About Time (End)

By SitiNurlela_

1.8K 1.1K 400

SUDAH DIREVISI! JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN FOLLOW AKUN INI. SEKIAN TERIMA JAEMIN! Biar waktu yan... More

Pertemuan awal
Before I meet with Riyana
Pelarian
Sosok Gatara
Pelindung Riyana
Remember this story when we were young
Bima Mandu
Ardi si manusia kulkas
Nenek lampir
Dibalik dinginnya sikap Ardi
Pacar bohongan
Kedekatan Riyana & Gatara
Cemburu?
Insiden kecelakaan Nadine
Sisi lemah Nadine
Ibra Maella
Double date?
Nadine dan Barabas
Just friend?
Rencana menyingkirkan Gatara
Rencana Bima
Perasaan aneh Ardi
Nenek lampir berulah
Jadian
Gatara tidak baik-baik saja
More than friend
Spekulasi Barabas mengenai Ardi
Trouble
Luka lama Nadine dan Ardi
Hilangnya Riyana-surat ancaman
Dibalik sikap dingin Abraham
Surat ancaman ke-2
Titik terang masalah Tariana
Sekarat-Kebenaran dibalik tragedi Bunga
Kritis
Rasa bersalah Nugraha
Donor darah
Abraham dan Ambara
Happy birthday Riyana
Penyelesaian
About Time
Tamat

Barista ganteng

52 42 3
By SitiNurlela_

Seluruh murid SMA Bhineka berhamburan keluar kelas karena bel pulang sudah berbunyi, momen seperti inilah yang selalu ditunggu semua murid yang bersekolah.

Riyana memperhatikan Gatara yang sedari tadi hanya diam saja, dia tidak terbiasa dengan sikap dingin Gatara saat ini.

Ambara mencolek tangan Riyana dan mengisyaratkannya untuk berbicara dengan Gatara.

"Gata gu-"

"Lo pulang sama Nadine atau nggak Ambara, gue balik dulu," Riyana menatap punggung Gatara yang menjauh dari hadapannya.

"Seriusan itu Gatara?" tanya Nadine tidak percaya dengan sikap Gatara yang dingin.

"Apa gue keterlaluan ya?" Riyana sekarang menyesal seharusnya dia tidak membentak Gatara yang ingin sekedar membantunya.

"Udah tenang aja paling besok juga balik lagi," ujar Ambara sambil menepuk bahu Riyana beberapa kali.

"Ya udah balik sama gue aja kita kan searah," Riyana hanya mengangguk saja menanggapi ucapan Ambara barusan.

Gatara mengayuh pedal nya sedikit kencang karena dia harus segera sampai ditempat tujuan, di sana Gatara sudah melihat beberapa orang yang sudah ramai memenuhi tempat tujuannya.

"Ta sini woy!" ujar Canva ketika melihat keberadaan Gatara yang baru sampai, dan diangguki oleh Gatara.

"Buruan ganti baju terus lo layani mereka yang dari tadi nungguin kopi bikinan lo," Gatara mengangguk kemudian berlari ke ruang ganti.

"Sabar ya orang nya sudah datang," ujar Canva untuk menenangkan orang-orang yang sudah mengantri di sana.

Gatara bekerja di salah satu cafe yang tidak jauh dari sekolahnya, dia bekerja sebagai barista di sana dan kebetulan juga cafe itu milik kakaknya Ardi.

Gatara meluangkan waktunya untuk bekerja di sana setelah sepulang sekolah dan berakhir pukul dua belas malam nanti. Itu alasan mengapa Gatara tidak memakai uang pemberian Nugraha-Papahnya.

"Mas nya ganteng, kopi bikinan nya juga enak," puji salah satu pengunjung cafe di sana yang membuat Gatara terkekeh pelan.

"Terima kasih pujiannya, mau kopi apa?" tanya Gatara ramah dengan senyum khas nya yang membuat siapa saja menyukainya.

"Kopi latte," Gatara mengangguk kemudian menyiapkan pesanannya.

Canva si pemilik cafe melihat kegigihan Gatara dalam bekerja, Gatara sosok orang yang akan melakukan sesuatu dengan serius bukan main-main.

"Kopi bikinan lo emang the best Ta," puji Canva ketika Gatara sudah selesai melayani para pelanggan.

"Bisa aja lo bang, oh iya sorry hari ini gue telat," ujar Gatara sambil terus mempersiapkan beberapa racikan kopi di sana.

"Tenang kali kayak sama siapa aja lo," Canva menepuk bahu Gatara pelan yang membuat Gatara tersenyum.

"Halo bang Canva tersayang," Canva seketika bergidik ngeri mendengar suara Abraham yang baru saja datang dengan Ardi.

"Maaf gue nggak tertarik sama yang batangan," Gatara tertawa ketika mendengar perkataan Canva barusan.

"Nggak abangnya nggak adiknya, kalau ngomong emang suka asal jeplak aja," ujar Abraham sambil mendengus kesal.

"Dih maaf ya gue bukan abangnya dia," dengus Canva dan hal itu mendapat tatapan horor dari Ardi.

