GIVE ME LOVE (OSH)

By Prabhaditha

164K 10.3K 1.2K

-Aku publish ulang untuk mengikuti syarat dari event GMG Hunting Writers 2021- Terkadang tanpa kita sadari se... More

Prolog
1.Pria Sombong!
2. Penyelamat.
3. Tak terduga.
4.Tinggal bersama.
5. Kalian!?
6. Hubungan gila!
7.Menikah?
8. Calon mertua
9. Makan malam.
10.Dipercepat
11. Persiapan singkat dan satu kejutan
12. Apa yang terjadi?
13. JaeHun
14. Sahabat.
15. Resmi
16. Pesta malam
17. Baku hantam
18. Egois
19. Jarak
20. Keputusan
21. Tawaran Jaehun.
22. Menjalani takdir
23. Waktu bersama.
24.Mulai berbeda
25.Game level 1
26. Awal yang buruk.
27.Sehun's wish
28. Pengganggu
29. Ungkapan
30. Terbongkar?
31.Kisah berbalik
32.Berjanjilah
33.Kisah berbalik (2)
34. Sehun junior?
35. Terikat
36. Berpisah.
37. berpisah (2)
38. kembali pulang?
39.Pilihan
40. Selamat Tinggal
41. Berakhir Bersama
42. Sejuta luka.
43. Menyedihkan
44. Pulang.
46. Ragu
47. Akhir
48. Kembali?
49. Menunggu.
50. Happy or Sad?
ATTENTION

45. Bertemu untuk berpisah

455 79 36
By Prabhaditha

Happy reading 🖤

*****

Typo berserakan ⚠️

Mark menghempaskan tubuhnya kasar ke atas sofa, pria itu menatap marah Sehun yang tengah sibuk dengan laptop dan berkas kantornya.

"Pulanglah" Ucap Sehun tanpa mengalihkan pandangannya dari layar menyala di hadapannya.

Mark diam, pria itu menatap lekat setiap gerak gerik Sehun. "Beberapa hari lalu Yunra datang"

Gerakan jari Sehun seketika berhenti,tapi pandangan mata pria itu masih tertuju pada layar laptopnya.

"Dia mencari mu"

Sehun masih diam tanpa menoleh ke arah Mark.

"Dia ingin berbicara dengan mu" Lanjut Mark.

"Pulanglah, kita ada meeting besok pagi" Ucap Sehun tanpa menanggapi kalimat yang Mark ucapkan.

Mark memejamkan mata sesaat, pria itu berusaha mati-matian menahan amarahnya.

"Apa kau tidak peduli tentang apa yang Yunra ingin bicarakan dengan mu?"

"Perpisahan, apa lagi yang ingin dia sampaikan selain hal itu?"

Mark kembali terdiam, matanya menatap lurus ke arah Sehun yang masih menyibukkan diri dengan banyaknya tumpukan kertas. Dada Mark terasa di remas oleh tangan tak kasat mata, pria itu seolah ikut merasakan apa yang Sehun coba sembunyikan.

"Jangan terus menahan dirimu, kau masih bisa memperbaiki semuanya" Mark beranjak dari duduknya, melangkah mendekat ke arah Sehun.

"Berhenti menyiksa dirimu seperti ini"

"Aku baik-baik saja,Mark" Sehun melirik sekilas ke arah Mark yang kini berdiri di depan meja kerjanya.

"Pecundang!"

Tangan Sehun mencengkram map di tangannya, kata itu kembali di dengarnya, kata yang sebelumnya Jaehun ucapkan.

Sehun mengangkat kepalanya membalas tatapan Mark. "Iya" Hanya satu kata itu yang keluar dari bibirnya.

"Aku pecundang sialan! Mati-matian menahan diri untuk tidak memintanya kembali karena aku tau semakin aku meminta untuk kembali dia akan semakin menjauh"

"Aku akan melakukan apapun untuk mempertahankannya, apapun itu" Lirih Sehun. "Tapi semua itu tidak akan membuatnya bahagia, aku bukan sumber kebahagiaannya, aku hanya pria brengsek yang menghancurkan kehidupannya"

"Semua orang di dunia ini pantas menyebutku pecundang, brengsek, apapun sebutan terburuk di dunia ini pantas aku dapatkan. Biarkan seperti ini, cara ku mencintainya seperti ini. Jika jarak antara kita membuat senyum dan tawanya kembali, maka aku akan terus memperpanjang jarak di antara kita, untuk kali ini aku berhenti menentang takdir"

Sehun beranjak dari duduknya. "Pulanglah, aku akan menginap di kantor malam ini" Kaki pria itu melangkah menuju pojok ruangan, masuk kedalam kamar mandi.

Tidak ada satupun kata yang keluar dari bibir Mark, pria itu menatap sedih tubuh Sehun yang hilang di balik pintu kamar mandi. Dengan langkah berat Mark keluar dari ruang kantor Sehun.

