Page twenty one

605 153 8
                                    

°°°

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

°°°

Sepasang mata perak itu menatap lurus pada pria yang saat ini terlihat mirip sekali dengannya. Ia menganggukkan kepala sebelum tertawa.

"Mirip, tapi yang namanya tiruan tidak akan lebih bagus dari yang asli. Baiklah, kau sudah tahu rencananya, jadi kita bisa bergerak sekarang juga. Aku akan mencari pangeran yang hilang lalu kau cukup duduk di kafe yang tidak jauh dari penginapan mereka. Paham? Dan jangan lakukan apa-apa tanpa pengarahan dariku."

Aire mengerutkan keningnya menambah situasi jadi lebih serius, sementara Fergio yang kini tengah berperan jadi agen ganda sekaligus informan terkenal tentu terlihat lebih gugup. Fergio mengangguk, matanya ia buka tutup berulang kali karena tidak nyaman. Untuk kali pertamanya ia merasa tidak nyaman saat memakai kontak lensa, tidak tahu karena benda yang ia pakai atau karena situasi yang membuatnya tidak tenang.

"Fergio, kalau kau ragu kita bisa hentikan ini. Tapi jika berhenti sampai di sini, berjanjilah padaku untuk tidak kabur lagi dan bertanggung jawablah," jelas Aire dengan menepuk pelan pundak Fergio. Ia sadar jika temannya belum siap dan ia menunggu kata menyerah dari teman baiknya ini.

Tidak ada jawaban dari lawan bicaranya, hening menyambut kedua pria yang saling menatap hingga beberapa menit kemudian.

Fergio tersenyum tipis, ia menggeleng sebagai jawaban.

"Tidak, aku tidak akan berhenti. Aku sudah lelah dengan hidupku saat ini, aku sudah benar-benar tidak ingin melanjutkannya lagi. Aku hanya sedikit gugup, tidak ragu, aku merasa jika bukan kali ini maka aku tidak akan punya kesempatan lagi. Jadi ayo lakukan!" seru Fergio dengan senyumnya yang bertambah lebar. Tangannya merangkul tubuh Aire untuk segera meninggalkan ruangan tempat mereka bersembunyi sejak beberapa jam lalu.

Aire memijat pelan keningnya dan mengembuskan napas perlahan karena tingkah Fergio. Ia tidak punya pilihan lain selain menurut.

Dua pasang mata itu menatapi jalanan dari balik tembok, penginapan yang mereka tempati bisa dikatakan tempat yang jauh dari pemukiman karena berada di ujung jalan yang jarang dilewati penduduk. Penginapan tersebut memiliki tembok yang tingginya mencapai tiga meter dengan pintu besi tua di bagian depannya. Dari luar tidak terlihat sama sekali jika tempat ini adalah penginapan, tapi bagi mereka yang memiliki pekerjaan khusus tidak ada yang tidak mengetahui tempat tersebut.

"Sekarang, aku akan ke sebelah sini dan kau ke sebelah sana. Aku katakan sekali lagi, jika kau temui masalah atau kau merasa ragu, segera hubungi aku. Kita sudahi hal ini, dengar? Segera hubungi aku. Jangan coba untuk selesaikan semuanya sendirian," tegas Aire dengan nada yang tidak terdengar main-main. Fergio hanya mengangguk, tidak ada jawaban lain yang bisa ia berikan pada Aire.

Garden Of Mirror [ Noir ] [ COMPLETE - TERBIT E-BOOK ]Место, где живут истории. Откройте их для себя