"Siapa juga yang mau jadi adik lo!" Canva tertohok dengan ucapan adik laknatnya ini, si mulut pedas siap beraksi.

"Nah gini gue suka, lanjutin deh ributnya," ujar Abraham yang sudah menopang dagu di hadapan Canva dan Ardi yang saling memberikan tatapan horor.

"Duh gue kepret bapak nya tahu rasa lo," gemas Canva yang membuat Gatara dan Abraham tertawa terbahak.

"Itu juga bapak lo bangke!" Canva berpikir sejenak kemudian tertawa sendiri mendengarnya.

"Emang iya?" Ardi memutar bola mata malas mendengar pertanyaan tidak berbobot dari abangnya ini.

"Gini nih kalau pas di produksi nggak pakai bismillah, jadi begonya lillahita'ala!" sinis Ardi yang kemudian mendapat toyoran dari Canva, sedangkan Gatara dan Abraham terus tertawa mendengar adu mulut yang absrud antara Adik dan Kakak ini.

"Dasar bibit Syamsudin," cibir Canva yang membuat Abraham menautkan alisnya sejenak dengan apa yang diucapkan Canva.

"Itu nama bapak kalian?" tanya Abraham ketika merasa ada yang aneh, yang dia tahu bukan 'Syamsudin' nama papah Ardi.

"Iya baru tahu lo?" Canva membenarkan ucapannya dan hal itu membuat Abraham semakin berpikir keras.

"Syam Paldien, bukan Syamsudin bego!" lagi dan lagi mereka dibuat tertawa dengan lelucon Canva.

"Ada-ada aja kalian," kekeh Gatara melihat tingkah Canva dan Ardi yang tidak pernah akur jika bertemu.

"Ta besok jadi kan sparing sama anak sebelah?" tanya Abraham dan diangguki oleh Gatara.

"Jadi, lo kasih tahu anak-anak yang lain" ujar Gatara yang membuat Abraham mengangguk mantap.

-----

Riyana sedari tadi tidak fokus melukis, pikirannya dipenuhi dengan Gatara, ini kali pertama dia membentak Gatara sampai segitunya. Mereka memang sering bertengkar tapi belum pernah diantara mereka berdua ada yang saling membentak.

"Argh gue kenapa sih harus terbawa ucapan Sindy," decak Riyana sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Gue chat aja deh," Riyana membuka room chatnya dengan Gatara tapi dia tidak mengetik apapun, Riyana bingung harus mulai darimana.

"Nanti ganggu dia kalau gue chat," Riyana berjalan bolak-balik karena bingung harus bagaimana untuk berbaikan dengan Gatara.

Ting!
Tidak lama ada pesan masuk yang di sana tertera nama GataraAdya, dengan cepat Riyana membuka pesan tersebut.

GataraAdya:
Mendarat dengan selamat kan lo?|

Riyana melihat pesan masuk dari Gatara kemudian Riyana tersenyum senang, Gatara tetaplah Gatara, semarah apapun, dia akan terus memberikan perhatian kepada Riyana.

Riyana:
|Mendarat dengan selamat kok gue

GataraAdya:
Jangan telat makan, minum juga obatnya|

Riyana:

|Gue minta maaf soal tadi di sekolah Ta:(

GataraAdya:
Traktir gue kalau gitu|

Riyana:

|Deal! Jangan dingin lagi sama gue ya

GataraAdya:
Lah kapan gue dingin sama lo?|

Riyana mengernyitkan dahinya bingung, ternyata Gatara tidak merasa sikapnya berubah kepada Riyana.

Riyana:
|Gue kira lo berubah dingin tadi, abisnya lo cabut gitu aja nggak tungguin gue balik

GataraAdya:
Gue kan kerja bego, lagian gue tadi pakai sepeda mana sempet gue anterin lo pulang dulu, yang ada gue kena marah sama bos|

Riyana menepuk jidatnya, mengapa dia melupakan kalau Gatara bekerja. Riyana emang bego! Desis Riyana.

GataraAdya:
Gue marah kok sama lo, tapi bentar doang marahnya|

Semarah apapun gue sama lo, besok juga bakal lupa kok sama emosi gue|

Gue kerja dulu, kalau ada apa-apa bilang sama gue|

Oh iya, lo jangan lupa kerjain soal yang bentar lagi bakal gue kirim|

GataraAdya mengirimkan sebuah dokumen

Riyana menganga ketika melihat rentetan angka dan huruf yang begitu banyak dalam dokumen word tersebut.

Riyana mendengus kesal melihat dokumen yang harus dia pelajari, ya Gatara tetaplah Gatara tidak ada yang berubah sama sekali.

Dari dulu sampai sekarang Gatara sering kali memberi beberapa materi yang sudah dia sederhanakan pengerjaannya agar Riyana dapat mudah memahami nya, tapi tetap saja otak Riyana tidak mampu menampung materi tersebut. Sering kali juga Gatara kesal terhadap Riyana yang melupakan materi begitu saja dengan cepat.

------

Bima dan teman-temannya sedang nongkrong di warung dekat halte, sudah menjadi hal biasa bagi Bima setelah sepulang sekolah.

