Mr. Black - Kim Taehyung

Por Kimberiess

207K 21.2K 1.5K

Hyeso adalah seorang reporter yang memiliki ambisi tinggi. Dia tidak pernah merasa menyesal akan suatu hal se... Más

Hallo mau cek ombak dulu
Prolog
Bab 1 - De Javu
Bab 2 - Again
Bab 3 - Drunk
Bab 4 - Target
Bab 5 - Burn
Bab 6 - Mariano
Bab 7 - Choice
Bab 8 - Kidnapped
Bab 9 - Signore
Bab 10 - Rain
Bab 11 - One More
Bab 12 - Strange
Bab 13 - Masquerade
Bab 14 - The Game
Bab 15 - News
Bab 16 - New York
Bab 17 - Brooklyn Bridge
Bab 18 - Jealous
Bab 19 - The Spy
Bab 21 - Past
Bab 22 - Injured
Bab 23 - Idea
Bab 24 - Caught
Bab 25 - Kim Family
Bab 26 - Feeling
Bab 27 - Dinner
Bab 28 - The Gift
Bab 29 - Terror
Bab 30 - Hide
Bab 31 - Crash
Bab 32 - Someone
Bab 33 - Wake Up
Bab 34 - He Knows
INFO TERBIT
PRE ORDER
GIVEAWAY MR. BLACK

Bab 20 - Fact

4K 539 18
Por Kimberiess

Hyeso membuka kedua matanya dan meringis saat didera rasa nyeri di bagian belakang kepalanya. Dia mulai menajamkan penglihatan, menatap sekeliling yang merasa asing dengan ruangan berdinding abu itu. Menyadari kalau dirinya sedang terduduk di atas lantai yang dingin dengan kedua tangan terikat dibelakang. Astaga apalagi yang terjadi dengannya?

Hyeso memejamkan kedua matanya, mencoba mengingat sesuatu. Terakhir ia berada di gudang dengan Seokjin. Ah benar! Hyeso ingat saat lelaki itu berjalan mendekat dan sesuatu yang keras memukul belakang kepalanya sebelum pandangannya menjadi gelap.

Apakah seniornya itu yang telah melakukannya? Memukul kepalanya dan mengikatnya disini?

Ceklek!

Bunyi pintu terbuka membuat Hyeso membuka kedua matanya dan lantas membelalak.

"Sunbae?!"

Laki-laki itu tersenyum tipis sembari berjalan mendekat lalu berjongkok tepat didepan Hyeso. Jemarinya terulur merapikan rambut Hyeso yang menutupi paras cantik gadis itu. Hyeso menarik wajahnya menjauh.

"Sunbae? Sebenarnya apa yang kau lakukan?" Tanya Hyeso sembari menatap nyalang Seokjin dengan kedua alis yang menukik tajam.

Seokjin menarik tangannya lalu beralih menyangga dagunya. Hyeso merasa aura Seokjin kali ini tampak berbeda, tidak seperti orang yang ia kenal selama ini. Tatapan mata Seokjin terasa lembut dan tajam secara bersamaan.

"Seharusnya kau tidak berurusan dengan laki-laki itu Hyeso." Jawab Seokjin sembari berdiri yang membuat kening Hyeso mengerut. Apa? Siapa yang dimaksudnya?

"Laki-laki itu cukup merepotkanku terlebih saat tiba-tiba datang ke kantor kita. Kau tau siapa yang kumaksud?"

Kerutan didahi Hyeso semakin dalam. Gadis itu tetap diam sembari membiarkan Seokjin untuk berbicara dan memberitahukan sendiri siapa orang yang ia maksud.

"Black Mariano." Ucap Seokjin dengan sebelah sudut bibir yang terangkat.

Hyeso melotot, seketika mengingat sesuatu setelah mendengar dua patah kata yang disebutkan Seokjin barusan. Ternyata Seokjinlah orang yang dicari Taehyung. Sosok mata-mata itu.

Inikah alasan sebenarnya Seokjin tiba-tiba membatalkan janji bertemu dengannya untuk membahas hasil liputan tempo hari, tepat pertama kali Taehyung datang ke kantor?

Hyeso baru menyadari kalau selama ini banyak hal yang menjanggal tentang Seokjin. Mulai dari bagaimana Seokjin yang mengetahui dirinya tidak tinggal di apartemen lagi, sampai ketika tiba-tiba bertemu di minimarket dekat mansion Taehyung.

Dan satu lagi, Hyeso ingat saat ia menunggu jemputan dan tiba-tiba Seokjin menyeletuk lebih dulu ketika mobil sport biru yang dikendarai Taehyung datang. Bagaimana laki-laki itu tau kalau mobil itu yang menjemputnya padahal ia belum memberitahu jemputan apa yang ia tunggu?

Bodoh. Harusnya Hyeso menyadarinya sejak awal. Tetapi ia terlanjur tertipu dengan tampilan luar Seokjin.