Dan Sehun, pria itu kini berdiri di depan cermin kamar mandi. Kepalanya menengadah ke atas, helaan nafas terus menerus keluar dari bibirnya.

Sehun mati-matian menahan rasa sesak di dadanya, begitu menyakitkan hingga pria itu merasa tercekik karena rasa nyeri yang menghujam dadanya.

"Brengsek!"Lirih Sehun

Pria itu kembali gagal untuk menguatkan hatinya, air mata mulai membasahi sudut mata Sehun. Dengan cepat tangannya menyalakan kendali air, lalu membasuh wajahnya seolah caranya itu bisa menghentikan air mata yang kini terus mendesak keluar dari pelupuk matanya.

Tangan Sehun terus bergerak membasuh wajahnya dengan air, hingga tanpa pria itu sadari kini kemeja yang digunakan ikut basah terkena air.

"Cukup, Sehun" Pria itu kini menatap pantulan dirinya di depan cermin kamar mandi.

Rahang yang dulunya terlihat kokoh dan tegas telah berubah tirus, mata yang memiliki tatapan tajam dan tegas kini berubah menjadi tatapan kosong dan sayu,di tambah lagi dengan tatanan rambut yang begitu berantakan.

"Kau menyedihkan, Brengsek!"

Kini kaki Sehun melangkah keluar dari kamar mandi, pria itu membaringkan tubuhnya di sofa ruangannya membiarkan tubuhnya di baluti kemeja setengah basah.

Lengan kanan pria itu bergerak menutup kedua matanya. Saat matanya mulai tertutup, air mata kembali melesak keluar dari sudut matanya.

Bahkan saat tidurpun Sehun tak bisa menahan rasa sakit yang memenuhi hatinya.






-------







Minha membuka pintu kamar Yunra, kedua alis gadis itu bertaut saat tak melihat sahabatnya di atas ranjang.

"Yunra?" Panggil Minha, kaki gadis itu masuk melangkah ke dalam kamar.

"Ra?"

"Aku di kamar mandi"

Kepala Minha menoleh ke arah pintu kamar mandi, lalu kakinya melangkah ke arah ranjang.

"Kau akan pergi?" Tanya Minha, kini gadis itu duduk di pinggir ranjang.

Yunra mengangguk, gadis itu melangkah ke arah lemari di pojok kamar. "Aku akan menemuinya"

"Kau yakin?" Minha seketika beranjak dari duduknya.

"Aku terlalu lama membuang waktu" Yunra membalikan tubuhnya, gadis itu melepas handuk yang membelit tubuhnya lalu mulai memakai pakaian yang dipilihnya.

Minha melangka mendekat ke arah Yunra, gadis itu memutar tubuh sahabatnya lalu membantu Yunra untuk mengaitkan beberapa kancing dressnya.

"Aku temani" Ucap Minha.

"Tidak, biarkan aku pergi sendiri" Yunra memutar tubuhnya menghadap Minha, lalu mengukir senyum manisnya "Aku baik-baik saja"

Minha menghela nafas pelan. "Jaehun tau?"

Kepala mengangguk pelan. "Bahkan dia terus memaksa ku untuk menemui adiknya"

Yunra melangkah ke arah meja riang, tangannya mulai bergerak menyisir rambut sepunggungnya, lalu beralih mempercantik wajahnya dengan bantuan beberapa makeup.

"Apa kau benar-benar yakin dengan keputusan mu? Aku mohon pikirkan baik-baik, aku tidak mau kau menyesal nantinya" Minha meletakan dagunya di bahu Yunra, gadis itu begitu gelisah saat ini.

"Tidak akan ada penyesalan" Sahut Yunra. "Percaya pada ku, semua akan baik-baik saja"

"Kenapa menangis?" Kaget Yunra saat merasa bahunya basah.

"Aku tau kau berusaha terlihat baik-baik saja didepan ku, kenapa kau tidak pernah jujur? Perpisahan tidak akan pernah membuat hati seseorang baik-baik saja,Ra"

Yunra membalikan tubuhnya, gadis itu kembali tersenyum mencoba meyakinkan Minha bawah dirinya benar-benar baik-baik saja.

"Ini pilihan ku, biarkan kali ini aku menentang takdir"

Minha diam, tak ada kata yang bisa keluar dari bibir gadis itu lagi. Hanya pelukan yang bisa gadis itu berikan untuk Yunra.

Minha bukan gadis bodoh, selama berbulan-bulan dia tinggal bersama Yunra, Minha tau sekuat apa usaha Yunra untuk terlihat kuat, menyibukkan dirinya seolah tidak membiarkan kesunyian menyapa.

Minha tidak pernah melihat Yunra menangis, tapi gadis itu tau dari sorot mata Yunra terlihat jelas sahabatnya itu begitu terluka.

"Pergilah, aku orang pertama yang harus kau hubungi nanti" Ucap Minha setelah melepas pelukannya.

