya. Sesekali pula Hyena melirik ke arah presensi tubuh kekar suaminya yang terlihat tengah sibuk dengan pembayarannya di kasir sana. Jarak Jungkook berada cukup jauh, membuat pria bermarga Jeon itu tak dapat mendengar jelas deringan ponselnya yang terus menganggu.

Hyena menggulum bibirnya sejenak, terlihat sedang berpikir. Tangan mungilnya sedikit ragu untuk meraih ponsel tersebut, namun jika melihat tatapan disekitarnya semakin membuat Hyena merasa tegang, antara harus mendirikan egonya yang tak ingin ikut campur dalam urusan Jungkook atau harus menerima tatapan dari orang di sekitarnya itu.

Sampai akhirnya Hyena putuskan untuk meraih ponsel tersebut, bohong besar jika dirinya tidak penasaran. Hyena menggeser sebentar layar pada ponsel tersebut, dengan perasaan yang tak karuan, semoga setelah ini ia tak mendapat imbas kemarahan Jungkook padanya, semoga saja.

Sampai pada akhirnya Hyena menaruh benda pipih itu di samping telinganya, semua pandangan mata sudah tak lagi menatapnya. Hingga akhirnya rungunya mendapat sinyal suara lembut dari wanita di seberang sana.

"Tuan Jeon? ah akhirnya kau menerima telepon dariku. Aku sudah didepan restoran kau berada, maaf jika ini sedikit mengganggumu, tapi percayalah laporan ini benar-benar penting, aku harus segera memberikannya langsung padamu. Aku datang kemari karena tadi saat kita bertelepon sebenarnya aku sudah berada di depan rumah istrimu. Aku tahu aku memang lancang bertanya pada wanita cantik yang mirip dengan istrimu dan dia mengatakan kalau kalian pergi ke restoran ini. Aku sudah di luar restoran tuan, bisa temui aku sebentar?" jelas wanita bersuara lembut itu.

Ah rasanya bagi Hyena itu adalah suara lemah yang terdengar menggoda. Membuat wanita berbadan dua itu seketika mengepalkan sebelah tangannya. Dengan satu kali gerakan Hyena langsung mematikan sambungan telepon tersebut secara sepihak. Tidak perduli apapun, rasanya kini hatinya mulai memanas sekarang.

Hyena melempar pelan ponsel milik suaminya, kedua tangannya semakin mengepal kuat tepat saat mendengar penjelasan yang diungkap Yeri padanya, ia tahu pasti Yeri mengira Jungkook yang menerima panggilan tersebut, maka dari itu dirinya memilih untuk mematikannya secara sepihak. Dan sekarang Hyena mengerti kenapa Jungkook memasang raut wajah kesal saat menerima panggilan tadi, sungguh wanita itu benar-benar menganggu.

Hyena melirik sebentar ke arah Jungkook yang rupanya masih sibuk dengan metode pembayaranya dengan salah satu kasir yang ada disana. Kemudian pandangannya kembali menatap layar yang lagi-lagi menyala. Sialan, wanita itu kembali mencoba menghubungi suaminya itu. Benar-benar menyebalkan.

Tanpa berlama-lama lagi Hyena segera mendirikan tubuhnya, meraih ponsel Jungkook lalu ia genggam sambil berjalan ke arah luar. Baiklah sepertinya Hyena akan mulai bertindak sekarang, kita lihat apakah wanita itu akan kembali berani untuk mencoba menghubungi bahkan mengganggu suaminya lagi setelah bertemu dengan sang pemiliknya?

Hyena berjalan dengan langkah yang sedikit tergesa-gesa, melewati orang yang berselang dengannya. Sampai pada akhinya ia tiba di penghujung pintu keluar, mendorongnya dengan tenaga kemudian mata elangnya mulai mencari presensi seseorang yang katanya sudah berada di depan restoran itu.

Pandangan Hyena seketika tertuju pada presensi punggung mungil dengan surai panjangnya, rok pendek dengan pakaian yang sedikit terbuka itu langsung membuat Hyena menaikan sebelah alisnya sebal. Tanpa ragu Hyena segera menghampiri seseorang itu yang dirasa adalah Kim Yeri, sebab ini bukan pertama kalinya ia melihat Yeri. Hyena masih ingat bentuk tubuh Yeri walau itu hanya terlihat bagian belakangnya saja.

