Mr. Black - Kim Taehyung

Oleh Kimberiess

207K 21.2K 1.5K

Hyeso adalah seorang reporter yang memiliki ambisi tinggi. Dia tidak pernah merasa menyesal akan suatu hal se... Lebih Banyak

Hallo mau cek ombak dulu
Prolog
Bab 1 - De Javu
Bab 2 - Again
Bab 3 - Drunk
Bab 4 - Target
Bab 5 - Burn
Bab 6 - Mariano
Bab 7 - Choice
Bab 8 - Kidnapped
Bab 9 - Signore
Bab 10 - Rain
Bab 11 - One More
Bab 12 - Strange
Bab 13 - Masquerade
Bab 14 - The Game
Bab 15 - News
Bab 16 - New York
Bab 17 - Brooklyn Bridge
Bab 18 - Jealous
Bab 19 - The Spy
Bab 20 - Fact
Bab 21 - Past
Bab 23 - Idea
Bab 24 - Caught
Bab 25 - Kim Family
Bab 26 - Feeling
Bab 27 - Dinner
Bab 28 - The Gift
Bab 29 - Terror
Bab 30 - Hide
Bab 31 - Crash
Bab 32 - Someone
Bab 33 - Wake Up
Bab 34 - He Knows
INFO TERBIT
PRE ORDER
GIVEAWAY MR. BLACK

Bab 22 - Injured

4K 578 75
Oleh Kimberiess

Taehyung memarkirkan mobilnya asal saat sampai tepat didepan sebuah rumah berlantai dua yang ia yakini tempat Hyeso dan mata-mata itu berada. Taehyung mengedarkan pandangan ke halaman disampingnya, sesuai dengan apa yang ditangkapnya dari jendela dalam foto Hyeso. Laki-laki itu berjalan dengan langkah lebar sembari merogoh pistol yang selalu dibawa dibalik saku jasnya.

Matanya berpendar mengawasi situasi disekelilingnya, ia tetap harus mempertahankan kewaspadaannya. Taehyung terus membiarkan kakinya melangkah, mengikuti insting yang membawanya masuk ke dalam rumah tersebut. Sunyi. Ruangan dilantai satu itu tidak menunjukan adanya tanda-tanda manusia selain dirinya. Sehingga Taehyung memutuskan berjalan menaiki tangga.

Dan tepat di pijakan tangga terakhir di lantai atas, ia mendengar suara bising berasal dari sebuah ruangan berpintu putih. Taehyung berlari lalu dengan mudah membuka pintu tersebut karena tidak dikunci. Seketika, amarah yang ia bendung pun memuncak kala melihat pemandangan didepannya.

Seseorang yang tak lain adalah Seokjin, sedang menodongkan pistolnya tepat di kepala Hyeso sembari tersenyum mengejek. Taehyung hendak melangkahkan kakinya mendekat sebelum Seokjin terlebih dahulu berujar.

"Letakan senjatamu Black! Kalau kau masih menginginkan kekasihmu ini."

Mendengarnya, tanpa berpikir panjang, Taehyung melempar pistol yang sedari tadi ada ditangannya. Seokjin mengedikan dagunya memberi isyarat pada anak buahnya yang berdiri disebelahnya. Taehyung diam dan mengangkat kedua tangannya saat orang-orang itu mengecek tubuhnya.

"Aman tuan." Ucap salah seorang yang selesai mengecek.

Hyeso tidak dapat mengucapkan sepatah katapun dengan mulut yang tengah tertutup oleh lakban. Tubuhnya pun hanya diam sejak merasakan ujung besi dingin itu menyentuh kepalanya.

Taehyung siap melangkah kembali namun lagi-lagi terhenti, kala Seokjin berganti menyuruhnya untuk bersimpuh. Tidak punya pilihan lain, terlebih saat Seokjin menekan pistolnya pada kepala Hyeso, Taehyung menjatuhkan tubuhnya bersimpuh dihadapan Seokjin. Kedua tangannya mengepal diatas paha, menatap nyalang Seokjin.

"Apa sebenarnya yang kau inginkan?!" Desis Taehyung yang dibalas dengan kekehan Seokjin.

"Aku hanya ingin melihat seberapa keren Black Mariano yang terkenal di Italia itu. Karena yang kutau selama ini hanya Kim Taehyung, reporter tidak jelas yang masuk kerja seenaknya dan yang sedang dimabuk cinta." Ujar Seokjin dengan senyum remeh yang memuakkan bagi Taehyung.

Manik Hyeso bertabrakan dengan Taehyung. Gadis itu dapat melihat sirat emosi yang sulit dijabarkan. Entah Taehyung sedang marah, kesal, sedih, takut ataupun lega disaat bersamaan, Hyeso tidak tau. Yang jelas bermacam emosi tampak bercampur aduk dalam mata Taehyung.

Tanpa mengalihkan pandangan dari Hyeso, Taehyung berujar dengan nada penuh penekanan.