Setelah Yunra mengambil tasnya, kedua gadis itu melangkah keluar kamar. Saat menuruni tangga menuju lantai dasar langkah kedua gadis itu tiba-tiba terhenti di tengah tangga.

Minha menoleh cepat ke arah Yunra, tangan kanan gadis itu bergerak merangkul bahu sahabatnya.

"Minha, ikut aku"

Minha menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan Jaehun yang berdiri di ujung tangga.

"Minha" Panggil Jaehun dengan nada memperingati.

"Pergilah" Ucap Yunra tanpa mengalihkan pandangannya dari objek yang berada tak jauh di depannya.

Jaehun melangkah menaiki anak, tangan pria itu menarik paksa tangan Minha agar gadis itu mengikuti langkahnya.

Setelah kepergian Jaehun dan Minha, kini Yunra perlahan melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga.

"Ternyata kau datang lebih dulu"

"Sehun?" Panggil Yunra saat pria yang berdiri di depannya hanya diam. "Lebih baik kita duduk" Tangan Yunra bergerak menarik tangan Sehun agar pria itu mengikuti langkahnya.

"Duduk di sebelah ku" Sehun menahan tangan Yunra saat gadis itu ingin duduk di sofa yang berhadapan dengannya.

"Kau baik-baik saja?"

Yunra mengangguk kepalanya. "Tidak ada alasan untuk ku tidak baik-baik saja"

Gadis mati-matian menahan rasa sesak di dadanya, Yunra merasa dadanya seolah ditusuk ribuan jarum panas saat tak bisa meluapkan rasa rindunya pada Sehun.

Begitu menyakitkan, saat orang yang kita rindukan ada di depan kita tapi tak ada satupun hal yang dapat kita lakukan.

"Ini" Yunra menyerahkan map coklat yang sejak tadi di bawanya.

"Apa aku benar-benar tidak memiliki tempat di hati mu lagi?"

Tangan Yunra meremas kasar dressnya, gadis itu masih berusaha terlihat tegar. "Aku tidak ingin membahas itu lagi" Sahut Yunra.

"Setelah kita berpisah, kita masih bisa memiliki hubungan baik sebagai teman. Aku tidak pernah membenci pria yang pernah aku cintai"

Tangan Yunra bergerak meraih tangan Sehun, memindahkan map coklat di tangannya ke tangan pria itu. "Bisakah untuk kali ini kau tidak menentang takdir?"

"Hiduplah lebih baik setelah ini, percayalah akan banyak kebahagiaan yang menunggu mu."

Yunra tak bisa lagi menahan air matanya, gadis itu tersenyum saat tetes demi tetes air mata membasahi pipinya. Keputusannya untuk menyerah dengan takdirnya, menyerah untuk menghindar dari banyaknya kekecewaan dan sakit hati bagi Yunra adalah hal yang tepat.

"Berjanjilah untuk bahagia setelah ini" Setelah sekian lama terdiam Sehun membuka suaranya,pria itu menggenggam erat tangan Yunra.

"Dan jangan biarkan air mata kesedihan membasahi wajah cantik mu" Tangan Sehun kini bergerak menghapus air mata Yunra.

"Boleh aku memeluk mu?"

Yunra mengangguk, gadis itu menyambut pelukan Sehun. Mereka berdua menangis tanpa suara di iringi irama detakan jantung mereka yang saling bersahutan.

Sehun melepaskan pelukannya, pria itu kini menatap mata basah Yunra. "Aku sangat mencintaimu, jika perpisahan ini adalah sumber kebahagiaan mu aku akan lakukan, aku akan berhenti menentang takdir dan memaksa apa yang ego ku inginkan dan semua itu karena dirimu"

"Ini sangat menyakitkan untuk ku" Lirih Sehun. "Tapi aku akan berusaha ikut bahagia jika kau bahagia" Senyum Sehun terukir di akhir kalimatnya.

"Aku mencintaimu,sangat" Sehun mengecup lembut dahi Yunra, pria itu seolah menyalurkan seluruh perasaan yang selama ini menyiksanya.

"Aku pulang, sampai bertemu dipersidangan"

Senyum Sehun masih setia menghiasi wajah tampannya, perlahan pria itu melangkah menjauh meninggalkan Yunra yang masih duduk diam.




















Up dua part nih:)
Gimana??

Setelah kalian baca dua part yang aku up hari ini..

Satu kalimat untuk SEHUN

Satu kalimat untuk YUNRA

Satu Kalimat untuk JAEHUN

Satu kalimat untuk Minha

Satu kalimat untuk Mark

maaf banget kalau aku masih kurang di dua part ini aku harap kalian bisa terima dengan baik ya🥺

Aku kangen banget kalian ramein kolom coment:)

-ingga

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 135K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
1.9M 9K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
843K 79.8K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
301K 1.2K 16
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!