Page five

972 231 26
                                    

°°°

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

°°°

Zeavan memintaku duduk di salah satu kursi yang ada, aku menurutinya tanpa banyak bicara. Zeavan adalah karakter pria yang tidak punya banyak kesabaran, tapi Archello jauh lebih buruk. Dari semua karakter yang kubuat, Archello adalah karakter terburuk.

Aku diam dengan segala pemikiran di kepala sebelum Zeavan ikut duduk di depanku. Kami saling bertatapan, aku tahu anak ini sudah sangat curiga.

"Ada yang salah dengan wajahku?" tanyaku pura-pura tolol. Zeavan tersenyum, aduh, tampan sekali anakku satu ini.

"Wajahmu asing, sungguh, sedikit pun tidak pernah ada wajahmu dalam ingatanku. Bagaimana kau bisa mengenal Archello? Bagaimana kau bisa tahu namaku? Kau tidak tahu saja, ini kali pertamanya aku menanyai orang asing mencurigakan dengan baik-baik," jelas Zeavan. Tentu saja tahu, tidak mungkin aku tidak tahu.

Aku tahu betul bagaimana kalian menyiksa tawanan, aku tahu betul bagaimana pimpinanmu itu menikmati teriakan demi teriakan korbannya. Hah. Tiba-tiba saja aku merasa mual.

"Kalau aku bilang, aku bisa melihat masa depan, apa kau percaya?" Mata kukerjapkan beberapa kali, bibir terkatup menunggu reaksi dari lawan bicaraku. Zeavan mengulurkan tangannya, reaksi yang tidak aku duga sama sekali. Kukira dia akan tertawa awalnya.

"Coba katakan, apa rahasia yang aku simpan dari atasanku?" tanyanya seperti sedang menguji, iya, dia benar-benar sedang mengujiku. Karena apa? Karena tidak ada yang anak ini rahasiakan dari atasannya.

Aku meraih tangannya, mengaitkan jemari kami dan menggeleng.

"Tidak ada, kau tidak menyembunyikan apa-apa dari atasanmu. Hanya saja, kau belum melaporkan tentangku padanya, hanya itu." Aku bicara setenang mungkin, aku harus buat pria ini percaya dengan kemampuan palsuku bagaimanapun caranya.

Alis Zeavan bertaut, menandakan ke tidak setujuan atas ucapanku.

"Zeavan, aku bukan orang jahat. Aku bukan musuh kalian, aku tidak datang dengan maksud jelek, kalaupun benar begitu, sudah pasti kau akan tahu lebih dulu. Kau pasti bisa merasakan orang-orang berbahaya di sekitarmu. Aku akui aku mencurigakan, tiba-tiba tahu namamu, lalu mengatakan jika kenalanku punya nama yang sama. Tapi tiba-tiba lagi aku seperti kenal dengan Archello, aku tahu." Aku menatapnya lurus, tidak kulepaskan kaitan jemariku dari jemarinya. Bahkan semakin erat. "Tapi aku tidak bohong, aku bukan musuh. Aku bahkan bisa membantu kalian!"

Zeavan masih tidak bergeming, punggungnya masih tegak lurus, tatapannya masih tajam.

"Setidaknya, berikan aku kesempatan satu kali. Satu kali saja, jika aku tidak berguna, kau bisa mengirimku ke imigrasi atau membuangku ke hutan. Tidak masalah! Tapi berikan aku kesempatan dulu."

Tanpa sadar aku sudah menggenggam tangan Zeavan dengan kedua tanganku, seolah aku ini pacar yang ketahuan sedang berselingkuh dan minta dimaafkan. Zeavan menghela napas, ia tepis tanganku pelan sebelum melepas kacamatanya.

Garden Of Mirror [ Noir ] [ COMPLETE - TERBIT E-BOOK ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin