About Time (End)

Od SitiNurlela_

1.8K 1.1K 400

SUDAH DIREVISI! JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN FOLLOW AKUN INI. SEKIAN TERIMA JAEMIN! Biar waktu yan... Více

Pertemuan awal
Before I meet with Riyana
Pelarian
Sosok Gatara
Pelindung Riyana
Remember this story when we were young
Bima Mandu
Ardi si manusia kulkas
Nenek lampir
Barista ganteng
Dibalik dinginnya sikap Ardi
Pacar bohongan
Kedekatan Riyana & Gatara
Cemburu?
Insiden kecelakaan Nadine
Sisi lemah Nadine
Double date?
Nadine dan Barabas
Just friend?
Rencana menyingkirkan Gatara
Rencana Bima
Perasaan aneh Ardi
Nenek lampir berulah
Jadian
Gatara tidak baik-baik saja
More than friend
Spekulasi Barabas mengenai Ardi
Trouble
Luka lama Nadine dan Ardi
Hilangnya Riyana-surat ancaman
Dibalik sikap dingin Abraham
Surat ancaman ke-2
Titik terang masalah Tariana
Sekarat-Kebenaran dibalik tragedi Bunga
Kritis
Rasa bersalah Nugraha
Donor darah
Abraham dan Ambara
Happy birthday Riyana
Penyelesaian
About Time
Tamat

Ibra Maella

38 33 3
Od SitiNurlela_

Bima sudah ditempat tongkrongan biasa dia bermain, Bima menghisap rokok yang terselip dikedua jarinya. Pikirannya menerawang ke kejadian tempo hari, tentang pertemuannya dengan Tariana.

Untuk pertama kalinya Bima merasa iba terhadap kondisi orang lain, dan untuk pertama kalinya juga Bima harus bersikap peduli terhadap orang lain.

"Lo kemarin kemana aja?" tanya Malbi yang sudah duduk di samping Bima, pasalnya rencana mereka menghancurkan sparingan tidak jadi karena tiba-tiba saja Bima sulit dihubungi.

"Gue ada urusan," jawab Bima yang terus menghisap rokoknya yang sisa setengah lagi.

"Oh iya Bim, kemarin ada geng motor yang nyamperin basecamp kita dan mereka kayaknya nyariin lo," ujar Malbi ketika mengingat dimana ada segerombolan geng motor yang menghampiri basecamp nya.

"Siapa? Apa gue kenal sama mereka?" tanya Bima penasaran siapa geng motor yang mencari dirinya hingga sampai ke basecamp.

"Geng Ferrox, gue nggak kenal sama mereka tahu aja lo kenal dari namanya," jawab Malbi yang kini sudah meneguk minuman soda nya.

"Ferrox?" gumam Bima yang merasa asing dengan nama geng motor ini.

"Gue nggak tahu, lo coba sama yang lain cari tahu," Malbi mengangguk mantap ketika mendengar instruksi dari Bima.

"Gue cabut dulu ada urusan, lo handel anak-anak dulu Bi," Bima menepuk bahu Malbi beberapa kali yang kemudian melenggang pergi dengan menaiki motornya.

Bima melajukan motornya ke arah rumah yang baru saja dia beli untuk tempat tinggal Tariana, bisa diceramahi habis-habisan kalau ibunya tahu dia membawa seorang perempuan pulang.

Bima memarkirkan motornya didepan halaman rumah dan melenggang pergi masuk tanpa mengetuk pintu dulu.

"Kemana cewek itu," gumam Bima ketika tidak melihat sosok Tariana didalam rumah.

"Aduh," Bima mengedarkan pandangannya ketika mendengar suara ringisan, suara itu terdengar dengan beberapa barang yang jatuh.

Bima langsung bergegas menuju salah satu kamar yang ada di sana, Bima melihat Tariana yang sudah duduk dibawah.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Bima sambil membantu Tariana untuk berdiri.

"Kaki gue sakit," ringis Tariana ketika kakinya keseleo.

"Sini lo duduk dulu, biar gue bantu kurangin sakitnya," Bima memposisikan dirinya didepan Tariana, dia memijat pelan kaki Tariana guna sedikit menghilangkan rasa sakit nya.

Tariana tertegun, baru kali ini ada seseorang yang begitu memperdulikan nya selain orang tuanya. Tapi Tariana menepis pikirannya itu, dia berpikir jika Bima sama saja seperti yang lainnya.

"Udah nggak sakit?" tanya Bima sambil menatap Tariana yang juga sedang menatapnya.

"Udah nggak, makasih Bim," ujar Tariana yang merasa kakinya sudah jauh lebih baik.

"Lo nggak sekolah?" tanya Tariana ketika melihat Bima yang sedang memakai seragam sekolah.

"Males gue," ujar Bima sambil merebahkan dirinya di kasur single size yang ada di ruangan tersebut.

"Pendidikan itu penting Bim," nasihat Tariana yang hanya dianggap angin lalu oleh Bima.

"Semalas apapun lo kalau menyangkut pendidikan lo harus bisa lawan rasa malas lo itu," ujar Tariana sambil membereskan barang-barang yang dia jatuhkan tadi.