Tanpa ragu Hyena langsung menepuk pelan bahu Yeri, membuat wanita itu perlahan membalikan tubuhnya, senyuman megah yang semula tertera pada wajah cantiknya itu seketika pudar kala mendapati sesosok yang bukan ingin ia temui. Ini bukan tuan Jeon yang di idamkan nya, tapi ini wanita penghalang perjalanan kasihnya.

"Hyena?" suara yang terdengar sangat berbeda saat di telepon tadi, tidak ada sisi lembut, terdengar datar dan sepertinya Yeri kurang senang karena Hyena yang menemuinya?

Hyena menunjukan senyum tipisnya, ia mengangguk pelan seraya mengulurkan sebelah tangannya. "Kau masih mengingatku rupanya?"

Yeri hanya menatap bingung pada uluran tangan Hyena padanya, tidak ada raut wajah senang pada wajah Yeri. Hanya terkejut dan tak percaya. Sampai akhirnya Yeri sedikit berdeham untuk mencairkan suasana canggung dalam hatinya, kemudian Yeri pun turut membalas uluran tangan mungil Hyena.

"Eoh tentu saja, tidak mungkin aku melupakanmu, kau semakin cantik saja Hyena-ssi." tuturnya diakhiri dengan dengan kekehan kecil.

Hyena tak membalas tawaan palsu yang Yeri tunjukan padanya, ia hanya menunjukan senyuman tipisnya. Dan apa katanya tadi? Hyena-ssi? sejak kapan mereka akrab? seingat Hyena, mereka baru satu kali bertemu, sedangkan menurut Hyena untuk sekedar akrab membutuhkan waktu minimal ya satu atau dua minggu lamanya, itupun keduanya harus sering bertemu.

"Kau juga, kau semakin cantik dan—" Hyena menjeda ucapannya, matanya menurun, memandang seluruh tubuh Yeri, lekukan tubuh yang terekspos. Mirip seperti kupu-kupu malam yang sedang mencari rezeki haram dimalam hari. "Semakin seksi saja." lanjut Hyena kemudian kembali menatap wajah Yeri setelah dirasa puas mengomentari tubuh Yeri di dalam hatinya.

"Ah terimakasih, kau juga semakin seksi saja. Tubuhmu sekarang agak sedikit berisi ya?" tutur Yeri setelah melirik tubuh seluruh Hyena.

Ya wanita berbadan dua itu hanya memakai kaos putih crop yang ditutupi outer kuning pemberian Jungkook, sisanya ia memakai celana levis panjang yang menutupi kaki jenjangnya. Bahkan jika dirasa tubuhnya lebih menggiurkan dibandingkan tubuh Yeri yang terekspos itu.

"Eoh tentu saja, aku 'kan sekarang sedang mengandung." tutur Hyena senbari mengelus pelan perut rata nya, yang membuat senyum di wajah cantik Yeri seketika kembali memudar.

Bagai terserang bebatuan besar, hati Yeri seketika terasa remuk setelah mendengar pernyataan santai yang Hyena lontarkan padanya. Yeri menyentuh pelipisnya sejenak, ia merasa sedikit pusing sekarang, Yeri mengembangkan senyum kejutnya dengan nafas yang sedikit tak beraturan. Sungguh membuat Hyena semakin menatapnya penasaran.

Hyena dapat melihat keterkejutan sangat dari Yeri setelah ia mengungkap fakta tentang apa penyebab dirinya kini terlihat sedikit berisi, sepertinya itu akan sedikit mematahkan harapannya untuk mendapati Jungkook. Pria tampan yang ia sukai tepat saat pertama kali mereka bertemu di gedung megah yang bertempatan di Eropa kala itu.

Hyena segera melipatkan kedua tangannya, matanya masih menatap Yeri dengan sebelah alis yang terangkat. Yeri belum menatapnya, ia masih mencoba untuk menstabilkan keseimbangan tubuhnya, ia benar-benar sangat begitu terkejut.