"Oh jadi kau mata-mata itu?" Ujar Hyeso dengan senyum mengejek.

"Dasar pengecut! Kau hanya berani bersembunyi diantara orang sepertiku untuk menutupi identitasmu itu." Imbuh Hyeso yang lantas bukannya membuat Seokjin marah, namun laki-laki itu justru terkekeh.

"Ya kau benar Hyeso, aku pengecut. Tapi coba lihat siapa yang lebih pengecut, aku ataukah Black yang sedang tergila-gila padamu itu?" Ucap Seokjin dengan senyum yang menurut Hyeso sangat menjengkelkan.

Seokjin melangkah pelan menuju sebuah meja dengan akuarium berbentuk mangkuk berisi ikan hias yang berada di salah satu sudut ruangan. Jari telunjuknya terulur mengelus tepi akuarium.

"Dimana Areum?! Kau kan yang menculiknya?!" Sungut Hyeso setelah mengingat tentang tujuan awal saat ia menemui Seokjin.

"Bagaimana kau bisa seyakin itu?" Seokjin balas bertanya dengan santai dan masih memunggungi Hyeso. Sibuk dengan akuarium didepannya.

"Liontin Areum. Dia tidak masuk ke ruangan Jung bujangnim hari itu. Bagaimana bisa kau bilang menemukan liontin itu diruangannya hah? Aku tidak sebodoh itu sunbae!" Jelas Hyeso dengan dada naik turun menahan emosi.

Masih betah memunggungi Hyeso, Seokjin tertawa keras membuat gadis itu mengepalkan tangannya erat.

"Dimana kau menyembunyikan Areum?!" Teriak Hyeso.

Seokjin lantas berbalik. Menyandarkan tubuhnya ke dinding dengan kedua tangan bersedekap. Maniknya kini tidak lepas dari Hyeso.

"Kalau aku tidak mau memberitahumu, kau mau apa?!"

"Brengsek kau sunbae!" Desis Hyeso yang mulai merasa frustasi.

Rasanya ia ingin mencakar dan mencabik wajah seniornya itu. Dia masih tidak habis pikir bagaimana Seokjin yang ia anggap sebagai senior ramah dan baik hati itu sebenarnya sosok yang tidak ada bedanya dengan Taehyung saat pertama mereka bertemu. Apalagi ketika melihat raut mukanya kini yang begitu menyebalkan.

"Ah kau ingat gedung terbakar yang waktu itu kita liput?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan sunbae, katakan dulu dimana Areum?!"

Seokjin mencebik lantas melirik malas pada Hyeso yang sedang berusaha terlepas dari ikatan tali di tangannya.

"Gedung itu milikku, dan mafia itu berani-beraninya membakar milikku." Ucap Seokjin dingin.

"Apa?"

Hyeso membelalak. Dia ingat tentang gedung terbakar yang ia, Areum, dan Seokjin datangi. Gedung yang sengaja dihanguskan oleh Taehyung dengan alasan pemiliknya yang mencari gara-gara dengannya. Ternyata gedung itu milik Seokjin. Pantas saja sejak mereka tiba di lokasi gedung yang sudah hangus waktu itu, Seokjin menjadi pendiam berbeda dari biasanya. Jadi Taehyung sudah tau sejak lama kalau Seokjin orang yang dicarinya.

"Tega sekali dia.." gumam Seokjin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya membuat Hyeso menggerutu.

"Kau kira dirimu tidak? Bagaimana dengan kematian Junhee? Pasti itu juga ulahmu kan sunbae?"

Hyeso menatap Seokjin penuh selidik. Laki-laki itu lantas mengedikan bahu sebelum melangkah mendekat kearahnya.

"Kau pernah dengar pepatah ini tidak?— rasa keingintahuanmu dapat membunuhmu— dan itu yang terjadi pada temanmu Junhee." Jelas Seokjin dengan sudut bibir yang tertarik.

Hyeso menatap nyalang sosok yang kini tengah berdiri sambil bersedekap tepat didepannya.

"Dasar iblis." Desis Hyeso sembari menatap sengit Seokjin membuat laki-laki itu lagi-lagi terkekeh.

"Bukankah kau sudah pernah bertemu dengan iblis sepertiku sebelumnya?"

Hyeso paham maksud Seokjin itu. Bertemu dengan iblis seperti dirinya, siapa lagi kalau bukan Taehyung. Tapi walaupun mereka berdua tidak ada bedanya, setidaknya Hyeso membenci Seokjin yang sudah membawa-bawa teman baiknya.

"Jadi ingin bertemu dengan temanmu tidak?" Tawar Seokjin tiba-tiba membuat tatapan sengit Hyeso luntur bergantikan tatapan yang menuntut.

"Tentu saja! Dimana Areum?— kalau sampai kau melukainya, aku tidak akan pernah memaafkanmu sunbae."