"Bima," ujar Tariana yang tidak mendengar respon dari lawan bicara nya ini.

Tariana menghampiri Bima yang tidak merespon perkataannya, dia terpesona dengan raut wajah damai Bima yang sedang tertidur.

Tariana memposisikan tubuhnya didepan Bima, tangannya terulur untuk mengusap alis, kemudian turun ke bulu mata, turun lagi ke hidung. Tariana tersenyum kecil ketika melihat pahatan indah dari sang Pencipta ini.

Tiba-tiba mata Bima terbuka yang membuat Tariana terlonjak kaget, baru satu langkah kakinya beranjak tetapi tangan Tariana sudah ditarik paksa Bima yang membuatnya terjatuh di pelukan Bima, Tariana gugup karena posisinya yang saat ini begitu intim. Bima menggeser tubuh Tariana ke sampingnya dan mereka kini sudah berhadapan.

"Lo suka sama gue?" tanya Bima sambil menaik turunkan alisnya. Baru Tariana akan pergi tangannya sudah ditarik Bima lagi.

"Jawab gue," ujar Bima meminta jawaban atas pertanyaannya yang konyol itu.

"A-apaan sih lo Bim," gugup Tariana karena posisi mereka yang begitu dekat.

"Gue nggak sejahat apa yang lo pikirin kok," ujar Bima sambil menatap lekat mata Tariana.

"Ta-tapi kenapa lo nggak lepasin gue, gue bakal bayar kok hutang gue sama lo," ujar Tariana yang setia dengan posisinya.

"Nggak tahu kenapa, gue peduli tentang lo, gue nggak mau ada orang lain yang nyakitin lo, mungkin lo nggak percaya perkataan gue tapi emang ini kenyataannya. Gue nggak lepasin lo keluar karena gue yakin mantan pacar lo itu bakal terus mengintai lo walaupun lo udah lepas darinya," Tariana terdiam sejenak mendengar penuturan Bima, benarkah ucapan Bima terhadapnya ini? Namun sorot mata Bima yang mengatakan bahwa ini kenyataannya.

"Lo ngerti kan sekarang?" tanya Bima karena sedari tadi Tariana hanya menatapnya saja.

"Ngerti," jawab Tariana yang membuat Bima tersenyum tipis.

"Sana, siapin gue makan," Tariana menatap Bima tidak percaya baru saja dia bersikap manis terhadapnya tapi kini sifat menyebalkan nya keluar lagi.

"Iya," ujar Tariana sambil bangun dari posisinya.

-----

Abraham terus mengikuti Ambara yang sepertinya sedang menjaga jarak dengannya, Abraham tidak tahu salah dia apa sehingga Ambara menjauhi nya seperti ini. Niatnya Abraham ingin melakukan pendekatan dengan Ambara, tapi kini sepertinya Ambara sedang membuat benteng antara mereka berdua.

"Bar," ujar Abraham yang terus mengejar Ambara yang terus mengabaikannya.

"Ambara Immanuel," teriak Abraham yang membuat Ambara mendengus kesal, teriakan Abraham membuat beberapa orang yang berada di koridor langsung mengalihkan pandangannya menuju mereka berdua dan itu membuat Ambara risih.

"Apaan?" tanya Ambara yang terus berjalan tanpa menghentikan langkahnya.

"Lo menghindari gue?" tanya Abraham yang membuat Ambara langsung menghentikan langkah nya dan bersedekap dada.

"Iya, gue lagi nggak mau ada urusan sama orang yang dekat sama Ardi, termasuk lo," Abraham mengusap wajahnya kasar, hanya karena si kutub Ambara harus menjaga jarak dengan nya.

"Bar, itu urusan Nadine sama Ardi, kita sebagai teman cuman bisa kasih nasihat baik buat mereka. Lagian gue juga udah kasih saran sama Ardi biar minta maaf sama Nadine," ujar Abraham yang membuat Ambara terdiam sejenak.

"Tapi tetep aja gue kesel sama si kutub, berani-beraninya dia nyakitin Nadine," sinis Ambara yang merasa kesal ketika mengingat perkataan serta perilaku Ardi kepada Nadine.

"Tapi Bar, gue nggak ada sangkut pautnya sama mereka, gue samperin lo karena gue pengen-," Abraham menjeda kalimat nya, apa ini saatnya dia mengutarakan niatnya.

"Pengen apa?" tanya Ambara yang sedari tadi menunggu kalimat selanjutnya dari Abraham.

"Gue pengen lakuin pendekatan sama lo," ujar Abraham secepat kilat yang membuat Ambara berdecak kesal.

"Lo ngomong apa lagi baca mantra?" sinis Ambara ketika dia tidak bisa menangkap maksud ucapan Abraham.

"Gue pengen pendekatan sama lo," ujar Abraham yang membuatbAmbara menatap Abraham sekilas.

"Yakin lo mau pendekatan sama gue?" Abraham langsung mengangguk antusias sebagai jawaban.

