CHAPTER 09: ANJASMARA

18 3 16
                                    

《레드 ㅡ안자스마라 》

BAHKAN rasa menyebalkan itu tidak hilang beberapa icip campuran beer dan vodka ini.  pesta yang membosankan menurut una. hari ini bukan yang terbaik, semua menyebalkan dihari ini.  bahkan pesta-pun tak membantu.  wooyoung membawanya ke pesta murahan yang bahkan tidak menyenangkan.

ketika hari dimulai dari ia yang dimarahi oleh aera riherman, mamanya.  lanjut dengan dia yang  disenggol dengan sengaja tiga kali berturut-turut saat baru tiba, yang sayangnya dia tidak bisa melakukan apa-apa karena keburu dipanggil oleh seorang guru yang bajingannya membahas hukumannya hari itu.  

si laknat duo psikopat penyuka guru malah berani-beraninya meninggalkan dia dengan alasan 'uda kerja sana biar kurus, gua gak ikutan.' dan 'salah lu kemarin berantem ma adek kelas.'

ya, salahnya juga karena termakan drama adik kelas sialan yang sengaja play victim.  padahal una juga sadar dia hanya ingin menjebaknya.  'heh, miskin.  rambut lu jelek ya hari ini,  kaya your unvirgin pussy.'  the fuck with that? bagaimana dia bisa termakan itu?


"ugh!"

tengah berandai ria, seseorang menabraknya, kemungkinan mabuk berat.  "eo? jaga matamu!" katanya terhuyung.

tentu una ingin sekali mengantam kepala pria itu ke dinding, tapi dia memilih menyerngit dan keluar dari area itu.  membiar pria yang berteriak marah itu.

pesta bajingan ini diadakan di rumah yang jelas mewah, tapi rumah mewah bukan berarti pesta menyenangkan.  jadi dia berkeliling rumah besar itu, mungkin saja ada barang yang bisa dicuri.

dia terhenti, menjumpai dan pula berjalan ke arah balkoni rumah tersebut, berpikir tempat itu cukup tertutup untuk didatangi orang lain.  setidaknya sendirian mungkin lebih menyenangkan.

namun dia tidak sendirian, ternyata.  ada satu pemuda itu di sana, berdiri menatap langit dengan gelas sampanye di antara jemarinya.

"huh? ah, ada orang rupanya." kata una.

pemuda itu berbalik.  una mengenali wajahnya, dan menyadari proporsi badan pemuda itu tidak main-main juga.

"tuan rumah tidak di pesta utama?" dia bertanya, masih di ujung balkoni.  merasa tidak enak jika harus mengambil secret hide-out orang lain.

"haha, iya.  btw, gak papa join aja." katanya.

karena itu juga una mengangkat bahunya, lalu bersisih dengan pemuda itu.  kembali mengecap alkoholnya sebelum mempertemukan matanya dengan langit malam.

"pesta gue membosankan, kan?" dia berkata, menatap una dari sebelahnya.

"ya." dia menoleh, menatap pemuda itu, "karena itu juga gue merasa percuma datang."

lampu mungkin redup, dan suara musik mungkin terdengar lebih redam.  namun una bisa dengan jelas melihat wajah suram itu,  dan una pula kesulitan mendengar perkataan "tapi gue seneng lo dateng."

dia hanya diam sebentar, menenggak sampanyenya sebelum berkata "harusnya pesta ini buat ngerayain gue yang kepilih jadi perwakilan dance sekolah gue, tapi bangsatnya hari ini guru gue ngeganti gue dengan anak pindahan."  dan kemudian dia tertawa sinis.

cerita yang menyenangkan, una senang mendengar peneritaan orang lain.  menurutnya pembicaraan ini akan menarik.  jadi dia memutar tubuhnya menghadap sang pria kecil, sebelum dia mencondongkan dirinya ke pembatas.

R E D 向 middle line of GEXМесто, где живут истории. Откройте их для себя