Seokjin merogoh ponsel di saku celananya dan menelpon seseorang.

"Bawa gadis itu kemari!" Ucap Seokjin singkat setelah itu langsung mematikan sambungan dan menyelipkan kembali ponselnya ke saku celananya.

Dia berjalan mendekat dan berjongkok lagi di depan Hyeso membuat gadis itu spontan beringsut menjauh.

"Mau bertaruh denganku? Kalau Black, ah maksudku Taehyung, tidak akan bisa menemukanmu disini."

Setelah mendengar penuturan Seokjin itu, Hyeso menjadi memikirkan sesuatu. Apakah Taehyung saat ini sedang berusaha mencarinya? Apakah laki-laki itu mengkhawatirkan keberadaannya?

Seharusnya Hyeso menuruti perkataan Taehyung untuk tetap tinggal di mansion saja bukannya pergi dan terjerumus dalam jebakan Seokjin. Semenjak berurusan dengan Taehyung sepertinya ia tidak boleh terlalu percaya dengan siapapun itu.

Hyeso menoleh saat mendengar pintu dibelakang Seokjin terbuka dan seketika membelalak sebelum berseru.

"AREUM!"

Sosok itu tengah berdiri di ambang pintu dengan dua orang laki-laki berpakaian serba hitam dibelakangnya. Tubuhnya terlihat lebih kurus dari terakhir mereka bertemu. Tangan terikat dibelakang, wajah tertunduk lemah, dan tungkai yang bahkan terlihat tidak mampu menyokong tubuhnya untuk berdiri tegak kalau saja lengannya tidak dipegangi orang dibelakangnya.

Areum masih mengenakan pakaian yang sama seperti saat ia terakhir melihatnya. Celana kain berwarna hitam dengan blouse berwarna coklat susu, yang sekarang terlihat lebih kotor. Hyeso berkaca-kaca, ia tidak tega melihat sosok Areum yang begitu menyedihkan.

Areum jatuh berlutut saat orang dibelakangnya melepas pegangannya. Gadis itu perlahan mendongakan kepalanya. Wajahnya terlihat pucat, mata dengan lingkaran hitam disekitar, rambut acak-acakan dan ada beberapa lebam di pipi. Matanya mengerjap lemah.

"H-hyeso?" Lirih Areum begitu pelan tidak terdengar tetapi Hyeso tau gadis itu menyebut namanya dari gerak bibirnya.

Senyum lemah terbit di bibir Areum bersamaan dengan bulir air mata yang jatuh dari pelupuknya. Seokjin mengangkat sebelah tangannya sembari melirik ke belakang memberi isyarat. Dua orang laki-laki dibelakang Areum lantas menarik tubuh gadis itu berdiri dan membawanya pergi.

"Hei berhenti! Kau mau membawanya kemana brengsek?!"

Hyeso hendak bangkit berdiri namun Seokjin menahan kedua bahunya. Pintu ruangan itu kemudian tertutup membuat bahu Hyeso merosot.

"Kau jahat sunbae." Lirih Hyeso dengan sebulir air mata yang jatuh mengenai pipinya.

Hyeso akan menjadi cengeng kalau menyangkut orang-orang yang ia sayangi. Jemari Seokjin terulur mengusap air mata Hyeso membuat gadis itu berjengit. Laki-laki itu menatap Hyeso dengan pandangan yang sulit diartikan bersamaan sebuah kalimat terucap dari bibirnya.

"Iya aku memang jahat— kata baik hanyalah untuk mereka yang lemah."

Seokjin lalu berdiri dan berjalan keluar. Suara pintu yang terkunci membuat Hyeso menghela napas. Kali ini ia hanya berharap, kalau Taehyung benar-benar sedang mencarinya. Berharap laki-laki itu segera datang dan menyelamatkan dirinya dan Areum.


------

Aku masih kobam sama foto teaser ini, subhanallah banget jidat paripurnanya😍
Kamu tambah umur tambah bikin gila aja ya bang😭

Btw mohon maaf lahir batin yaa🙏 dari aku yang bentar lagi halal sama mas ganteng haha canda halal🤣


Tbc.

Seguir leyendo

También te gustarán

15.1K 6.4K 41
[ COMPLETED ] Lee Yoora. Seorang gadis dengan prinsip "pembalasan dalam segala hal" yang paling benci ketidakadilan. Apalagi tentang perempuan yang...
43.3K 4.9K 30
(Warning 17+) Collab Selina X Mutea Taehyung sang Inspektur Polisi terjebak kisah cinta dengan seorang gadis mafia. Pertemuan ini menumbuhkan benih-b...
139K 6.9K 8
[ Completed ] Menurut Jimin, pertemuannya dengan Yoora sangatlah aneh, karena dia bertemu dengan gadis itu ketika Yoora pingsan di halte bus. Pertemu...
1.4M 120K 63
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...