Bima meneguk minuman bersoda dengan beberapa kali tegukan, pikirannya melayang entah kemana, rasanya ini bukan diri Bima yang sesungguhnya.

"Kenapa lo Bim?" tanya Malbi salah satu teman Bima ketika melihat sikap tidak biasa dari Bima.

"Gak apa-apa kok," jawab Bima sambil menyesap rokoknya yang terselip dikedua jarinya.

"Oh iya, besok Gatara sama teman-temannya ada sparing di sekolah sebelah," lapor Malbi ketika mendengar kabar dari teman nya yang sekolah di sana juga.

"Bagus kalau gitu, kita bikin keributan d isana," Bima tersenyum kecil karena dia akan membuat keributan lagi dengan Gatara.

Bima mematikan rokoknya dan bergegas pergi dari sana karena ada hal yang harus dia kerjakan, tentu saja itu berkaitan dengan rencana Kamelia.

"Gue pamit duluan, hari ini gue traktir," setelah itu Bima pergi menuju motornya yang terparkir tidak jauh dari sana.

Bima menaiki motor nya dan melaju membelah jalanan yang ramai pengendara, Bima bersiul dijalan seraya bergumam kecil.

Motor Bima memasuki jalanan yang sepi pengendara dan hal itu membuatnya tersenyum, kemudian dia melajukan kendaraan nya di atas rata-rata.

Di tikungan Bima dikejutkan dengan seorang perempuan yang berlari tapi tidak melihat ke depan, Bima yang dalam keadaan membawa motor dalam kecepatan tinggi dibuat kaget bukan main.

Dengan spontan Bima membanting stang motornya yang membuat dirinya terjatuh, perempuan tadi hanya diam saja sepertinya dia juga syok dengan kejadian ini.

"Lo punya mata kan?! Dipake makanya jangan di pajang doang!" perempuan tadi tersadar dan menatap Bima yang masih terduduk di jalanan, dengan spontan tangannya mengulur didepan wajah Bima.

Bima menepis uluran tangan perempuan tadi kemudian membangunkan motor nya yang tergeletak di jalanan.

"Argh shit!" umpat Bima ketika melihat motor kesayangan nya terdapat banyak goresan.

"Gu-gue minta maaf," ujar perempuan tadi membuat Bima mengalihkan pandangannya menuju perempuan itu.

"Gue kira bisu!" sinis Bima ketika mengetahui bahwa perempuan yang hampir ditabraknya itu ternyata bisa berbicara.

"Tangan lo terluka," Bima memperhatikan tangannya yang memang terluka karena terjatuh tadi.

Perempuan tadi membuka ranselnya dan mengeluarkan sapu tangan berwarna merah muda, perempuan tadi menghampiri Bima yang tidak jauh berada di depannya.

"Gue balut tangan lo pakai sapu tangan dulu sebelum kita ketemu apotik," ujar perempuan itu sambil membungkus tangan Bima dengan cekatan.

"Kita? Ngarep banget lo ngikut gue," ketus Bima dan membuat perempuan tadi menatap Bima dalam.

"Gue mohon sama lo, gue ikut tumpangan lo ya, soalnya gue lagi di kejar orang," mohon perempuan tadi sambil mengatupkan kedua tangan di depan wajahnya.

"Ogah!" sinis Bima kemudian beranjak menaiki sepeda motornya.

Perempuan tadi menarik jaket yang digunakan Bima, sambil menampilkan wajah memelas nya.

"Gue mohon sama lo," Bima menghembuskan napas panjang kemudian mengangguk kecil.

Setelah perempuan tadi naik, tiba-tiba segerombolan laki-laki datang dari kejauhan.

"Woy itu Tariana," ujar salah satu dari mereka menunjuk kearah perempuan yang bernama Tariana itu.

"Cepetan berangkat, mereka yang kejar gue," ternyata perempuan itu tidak salah mengenai dirinya yang dikejar orang, ralat segerombolan laki-laki.

Dengan sekali hentakan motor Bima melesat dengan kecepatan tinggi menjauhi segerombolan anak laki-laki itu.

"Argh bangsat!" umpat Ibra yang menjadi ketua gerombolan tadi ketika kehilangan Tariana.

-------

Ibra Maella
Ketua geng Ferrox

(Tariana Larasati)

TO BE CONTINUED
Untuk part kali ini sampai disini saja, jangan lupa tinggalkan jejak vote ya🤩

Kritik dan saran selalu terbuka di kolom komentar💬

Jangan lupa follow juga akun ini untuk cerita lainnya, sayang kalian banyak-banyak deh😍

See you soon!
Big thanks!
Big luv!
Byebye!

Continue Reading

You'll Also Like

4.3K 834 34
Shin Yumi adalah seorang gadis berusia 24 tahun, yang bekerja di salah satu perusahaan swasta dengan gaji pas-pasan. Ia mempunyai seorang kakak perem...
22.4K 2.5K 60
Seperti lantunan lagu dalam bahasa lain, Jika terlalu rumit dan sulit Terkadang hidup tidak perlu di mengerti, hanya cukup di nikmati. -SYJ- Sepert...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.1M 66.5K 33
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

4.2M 249K 54
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...