ANTARIS [LENGKAP]

By LisdaNuraini0

459K 24.3K 1.2K

[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA JIKA KAMU MENIKMATI CERITA INI!] "Anda datang de... More

01. PROLOG
02. Geng Adler
03. Tugas
04. Dia, Kembali
05. Murid Baru
06. Sosok Antaris di Mata Bella
07. Selamat Hari Ibu!
08. Jadi, Namanya Bella?
09. Kolor Kesayangan Antaris
10. Tips PDKT Versi Ales
11. Kenalan?
12. Pertemuan Yang Tak Terduga
13. Tante Cyrinda
14. Bella
15. Bakar-bakar
16. Bertemu kembali
17. Gosip
18. Pacaran?
20. Siapa Aurora?
21. Teror?
22. Lingsir Wengi
23. Ander Ditipu?
24. Galang
25. Merasa Bersalah
26. Meminta Maaf
27. Astaghfirullah, Garrick!
28. Chat
29. Kue
30. Jadian?
31. Peje
32. Saling bercerita
33. Laporan (2)
34. Basket
35. Dia, Kembali (2)
36. Insiden di kantin
37. Double Apes
38. Main
39. Bikin Kesel
40. Meresahkan
41. Rencana Garrick Yang Gagal
42. Ketahuan?
43. Kelemahan Antaris
44. Terbongkar?
45. Kenapa?
46. Antaris Mabuk?
47. Aurora
48. Baikan?
49. Jadi, sebenarnya ...
50. Masalah Lagi?
51. Maaf
52. Dicek?
53. Tak Percaya!
54. Terbongkar? (2)
55. Jadi ... benar?
56. Meninggal?
57. Hubungan Yang Membaik
58. End
59. Extra Part (I)
60. Extra Part (II)
61. Extra Part (III)
62. Extra Part (IV)
63. Epilog
Cerita Baru, Lapak Baru!
Cerita Baru, Lapak Baru! (2)

19. Laporan

6K 386 36
By LisdaNuraini0

Jangan lupa vote:)

Happy Reading ❣️

* * *

Drrtt ... drrtt ...

Arnold yang sedang menghisap rokoknya, langsung terbatuk-batuk akibat suara dering ponselnya. Ia berdecak sebal, kemudian langsung mengangkat panggilan telepon dari temannya itu.

[ Ada apa? ] tanya Arnold to the point.

[ Gue mau ngelaporin sesuatu nih, bos, tentang Antaris. ]

"Apa? ]

[ Menurut gosip yang gue dengar, Antaris pacaran sama Bella. ]

Arnold mengepalkan tangannya erat. [ Ada lagi? ]

[ Nggak bos. ]

"Oke. Kalau ada laporan lagi tentang Antaris, langsung hubungin gue. ]

[ Siap, bos! ]

Tut!

Arnold langsung mematikan sambungan teleponnya dengan tangannya yang masih mengepal erat.

Arnold melangkahkan kakinya ke arah nakas tempat tidurnya, yang terdapat poto Bella di sana.

"Apa benar Bel, lo pacaran sama Antaris?" tanya Arnold sambil mengusap lembut poto Bella.

"Kenapa, Bel? KENAPA DENGAN MUDAHNYA, LO NGASIH HATI LO KE ANTARIS? KENAPA BELLA? KENAPA, HAH?" Arnold langsung melempar poto Bella, kemudian mengacak rambutnya frustasi.

"Gue masih cinta sama elo, Bel." Arnold bergumam sambil menjatuhkan dirinya ke lantai.

"Antaris, sialan! Lo udah hancurin keluarga gue, dan sekarang lo mau rebut Bella dari gue?" Arnold tersenyum menyeringai. "Gak bisa, Ris. Lo gak bakal bisa rebut Bella dari gue. Karena, dengan perlahan, gue bakalan hancurin hubungan lo berdua."

Arnold langsung menyalakan ponselnya, kemudian dengan cekatan ia langsung menelpon seseorang.

[ Ada apa, Ar? ] tanya seorang gadis diseberang sana.

[ Lo kapan balik kesini? ]

[ Kenapa emangnya? Lo kangen ya, sama gue? ]

[ Kagak. Gue ada berita penting nih buat lo, dan ini tentang Antaris. ]

[ Apa, Ar? ]

[ Antaris, dia udah punya pacar. ]

[ HAH?! GAK USAH BOHONG DEH, LO! ]

[ Gue gak bohong, Ra. Makannya, cepetan lo balik kesini. Biar kita bisa hancurin hubungan Antaris bersama-sama. ]

[ Gue bakal balik secepatnya, Ar. ]

[ Oke, gue tunggu. ]

Tut!

Setelah mengatakan itu, Arnold langsung mematikan sambungan teleponnya. Kemudian, ia tersenyum menyeringai.

"Tunggu kehancuran hubungan lo, Antaris." Arnold meremas kuat kertas yang berada digenggamannya, melampiaskan rasa emosinya.

* * *

Setelah sampai di rumahnya, Antaris langsung melangkah ke kamarnya. Kemudian, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya.

Antaris menatap langit-langit kamarnya. Kemudian, ia tersenyum saat melihat bayang-bayang wajah Bella yang sedang cemberut. Terlihat menggemaskan.

Antaris mulai mendudukkan dirinya di atas kasurnya, kemudian tangannya meraih ponselnya yang berada di saku seragamnya.

"Bella lagi apa, ya?" tanya Antaris pada dirinya sendiri.

"Apa gue telpon aja, ya?" ia mengatakan seperti itu, karena tiba-tiba saja ia merindukan Bella.

Tanpa berfikir panjang lebar lagi, Antaris langsung men-deal nomor Bella.