"Gue pecinta Oppa, pacar halu gue banyak, gue juga nggak ada waktu buat pacaran karena waktu gue habis buat Oppa kesayangan gue. Masih mau ngedeketin gue?" Ambara tersenyum miring, siapapun orang itu pasti tidak akan mau melakukan pendekatan dengan nya yang terlalu terobsesi dengan Oppa  Korea dan tetangga sekitaran Korea.

"Mau," jawaban Abraham membuat Ambara melongo seketika.

"Kalau lo sibuk sama Oppa Oppa lo ya nggak apa-apa, paling gue yang ikutin kegiatan sama kesukaan lo," ujar Abraham percaya diri.

"Syaraf lo Ham," desis Ambara dengan sejenis manusia seperti Abraham ini.

"Iya gue emang syaraf, gue mau melakukan apapun semua kesukaan sama kegiatan lo. Jadi, lo mau kan pendekatan sama gue?" Ambara menatap Abraham datar, apa Abraham juga akan tertular virus bucin Nadine?

"Oke, hanya pendekatan bukan pacaran," setelah mengatakan itu Ambara pergi begitu saja, Ambara ingin tahu seberapa sabar Abraham menghadapi sikapnya.

"Yes! Nggak sia-sia gue searching para Idol sama artis luar dan dalam negeri," sorak Abraham ketika Ambara menyetujui untuk melakukan pendekatan.

------

Saat ini Ibra beserta teman-temannya sedang berkumpul di basecamp nya, dia sedang mencari cara untuk bisa mendapatkan Tariana kembali, karena bagaimanapun acara balas dendam Ibra belum dimulai sepenuhnya.

Ibra Maella, ketua dari geng Ferrox yang selalu membuat keributan di sekolah atau di manapun dia berada. Dia dikenal tidak memiliki perasaan ketika berhadapan dengan lawannya.

Kali ini dia harus membalaskan dendam adik perempuannya yang karena gara-gara Tariana lah adik Ibra harus koma di rumah sakit. Ibra mengenal Tariana karena adiknya sering kali bermain dengannya, tapi entah apa yang terjadi hingga Ibra mengetahui jika Bunga adiknya kecelakaan dan kini Bunga sedang koma di rumah sakit.

Tariana selalu mengelak jika kejadian ini bukan salahnya, tapi menurut orang rumah sebelum kejadian adiknya ini ijin bertemu dengan Tariana.

"Bos kita harus bagaimana?" tanya Indra salah satu dari geng Ferrox membuyarkan lamunan Ibra.

"Gimanapun caranya kita harus temui Tariana, karena gue belum sepenuhnya balas dendam!" geram Ibra ketika mengingat Tariana sudah lepas darinya.

"Bos kita harus atur strategi," ujar Indra memberikan pengertian untuk Ibra.

"Strategi gimana?" tanya Ibra tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Indra.

"Lo tahu kan siapa yang membawa Tariana pergi?" Ibra mengangguk sebagai jawaban ketika dia tahu jika yang membawa Tariana pergi adalah Bima.

"Kita bikin keributan di basecamp nya dan otomatis dia pasti bakal keluar," Ibra tersenyum miring, ide yang sangat bagus.

"Oke, besok kita ke sana gue udah tahu dimana basecamp mereka," ujar Ibra dengan tampang dinginnya.

-------

Gue nggak jelek-jelek amatlah buat di pamerin ke orang-orang, askskakahzb

(Abraham Lincoln)

The only one, Oppa oppa kesayangan

(Ambara Immanuel)

Ingin bebas, lepas, dan menghirup dunia yang damai

(Tariana Larasati)

Bukankah setiap orang memiliki caranya tersendiri untuk mengekspresikan perasaannya?

(Bima Mandu)

Tidak lebih dan kurang hanya ingin membuatnya merasakan hal yang sama.

(Ibra Maella)

TO BE CONTINUED

Sekian untuk part kali ini, jangan lupa tinggalkan jejak vote untuk membuat author ini lebih semangat lagi🤩

Kritik dan saran selalu diperkenankan di kolom komentar💬

Jangan lupa follow juga untuk melihat cerita lainnya yang tidak kalah 💗🎈👻

See you soon!
Big thanks!
Big luv!
Bye bye!

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

462K 32.6K 45
[COMPLETED] [ 17+ ] might be contains mature content but not sure 🌚 so I put 17 rather than 18 or 21 😂😂😂 SEQUEL of >> IMPERFEZZJONI masih hari y...
317K 29K 46
Jung Jaehyun, seorang manager perusahaan terkemuka di Seoul. Terlihat sempurna dari luar hingga membuat semua orang tidak dapat menduga kalau ia meng...
127K 10.1K 22
Pacaran sama seorang Lee Taeyong itu ena ena gimana gitu, Batu banget! Pengen gue tampol~Park Sill Nikmati aja~Lee Taeyong #LeeTaeyong #ParkSill
546K 42.8K 48
[END] "Dikasih kesempatan sekali dua kali ga mempan!" "Say yes, please" [Tahap Revisi] Start : 18 Nov 2019 End : 2 mei 2020