"Apa kau baik-baik saja Yeri-ssi?" tanya Hyena, tidak ada nada perduli sedikitpun yang terdengar, bahkan Hyena tak ingin menyentuh sedikitpun lagi tubuh Yeri. Bahkan Hyena tak perduli jika Yeri jatuh pingsan sekalipun ke atas tanah. Ia benar-benar tak ingin menyentuh Yeri lagi, walau sedikitpun. Anggap saja uluran tangan tadi adalah yang pertama dan terakhir diantara dirinya dan juga Yeri.

Yeri menelan ludahnya sambil mendonggakan kepalanya keatas sejenak, nafasnya masih ia usahakan agar tetap teratur. Membuat Hyena tersenyum sinis melihatnya.

Sampai pada akhirnya Yeri kembali menatap Hyena, menatap Hyena dengan senyuman semanis mungkin sambil menganggukkan kepalanya cepat. "Ya, y-ya aku baik-baik saja." ujar Yeri, kini tatapan wanita itu berubah drastis, terlihat manis namun Hyena dapat melihat sisi lain. Wanita berbadan dua itu yakin bahwa terdapat banyak sisi benci yang sedang Yeri sembunyikan. Bahkan Hyena rasa Yeri bisa saja menunjukan tatapan bencinya itu pada Hyena. Kapan saja.

Hanya saja untuk saat ini mungkin Yeri belum ingin terlalu menunjukannya, ia masih ingin terlihat baik dan ramah di mata Hyena. Walau sebenarnya wanita berbadan dua itu sudah mengetahuinya. Ya, reaksi Yeri tadi itu benar-benar membuatnya semakin yakin bahwa tidak ada yang beres disini.

"A-aku kemari untuk bertemu tuan Jeon, aku ingin memberikan—" ujar Yeri yang terjeda, sebelah tangan mungil Hyena sudah terulur kembali.

"Aku tahu, biar aku saja yang menerimanya, bukankah itu sama saja?" sela Hyena yang membuat dagu Yeri sedikit merosot.

Yeri sempat terdiam sejenak, wanita tersenyum kecil, namun palsu. Berusaha untuk berpikir lagi agar ia bisa memberikan laporan yang ada ditangannya ini langsung pada Jungkook. Sebab niat awalnya adalah ia memang ingin berjumpa dengan Jungkook, rindu sekali dengan tubuh kekar dan suara datarnya walau baru kemarin sore ia bertemu Jungkook di kantor.

"Ah begitu ya? tapi ini laporannya sangat penting, aku harus tetap memberikannya langsung pada—"

"Jadi kau tidak percaya padaku? Jungkook sekrang sedang sibuk, dia tidak bisa bertemu langsung denganmu jika hanya untuk mengambil laporan itu. Sekarang kau bisa berikan laporan itu padaku, tidak akan hilang kok. Aku pasti akan langsung memberikannya pada suamiku." lagi-lagi Hyena menyela alasan Yeri, bahkan diakhir kalimatnya Hyena menekankan nadanya. Seolah sedang memberi sebuah peringatan bahwa Jungkook adalah miliknya.

Tubuh Yeri kembali membeku, namun hati kecilnya mulai terbakar perlahan tepat saat mendengar penekanan Hyena di akhir kalimatnya. Ia sedikit mengepalkan tangannya, andai saja saat itu yang ia hancurkan dan ia kirim ke alam kubur itu Hyena bukan Ryujin. Pasti saat ini ia sudah berhasil memiliki Jungkook sepenuhnya, tanpa harus berperilaku manis dan berhadapan terlebih dahulu dengan penghalang nya ini.

Ya, Yeri lah pelakunya, namun sayangnya ia harus kembali gagal setelah percobaan pertama yang ia gunakan untuk memanfaatkan Taeri guna membunuh Hyena tanpa ia harus tutun tangan sedikitpun. Begitu pula dengan percobaan keduanya, ia justru membunuh seorang wanita bertubuh bulat dengan bayi yang ada di dalam kandungannya. Yeri salah sasaran kala itu.

"Maaf Hyena, tapi laporan ini harus langsung kuberikan pada tuan Jeon, ada yang harus ku jelaskan padanya mengenai laporan ini." ujar Yeri yang belum ingin menyerah.

"Eoh kalau begitu kau bisa jelaskan padaku sekarang, nanti akan ku jelaskan kembali pada suamiku. Tenang saja, aku ini pandai dalam menjelaskan hal seperti ini, dulu di sekolah aku pernah berpengalaman dalam hal menjelaskan laporan."