[ Ada apa, Ris? Tumben jam segini lo nelpon gue? ] tanya Bella diseberang sana.

Antaris tersenyum saat mendengar suara Bella yang terdengar lembut di telinganya. [ Gak papa, gue kangen aja. ]

Di seberang sana, Bella terkejut saat mendengar ucapan Antaris. [ Hah? Demi apa, lo kangen sama gue, Ris? ]

[ Siapa bilang kalau gue kangen sama lo? ] tanya Antaris, bercanda.

[ Lah, bukannya tadi elo bilang kangen? ]

[ Iya, emang tadi gue bilang kangen. Tapi, bukan kangen sama lo. ]

[ Lah, terus sama siapa dong? ]

[ Sama suara lo yang cempreng itu. ] Antaris langsung tertawa membuat Bella cemberut di seberang sana.

[ Kenapa sih lo itu nyebelin banget? Gak bisa apa kalau sehari ... aja, gak usah nyebelin? ] cerocos Bella.

[ Nyebelin gini-gini juga, tapi ngangenin 'kan? ] tanya Antaris, pede.

[ Dih, pede banget lo. ]

[ Hidup itu harus dibawa pede, Bel. ]

[ Kalau piknik di tengah jalan, apa lo bakalan tetap merasa pede? ]

Antaris menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. [ Lo mau martabak, kagak? ] tanya Antaris mengalihkan topik pembicaraan.

[ Dih, ngalihin pembicaraan lo. ] sindir Bella yang sadar kalau Antaris berusaha mengalihkan topik pembicaraan di antara mereka.

[ Ya udah kalau gak mau mah. Gue gak maksa lo. ]

[ Eh, mau dong Ris. ]

[ Ya udah sana beli sendiri. ]

[ Lah, bukannya tadi lo nawarin? ]

[ Itu 'kan tadi bukan sekarang. ]

[ Lo ya ... nyebelin banget sumpah. ]

[ Lo lagi ada di mana, Bel? ] tanya Antaris.

[ Kepo! ] Bella menjawab dengan ketus.

Antaris terkekeh pelan. [ Dih, gitu aja ngambek lo. ]

[ Bodoamat! ]

[ Coba deh, lo liat ke luar rumah, Bel. ] suruh Antaris.

[ Gak mau. Males. ]

[ Yakin nih, males? Padahal di luar rumah lo udah ada martabak lho Bel. Masa gak mau lo ambil. ] tutur Antaris.

[ Hah? Beneran lo?! ] pekik Bella senang.

[ Iya, beneran. Sana cepet ambil, keburu diambil sama kucing. ] kekeh Antaris. Sebenarnya, saat ia menawarkan martabak pada Bella, Antaris sudah terlebih dahulu memesannya, dan ia memesan go-jek untuk mengantarkan martabaknya itu.

[ Eh, iya Ris. Makasih ya Antaris yang gantengnya melebihi Rafi Ahmad tapi tetep aja gantengan Papa gue. Makasih udah ngasih gue martabak. ] tutur Bella.

[ Iya-iya. Abisin! Awas aja kalau kagak diabisin, gue gak bakal nawarin lagi lo makanan! ] ancam Antaris.

"Iya-iya, Ris. Bakal gue abisin kok."

[ Besok gue jemput lagi. ]

[ H--- ]

Tut!

Antaris langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

Saat Antaris ingin merebahkan kembali tubuhnya, tiba-tiba dirinya dikagetkan dengan nada dering ponselnya. Ia langsung menekan tombol warna hijau, saat tahu Arrion lah yang menelponnya.

[ Ada Apa, Ri? ] tanya Antaris setelah sambungan teleponnya tersambung.

[ Gue dapat info dari teman gue yang sekolahnya sama dengan Aurora. Katanya, sebentar lagi Aurora bakalan balik kesini. ] jelas Arrion mampu membuat Antaris terdiam beberapa detik.

[ Dari mana temen lo itu tahu, kalau Aurora sebentar lagi bakalan balik kesini? ] tanya Antaris yang tidak percaya.

[ Dia gak sengaja dengerin Aurora yang sedang telponan dengan temannya. Dan, cuman itu doang yang dia dengar. ] tutur Arrion.

[ Apa lo tahu, alasan dia balik lagi kesini? ] tanya Antaris.

[ Gue gak tahu pasti alasan dia balik lagi kesini. Tapi, lo harus jaga jarak dengan Aurora, setelah dia benar-benar balik kesini. ]

Antaris mengangguk. Ia juga tidak sudi jika harus berdekatan dengan gadis licik seperti Aurora. [ Gue gak bakalan sudi jika harus berdekatan dengan wanita licik seperti dia. ]

[ Baguslah. Sekarang, lo fokus aja sama Bella, gebetan lo itu. Aurora, biar jadi urusan gue. Gue bakalan cari tahu alasan dia balik lagi kesini. ]

[ Jika sudah ada info, lo harus langsung hubungin gue, Ri! ]

[ Iya, Ris. ]

Tut!

Antaris mematikan sambungan teleponnya, setelah mendengar balasan dari Arrion.

Pandangannya lurus ke depan dengan kedua tangan yang mengepal erat.

"Apa alasan lo balik lagi kesini, Ra? Apa lo mau balas dendam sama gue? Atau ... lo mau hancurin hubungan gue sama Bella?" tanya Antaris pada dirinya sendiri, sekedar menebak.

"Kalau benar alasan lo balik lagi kesini hanya untuk hancurin hubungan gue sama Bella, gue pastiin itu gak bakalan terjadi!"

* * *

-To Be Continued-

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 124K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
5.2M 350K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
3.9M 233K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.9M 103K 57
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...