"Lepaskan Hyeso!"

"Umm.. tidak semudah itu."

Sorot mata Taehyung kian menajam saat mengalihkan pandangannya menatap Seokjin.

"Urusanmu denganku, tidak ada hubungannya dengan Hyeso. Jadi cepat lepaskan dia sebelum kau menyesal." Ancam Taehyung yang justru membuat Seokjin tertawa kencang.

"Hei kau salah! Tentu saja Hyeso ada hubungannya. Kau tidak akan rela kemari kalau Hyeso tidak penting untukmu." Seringaian muncul di bibir Seokjin.

Dia merasa menang karena sudah membuat seorang Black Mariano yang katanya tidak mudah ditaklukan, kini justru sedang bersimpuh didepannya. Bisa dikatakan tidak sia-sia Seokjin mengikutkan Hyeso karena dia tau Taehyung tidak akan bisa berkutik jika dihadapkan dengan keselamatan gadis ini.

Pecundang? Bukan. Seokjin hanya sedang memanfaatkan sebuah peluang dari kelemahan yang dimiliki lawannya, Taehyung. Bosnya pasti akan senang kalau ia memberitahukan bahwa dirinya berhasil menemukan titik kelemahan terbesar seorang Black Mariano.

"Cium kakiku baru akan ku lepaskan kekasihmu ini." Ucap Seokjin dengan sudut bibir yang tertarik, menunggu respon yang akan diberikan laki-laki dihadapannya.

"Brengsek!"

Emosi Taehyung semakin meluap, ia menundukan kepalanya berusaha meredamnya. Adalah kesalahan jika Taehyung bersikap impulsif menyerang Seokjin sekarang juga, yang ada keselamatan Hyeso terancam.

Taehyung berdiri, melangkah lebih dekat dan kembali bersimpuh. Perlaha tubuhnya membungkuk hendak melakukan yang diperintahkan Seokjin. Taehyung bersumpah setelah ini akan menghabisi Seokjin dan seluruh anak buahnya yang ada disini.

Namun, kegiatannya terhenti saat Hyeso tiba-tiba menginjak kaki Seokjin sembari memukulkan kepalanya pada dagu Seokjin dengan kencang hingga laki-laki itu sedikit terhuyung tidak siap. Enggan menyia-nyiakan kesempatan, Taehyung menerjang Seokjin membuat pistol ditangannya terlempar dan mulai menghadiahkan bogeman serta tendangan yang membuat Seokjin tersungkur.

Tentu anak buah Seokjin tidak tinggal diam, mereka bersamaan menyerbu Taehyung dari berbagai arah. Namun, Taehyung dengan kemampuan bela dirinya mampu menghalau segala serangan yang diberikan orang-orang itu, hingga satu persatu dari mereka mulai terkapar.

Taehyung menghampiri Seokjin, menduduki tubuh laki-laki itu lalu kembali menghajarnya hingga lebam memenuhi wajah Seokjin.

"Aku tidak akan mengampunimu!"

Bug!

Bug!

"Kau salah memilih musuh."

Bug!

Bogeman terakhir dari Taehyung pada wajah Seokjin sebelum laki-laki itu bangkit dan menginjak perut Seokjin.

"Taehyung.."

Taehyung mengalihkan atensinya pada Hyeso yang memanggilnya. Laki-laki itu bergegas menghampiri Hyeso, melupakan Seokjin yang mengerang kesakitan.

"HYESO!" Tubuh Hyeso limbung tepat dalam pelukan Taehyung.

"Terimakasih sudah datang menyelamatkanku." Ucap Hyeso lemah dengan senyum tipis dibibirnya.

Taehyung mengangguk kecil menatap Hyeso dengan tatapan mata sarat akan kerinduan.

"Maaf aku terlambat menemukanmu."

Hyeso menggeleng, tidak membenarkan ucapan Taehyung. Laki-laki itu tidak salah, jadi tidak perlu minta maaf. Hyeso berpikir harusnya dirinyalah yang meminta maaf karena tidak menuruti pesannya untuk tetap di mansion, bukannya memaksa keluar dan berakhir merepotkan banyak orang.

Hyeso menegakan tubuhnya, hendak mengucapkan kalimat yang masih terbendung dalam otaknya itu pada Taehyung. Namun, seketika matanya membelalak saat melihat Seokjin yang berada dibelakang Taehyung tengah mengacungkan pistolnya mengarah tepat pada Taehyung.

Dor!

"HYESO!"

Taehyung membelalak saat melihat lengan Hyeso tertembak. Entah apa yang dipikirkan Hyeso sehingga gadis itu justru melindungi Taehyung menghalau peluru yang harusnya mengenai laki-laki itu. Taehyung panik, dirinya menyentuh lengan yang mulai mengalirkan darah tersebut sedangkan empunya meringis kesakitan.

"H-hyeso?" Lirih Seokjin tidak percaya bahwa tembakannya justru mengenai Hyeso.