Damn it! rupanya wanita berbadan dua dengan surai sebahu itu tak ingin kalah. Sudah dikatakan bukan bahwa Hyena sekarang akan menunjukan pada Yeri tentang siapa pemilik Jungkook seutuhnya. Jika bisa Hyena juga ingin Yeri kapok dengan perilakunya ini, Hyena ingin Yeri berhenti menganggu Jungkook sebelum wanita itu semakin dalam masuk kedalam kehidupan Jungkook dan semakin parah lagi.


"Sayang?"

Sampai pada akhirnya suara berat nan terdengar khawatir itu mulai memasuki rungu Hyena, membuat Hyena maupun Yeri serentak melirik kearah sumber suara.

Presensi Jungkook dengan kedua alis yang menyatu itu Hyena dapatkan. Tubuh kekar itu semakin mendekat ke arah tubuh mungil dari wanita yang tengah mengandung gumpalan darah miliknya. Dengan satu gerakan Jungkook segera menarik Hyena ke dalam pelukannya, terlihat panik dan ketakutan, Jungkook memeluk tubuh istrinya masuk kedalam pelukan penuh kekhawatirannya tepat di hadapan Yeri.

Tanpa ragu Hyena lekas membalas pelukan Jungkook padanya, sengaja ia lakukan, Hyena ingin melihat reaksi Yeri lebih dalam lagi.

Bisa dilihat dari ekspresi wajah Yeri yang terlihat semakin tak nyaman. Bahkan kini Yeri mulai menunjukan tatapan benci yang sudah rapat-rapat ia sembunyikan pada Hyena. Dan Hyena kini dapat melihat jelas itu semua, membuat sudut bibir Hyena terangkat.

Namun di detik itu juga Jungkook lekas melepaskan pelukannya, kedua tangan kekarnya berada tepat di kedua bahu Hyena, sedikit menekan dan mengguncangkan tubuh Hyena. Kemudian Jungkook berucap. "Lagi-lagi kau membuatku cemas, apa kau tahu bagaimana reaksiku tadi saat aku tidak menemukan mu disana huh?!"

Kedua mata Hyena menatap Jungkook terkejut, terlihat sekali kekesalan, cemas dan juga khawatir tertera pada sorotan kedua bola mata bulat Jungkook padanya. Jungkook semakin mengguncangkan tubuh Hyena yang membuat wanita berbadan dua itu sedikit meringis kesakitan.

"Awh— Jungkook sakit." ringis Hyena, tepat di detik itu juga wanita yang tengah memerhatikan pergerakan Jungkook yang kasar pada Hyena itupun tersenyum simpul.

Ia merasa seperti kembali mendapat celah setelah sempat patah melihat tingkah Jungkook pada Hyena. Yeri berpikir sejenak, Jungkook itu terlihat berbeda di matanya dan itu titik yang membuat Yeri jatuh padanya. Ya Jungkook itu bisa manis, dingin namun juga kasar. Yeri suka itu, terlebih jika pikiran liarnya sudah melebar, membayangkan betapa kasarnya permainan yang Jungkook pimpin nantinya jika sudah sepenuhnya menjadi miliknya, tangan kekar dengan vein sempurna itu agar semakin menonjol saat sedang meremas kedua buah dadanya atau bahkan pinggang rampingnya nanti, Yeri sudah tak sabar menunggu hari itu.













Bentar lagi selesai loh, kalian maunya sad ending apa happy ending nih? hihi biar aku siapinn dulu🙈 ayo taburkan cinta ungunyaa💜💜💜💜

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

201K 23K 41
[MATURE] Bagaimana jika di dalam hidupmu, kamu memiliki seseorang yang diam-diam selalu mengikuti seluruh perbuatanmu? Min Seolhwa, gadis yang baru s...
63.8K 14K 125
Selebriti web, Chen Suyang, pindah ke adaptasi film yang baru saja dia selesaikan dengan adegan kematian. Sekarang dia harus berperan sebagai penjaha...
216K 17.7K 89
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
261K 24.5K 35
Mature Contents🔞 Mana yang lebih kau pilih? Tetangga tampan yang gila, atau kekasih seksi yang brengsek? -Make It Right- ©Casadelcisne, 2020 Story w...