CHAPTER 34 [ANXIETY]

1.5K 226 5
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu Hisa akhirnya tiba. Hari ini adalah hari dimana mereka akan memperkenalkan Yukinari sebagai putranya dan Akihiro

Sementara itu, Akihisa lebih memilih diam dikamarnya dan tak menghadiri perayaan itu.

"Ini yang terbaik" ujar Taisei sambil memeluknya

"Hng... Bolehkah aku mundur? Lalu pergi jauh? " tanya Akihisa

"Setelah semua yang terjadi...kuharap kau tidak bilang begitu..."

"Dan jangan cemburu pada ibumu... aku yakin beliau akan melindunginya...maaf tidak bisa banyak membantumu"Ujar Taisei 

Akihisa hanya terdiam dan kemudian tersenyum kecut sembari meremas kuat kimono Taisei

.

.

.

Keesokan harinya Akihisa menjalani Aktivitasnya sebagaimana mestinya.

Akihisa sama sekali tak menyinggung apapun tentang perayaan kemarin.

Para pelayannya pun tak ada yang berani menyinggunya. Walaupun mereka tahu Yukinari adalah Putra Akihisa, namun tetap saja, menyinggungnya hanya akan membuat seseorang kehilangan nyawa mereka.

Semuanya seolah-olah seperti tak ada yang terjadi.

Hisa menghampirinya pagi itu dan tersenyum melihatnya.

"Selamat pagi bagaimana keadaanmu? " tanya Hisa pelan

"Aku baik-baik saja" ujar Akihisa sembari cepat-cepat menghabiskan makanannya

"Yuki-kun juga sudah sarapan, kami ingin melihatmu—

" Aku sudah selesai"Ujar Akihisa sembari keluar dari ruangan itu

Wajah Hisa memerah rasanya ingin menangis namun ia berusaha menahannya.

"Ayo kita kembali" ujar Hisa sembari menggendong anak itu bersamanya.

"Hisayuki-sama...

" Aku sepertinya... Terlalu keras kepala"

"Namun ini menenangkan rakyat yang Mulia... Mereka lega karena mereka tahu bahwa masih ada pewaris takhta lainnya... "

"Kumohon jaga dia dengan baik Yang Mulia" ujar Taisei pelan

"Apakah orang-orang mulai ingin menyingkirkan Akihisa? "

"Kurasa tidak... Yang paling berada dalam bahaya saat ini adalah Yuki-kun Yang Mulia" Ujar Taisei

"Aku mengerti" ujar Hisa pelan sembari pergi begitu saja.

"Hubungan mereka benar-benar ... Retak.. " Pikir Taisei

.

.

Hisa kini terlihat tengah memasuki ruangan kerja Akihiro.

Ia menatap Akihiro sejenak kemudian memasang tampang sedih.

"Ada apa? Menyesalinya sekarang? " tanya Akihiro

"Hei... Apa kabar bocah? Kau benar-benar raja tidur" ujar Akihiro pelan sembari menggendongnya

"Aku merasa muda lagi... Namun, aku tidak banyak menghabiskan waktu untuk menggendong ibumu dulu" ujar Akihiro

"Karena Shun begitu berharga" ujar Hisa sambil menangis, namun sebenarnya ia sakit hati karena Akihisa mengabaikannya

"Shun akan bangkit dari kubur jika kau terus menyebutnya" ujar Akihiro

"Jangan cengeng... Aku tidak akan menikahimu jika aku tahu kau begitu cengeng"

ONCE AGAINWhere stories live. Discover now