Ingin merasa menyesal namun sekarang bukan saatnya untuk itu. Sehingga dalam kesempatan yang ada, Seokjin bergegas melarikan diri melalui jendela ruangan dan melompat ke bawah.

"Shit!" Taehyung mengumpat saat melihat Seokjin yang berhasil kabur darinya.

"Argh." Erangan kesakitan Hyeso sontak membuat Taehyung kembali panik dan bergegas membopong Hyeso ke mobil untuk segera membawanya ke rumah sakit.



















;

Hyeso tengah duduk bersandarkan bantal di ranjang rumah sakit dengan mata terpejam dan alis yang sesekali menekuk, saat lengan yang sudah diperban dan diobati dokter itu kembali terasa nyeri.

Taehyung berdiri disamping ranjang dengan manik mata tidak lepas barang sedetikpun dari gadis dihadapannya. Taehyung sudah sering terkena tembakan yang lebih parah dari sekedar mengenai lengan. Tetapi untuk kali ini, Taehyung seakan dapat merasakan sakit yang berkali lipat hanya dengan melihat lengan Hyeso yang terluka. Bahkan sakitnya melebihi dari 2 tembakan yang pernah ia rasakan mengenai tubuhnya.

Taehyung rasanya sudah benar-benar jatuh pada Hyeso. Gadis itu benar-benar menguasai perasaan dan pikirannya sekarang. Bahkan perasaannya pada Hyeso ini terasa lebih kuat dari pada perasaannya pada Yuna dulu. Padahal ia baru bertemu Hyeso dalam kurun waktu yang sangat sebentar dibanding dengan Yuna yang merupakan teman masa kecilnya.

"Kau ini bodoh atau bagaimana sih?! Tidak usah bersikap sok jagoan dengan melindungiku dan mengorbankan dirimu sendiri!" Ketus Taehyung yang membuat mata Hyeso terbuka.

"Bodoh? Hei aku sudah menyelamatkanmu!" Solot Hyeso tidak terima.

Sebenarnya Hyeso juga bingung kenapa ia bersukarela mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi Taehyung tadi. Jelas-jelas Taehyung itu fisiknya lebih kuat darinya, satu tembakan tidak akan membuatnya mati. Hyeso menghela napas sembari menundukan kepalanya menatap lengannya yang diperban.

"Aku hanya melakukan apa yang ingin kulakukan. Aku tidak bisa diam saja melihat sunbae yang akan menembakmu." Ucap Hyeso pelan sembari memalingkan muka.

Diam-diam Taehyung tersenyum tipis bersamaan dengan hatinya yang perlahan menghangat. Hyeso peduli padanya. Fakta itu mampu memberikan euphoria sendiri bagi Taehyung.

Laki-laki itu lantas menarik kursi, duduk disebelah ranjang Hyeso. Tangan kirinya terlipat diatas ranjang sedangkan sebelah kanan menyangga dagu. Hyeso menoleh menatap Taehyung dengan alis berkerut.

"Apa?"

Hyeso begidik kala melihat Taehyung tersenyum lebar padanya.

"Tidak ada." Jawab Taehyung disertai gelengan kepala.

Hyeso mendengus sembari memalingkan muka sebelum kembali teringat sesuatu.

"Oiya bagaimana dengan Areum?"

"Ah temanmu itu sudah aman, dia ada dikamar sebelah."

Hyeso menghela napas lega ketika mendengar penuturan Taehyung.

"Sekali lagi terimakasih." Ucap Hyeso dengan serius sembari menatap manik Taehyung.

Senyum laki-laki itu masih belum pudar sejak tadi. Bahkan Hyeso mulai merasa khawatir kalau ada yang salah dengan Taehyung. Sepertinya kepalanya terluka saat berkelahi tadi sehingga otaknya sedikit terganggu mungkin. Karena melihat Taehyung yang senyum-senyum sendiri membuat Hyeso mengingat orang gila yang sering tersenyum sendiri sambil bermonolog di gang apartemen Areum.

------

Kalian suka kalo aku up malem kek gini apa pagi or siangan gitu?

Tbc.

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

524K 37.4K 34
Kisah tentang seorang gadis yang hidup dinegara besar seoul, bekerja paruh waktu untuk membayar hutang hutang ayahnya yang menumpuk bagaikan gunung. ...
4.4K 861 11
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [REVISI SETELAH TAMAT] Warning! Bagi yang Y/n phobic silahkan di skip atau cari cerita lain karena ini bukan bacaan yang t...
1.5M 176K 74
Seorang idol besar bernama Jeon Jungkook, ternyata telah menjalin hubungan dengan seorang gadis selama lebih dari tujuh tahun. Cobaan demi cobaan mul...
139K 20.4K 57
[TERSEDIA VERSI E-BOOK] [PRIVATE] [DISARANKAN FOLLOW AUTHORNYA] Bagaimana jika kamu bertemu masa lalumu setelah 7 tahun? Jihyun bertemu dengannya lag...