Mr. Black - Kim Taehyung

By Kimberiess

207K 21.2K 1.5K

Hyeso adalah seorang reporter yang memiliki ambisi tinggi. Dia tidak pernah merasa menyesal akan suatu hal se... More

Hallo mau cek ombak dulu
Prolog
Bab 1 - De Javu
Bab 2 - Again
Bab 3 - Drunk
Bab 4 - Target
Bab 5 - Burn
Bab 6 - Mariano
Bab 7 - Choice
Bab 8 - Kidnapped
Bab 9 - Signore
Bab 10 - Rain
Bab 11 - One More
Bab 12 - Strange
Bab 13 - Masquerade
Bab 14 - The Game
Bab 15 - News
Bab 16 - New York
Bab 17 - Brooklyn Bridge
Bab 18 - Jealous
Bab 19 - The Spy
Bab 20 - Fact
Bab 21 - Past
Bab 22 - Injured
Bab 23 - Idea
Bab 24 - Caught
Bab 25 - Kim Family
Bab 27 - Dinner
Bab 28 - The Gift
Bab 29 - Terror
Bab 30 - Hide
Bab 31 - Crash
Bab 32 - Someone
Bab 33 - Wake Up
Bab 34 - He Knows
INFO TERBIT
PRE ORDER
GIVEAWAY MR. BLACK

Bab 26 - Feeling

4.1K 501 71
By Kimberiess

"Aku menyukai Taehyung."

Satu kalimat yang mampu membuat Areum memekik. Hyeso menutup wajahnya dengan bantal. Akhirnya ia sudah dapat menyimpulkan perasaannya pada Taehyung selama ini. Awalnya Hyeso memang ragu, pasalnya ini terlalu cepat. Dia dan Taehyung masih dapat disebut orang baru kalau menghitung jumlah hari sejak mereka bertemu hingga sekarang.

Namun kini, Hyeso percaya akan ungkapan— cinta datang karena terbiasa. Buktinya ada pada dirinya sendiri yang kini menyukai Taehyung. Umm dan juga mencintainya? Hyeso masih belum bisa mengatakan perasaannya ini merupakan sebuah rasa cinta pada Taehyung. Karena bagi Hyeso, cinta itu bukan sekedar saling suka tetapi juga saling berbagi segala hal dan berani mengorbankan.

Belum. Hyeso belum sampai pada tahap itu, sehingga ia hanya bisa mengatakan kalau dirinya menyukai Taehyung. Dengan degup jantung yang terasa membuncah dan pipi yang memanas, Hyeso menarik bantal diwajahnya dan beralih memeluknya.

"Ya aku memang benar menyukainya."

"Kan sudah kubilang! Dari cara kalian berdua berpandangan aku sudah yakin kalau ada sesuatu diantara kalian." Ucap Areum yang sedang dalam posisi duduk bersila di atas kasur Hyeso dengan bersemangat.

Hyeso yang terlentang sembari memeluk guling mengaduh kala Areum dengan tidak sengaja memukul lengan kirinya. Sudah kebiasaan Areum yang suka memukul bahu atau lengan lawan bicaranya.

"Lalu, bagaimana dengan Taehyung?" Tanya Areum penasaran.

"Dia sudah mengatakan perasaannya padaku saat kita di New York." Mata Hyeso menatap langit-langit kamar menerawang sedangkan Areum menunggunya melanjutkan ucapannya.

"Taehyung bilang, dia mencintaiku."

Tidak dapat dipungkiri semburat merah perlahan muncul di pipi Hyeso kala mengingat kejadian yang sudah berlangsung lumayan lama itu. Saat Taehyung mengungkapkan perasaannya pada dirinya di Brooklyn Bridge, hal yang tidak akan ia lupakan.

"Lalu, kapan kau akan bilang tentang perasaanmu padanya?" Tanya Areum yang dibalas gelengan kecil oleh Hyeso.

"Tidak, aku malu mengatakannya."

"Oh ayolah Hyeso, semua laki-laki itu pasti butuh kepastian setelah mereka mengungkapkan cinta mereka pada orang yang disuka. Aku yakin Taehyung pasti sudah menunggu jawaban darimu walaupun dia mungkin bilang tidak butuh balasan cintamu."

Hyeso menghela napas, benar memang kata Areum. Hyeso bukanlah orang baru di dunia percintaan, ia tau kalaupun seorang laki-laki mengatakan dirinya tidak meminta untuk dibalas cintanya, bukan berarti mereka tidak mengharapkan perasaanya terbalas. Sebenarnya kata-kata itu hanya digunakan agar seseorang yang belum bisa membalas perasaannya tidak pergi darinya. Trik. Dan kaum adam itu akan terus menunggu sampai ungkapan yang ditunggu-tunggu keluar dari bibir sosok yang dicintai.

Hyeso juga tau kalau selama ini Taehyung menunggunya. Perasaan laki-laki itu memang tulus padanya, terbukti dari apa yang selama ini Taehyung lakukan demi menjaga dirinya. Dia harus mengatakannya pada Taehyung, kalau dirinya menyukainya dan mungkin sebentar lagi akan mencintainya. Nanti, disaat Hyeso menemukan momen yang tepat untuk mengutarakan perasaannya.

Ponsel Areum berdering, memecah pikiran Hyeso. Areum yang menatap layar ponselnya seketika menegang. Gurat cemas tercetak jelas diwajahnya. Hyeso yang penasaranpun bangkit terduduk mencoba mengintip ke layar ponsel temannya itu sebelum Areum menghindar.

"M-maaf ya aku harus pergi dulu, ada urusan penting." Ucap Areum setengah tergagap dengan wajah yang memucat lalu melompat turun dari ranjang dan bergegas keluar dari kamar Hyeso.

"Ish sok sibuk sekali."

Hyeso mendumal setelah pintu kamarnya tertutup dari luar. Hari-hari ini Areum memang jarang sekali bercanda atau menjalani sesi curhat dengan dirinya seperti tadi. Gadis itu seakan mempunyai segudang pekerjaan entah apa. Oiya Hyeso lupa kalau mulai besok ia akan mulai bekerja lagi di kantor redaksi. Hyeso sungguh merindukan kesibukan sebagai reporter.
















;

"Mau kemana manis?"

Hyeso terlonjak kaget saat baru keluar kamar dan mendapati Taehyung sudah bersandar di tembok sebelah pintunya, dengan kedua tangan bersedekap. Meneliti Hyeso dari ujung kepala sampai ujung kaki. Hyeso sudah berpakaian rapi dengan kemeja polos biru muda dan celana kain senada. Rambutnya dikuncir kuda memperlihatkan leher jenjangnya.

"Ke kantor." Jawab Hyeso sembari menutup pintu kamarnya dan hendak melangkah meninggalkan Taehyung sebelum laki-laki itu menahan pergelangan tangannya.

"Kau masih bekerja disana?" Taenyung bertanya dengan alis yang berkerut.

"Tentu saja, kenapa memang?"

"Berhenti bekerja disana, cari tempat lain."

Hyeso menganga mendengar perkataan Taehyung. Seenaknya saja laki-laki itu menyuruhnya pindah tempat kerja, dia pikir mudah mendapatkan pekerjaan? Astaga Hyeso lupa kalau dunia Taehyung itu berbeda dengannya. Apapun yang laki-laki itu inginkan, pasti dapat dengan mudah terwujud semudah menjentikan jari.

"Apa? Kau pikir mudah cari pekerjaan? Lagipula aku sudah nyaman di kantorku." Ucap Hyeso sembari menarik tangannya dari genggaman Taehyung dan berlalu menuruni tangga.

Taehyung mengikutinya, terdengar dari dentingan pantopel yang dipakai laki-laki itu. Hyeso berjalan keluar mansion dan sudah disambut dengan mobil yang biasa ia tumpangi kala keluar mansion. Dia berhenti saat menyadari Taehyung terus mengikutinya.

"Kenapa kau mengikutiku?" Tanya Hyeso dengan kedua alis hampir bertemu menatap curiga kearah Taehyung.

Bukannya menjawab pertanyaan Hyeso, laki-laki itu justru berjalan mendahuluinya ke mobil. Berhenti tepat di sebelah pintu yang telah dibuka oleh supir lalu tangannya mengeluarkan kacamata hitam dari balik saku jasnya. Memakai kacamata itu lantas tersenyum menoleh pada Hyeso dengan tangan yang memberi isyarat agar dirinya segera masuk ke mobil.

Hyeso menatap Taehyung dengan raut muka kebingungan. Dia terlampau bingung dengan apa yang dilakukan laki-laki itu. Bukankah urusan Taehyung di kantornya sudah selesai lantaran sudah menemukan Seokjin orang yang dicarinya? Lalu buat apa laki-laki itu justru ikut naik di mobilnya?

"Cepatlah manis, kau tidak ingin terlambat masuk kantor bukan?"

Tanpa banyak tanya Hyeso akhirnya masuk ke mobil. Entahlah Taehyung punya urusan apalagi, yang jelas ia hanya perlu datang ke kantor dulu untuk bekerja.

Mobil yang mereka tumpangi melaju di jalan raya. Hyeso dan Taehyung terdiam selama diperjalanan sampai mereka sampai didepan kantor tempat Hyeso bekerja. Saat Hyeso turun dan melangkah masuk ke gedung, Taehyung hanya bersandar di pintu mobil dengan tangan yang bersedekap memperhatikan dirinya.

Hyeso berhenti sejenak sekedar untuk menoleh kebelakang dan masih mendapati Taehyung berdiri disana, laki-laki itu mengangkat sebelah tangannya dan melambai kecil padanya dengan senyum tipis yang terlihat... keren? Hyeso hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya sembari melanjutkan langkah dengan sudut bibir yang tertarik.

Sudah berhari-hari Hyeso tidak masuk kerja dan sekarang suasana kantor rupanya sudah kembali seperti semula. Beberapa karyawan tampak berlalu lalang. Hyeso sedang mencari seseorang yang tadi sempat berpamitan padanya untuk berangkat ke kantor terlebih dahulu.

"AREUM!" Seru Hyeso memanggil sosok yang tadi dicarinya tengah berjalan membawa setumpuk dokumen ditangannya.

Areum tersenyum seraya melambaikan sebelah tangannya dengan susah payah. Hyeso berjalan menghampirinya.

"Woah kita tidak masuk berapa hari pekerjaan sudah menumpuk segitu banyaknya.." Hyeso menghela napas mengingat dirinya juga akan mendapatkan dokumen bertumpuk seperti Areum.

"Saatnya bersiap lembur haha."

Hyeso mencebik. Dia memang suka bekerja sebagai reporter yang lamgsung turun ke lapangan untuk meliput suatu peristiwa. Tapi, Hyeso paling tidak suka kalau harus berkutat dengan dokumen-dokumen laporan berita itu.

"Eh tapi hari ada jadwal liputan baru, dan tadi aku melihat ada namamu." Ucap Areum yang seketika membuat mata Hyeso berbinar.

"Benarkah?" Areum mengangguk menanggapi.

Hyeso tersenyum senang lantas berlari kecil menuju ruang kerjanya untuk bersiap melakukan liputan dengan partner randomnya.

Double kesenangan bagi Hyeso karena ternyata dirinya mendapat jadwal liputan bersama Hoseok sang kepala divisi. Itu artinya liputan kali ini pasti melibatkan orang yang sangat penting. Dan benar saja, Hyeso ternganga saat sampai di salah satu perusahaan terbesar di Korea. Jon's Group.

Hyeso bertanya kepada Hoseok siapa orang yang akan mereka wawancarai kala mereka sampai didalam lift.

"Orang yang sangat penting disini. Beruntung sekali aku bisa mendapatkan akses khusus untuk mewawancarainya." Jawab Hoseok akan pertanyaan Hyeso.

Gadis itu mengeryit penasaran. Dia hendak membuka mulut untuk bertanya kembali namun urung kala mendengar bunyi pintu lift yang terbuka. Seorang wanita cantik dengan tubuh yang proporsional mengantarkan mereka berdua ke sebuah ruangan dengan pintu yang bergantung sebuah papan bertuliskan 'Ruang CEO'.

Hoseok masuk terlebih dahulu diikuti Hyeso dibelakangnya kala sosok didalam ruangan itu telah mempersilahkan. Ruangan itu sangat luas, pas memang untuk ruangan seorang CEO.

"Selamat siang pak." Ucap Hoseok yang kemudian membungkuk diikuti Hyeso.

Hyeso dapat mendengar suara kursi yang berputar dari balik meja besar sang CEO yang sejak mereka masuk tengah membelakanginya. Dan sebuah suara menginstrupsi dirinya dan Hoseok untuk kembali menegakan punggung.

"Oh?"

Hyeso terkejut kala mendapati orang yang beberapa hari lalu tidak sengaja berpapasan dengannya di cafe saat selesai bertemu dengan Jungkook. Astaga ternyata dia adalah CEO Jon's Group. Pantas saja cafe yang semula tenang-tenang saja berubah menjadi bising saat orang dihadapannya datang. Kim Namjoon.

"Akhirnya kalian datang juga, bisa kita mulai sekarang wawancaranya? Nona Hyeso?"

"I-iya?"

Hyeso tergagap dengan sedikit terkejut kala Namjoon tiba-tiba memanggil namanya. Respon yang sama pun ditunjukan oleh Hoseok, dia mengeryit sembari menatap CEO Perusahaan terkenal ini dan Hyeso bergantian. Hoseok heran, bagaimana orang didepannya ini bisa mengetahui nama Hyeso padahal dirinya dan Hyeso sendiri belum mengenalkan diri. Sama. Hyeso juga bingung bagaimana sosok didepannya mengetahui namanya?

Sedangkan Namjoon dibalik meja besarnya, tampak tersenyum menampilkan kedua lesung pipinya. Menatap Hyeso dengan pandangan yang sulit diartikan.




-------

Ada yang baruuuu😎



Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

139K 6.9K 8
[ Completed ] Menurut Jimin, pertemuannya dengan Yoora sangatlah aneh, karena dia bertemu dengan gadis itu ketika Yoora pingsan di halte bus. Pertemu...
1.4M 122K 64
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
210K 21.2K 62
'Lao Wen, kenapa kau tidak bisa percaya kepadaku sekali saja? Walaupun Kau membenciku dan tidak mempercayai ku, aku akan terus berusaha melindungi mu...
52.6K 5.6K 11
"Menikahlah dengan ku!! Maka semuanya akan baik-baik saja" #1 ~ Ahreum (27/08/2020)