Page four

1K 236 56
                                    

°°°

"Jadi, Archello ini tokoh utama novelmu? Dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, Archello ini tokoh utama novelmu? Dia ... semacam antihero? Aku tidak punya perasaan bagus dengan nasib karakter ini."

"Ha ha.
Isi dunia sudah bosan dengan karakter utama yang baik hati dan suka menolong, karena itu aku ingin yang beda. Dan aku sudah siapkan dua ending untuk cerita ini, Archello yang mati dibunuh setelah membunuh banyak orang atau ... "

Mimpi? Bukan, aku yakin itu bukan mimpi. Aku bahkan masih ingat dengan siapa aku bicara dan di mana. Harusnya aku tidak begitu, harusnya aku buat saja Archello jadi orang paling baik sedunia.

Tolol.
Memangnya siapa yang tahu aku akan berakhir kebingungan, antara aku ada dalam cerita yang aku buat sendiri atau sekedar rekayasa buatan manusia yang bermaksud iseng. Lagipula cerita ini sudah bertahun lalu aku selesaikan.

Aku menyandarkan punggung, mencoba untuk tenang.

Perjalanan kami sepertinya panjang, aku bahkan sempat tertidur. Aku kagum sekali pada diriku, masih bisa aku tidur bahkan saat terdesak begini dan saat berada di dalam mobil orang asing. Bagaimana kalau mereka menjual organ dalamku?

Aku mengarahkan pandangan mataku perlahan ke arah spion depan, keduanya tampak diam dengan wajah biasa. Kaku sekali. Aku menatap ke arah jalan, hitam, tidak terlihat apa-apa. Kapan mereka menutup jendela mobilnya dengan kain hitam ini?

Apa saat aku tidur tadi?
Apa air liurku mengalir ke mana-mana!? Astaga.

"Kita sampai, kau sudah bangun? Boleh juga nyalimu, kau bisa tidur bahkan di dalam mobil orang asing," ucap Zeavan dengan nada menyindirnya. Aku pura-pura tidak dengar dan membuat fokusku beralih pada pintu mobil yang terbuka.

Pemandangan pertama yang kulihat adalah rumah. Iya, rumahnya tidak begitu besar dan dikelilingi pagar kayu yang sepertinya akan roboh kalau ditiup angin kencang. Aku turun dari mobil, tatapanku masih mengarah pada rumah yang ada di hadapanku. Rumah dengan dinding berwarna abu-abu dan sebagian catnya mengelupas, pada bagian depannya dijejerkan pot bunga, tidak tahu aku bunga apa itu. Aku memang tidak tahu jenis bunga, yang aku tahu hanya Mawar, Matahari dan bunga bank.

Pintunya, hanya pintu kayu biasa yang bercat cokelat gelap. Sementara di kiri dan kanan tidak ada rumah lain sama sekali, tidak ada tetangga, hanya ada semak belukar dan pohon-pohon rindang. Dengan kata lain, rumah ini adalah satu-satunya rumah yang dibangun di pinggir jalan raya yang terlihat sepi ini.

Dan, yah, semuanya sama dengan apa yang aku gambarkan pada ceritaku. Semuanya. Bahkan keset kaki bertuliskan welkomm di depan pintu. Iya, welkomm, pfft.

"Ada yang lucu? Nona lupa ingatan?" Zeavan tiba-tiba saja sudah berdiri di sampingku dan berbisik dengan suara rendahnya, membuatku cukup untuk terlonjak.

"Aku hanya perhatikan keset kakinya. Jadi, kenapa aku dibawa ke sini? Ini rumah kalian atau bagaimana?" tanyaku pada pria tampan dengan kemeja hitam lengan panjang di sebelahku. Zeavan melirik ke arahku singkat sebelum kaki panjangnya melangkah melewatiku menuju pintu.

"Benar, ini rumah kami. Ayo masuk."

"Apa kalian akan menjualku?" Aku memutuskan untuk pura-pura tidak tahu dan jadi orang bodoh saja, membuat mereka curiga itu sama seperti bunuh diri. Aku menoleh ke arah belakang, pria yang naik mobil bersama kami tadi hilang. Tidak tahu kemana perginya, sembunyi atau lari.

Zeavan menghentikan langkahnya, membuat langkahku ikut terhenti juga. Kami bertatapan sebelum akhirnya aku melihat senyum mengejek yang pria ini arahkan padaku.

"Sayangnya, Chello tidak suka berbisnis dalam penjualan budak atau organ gelap. Dan ... kau tidak akan laku di bar, aku hargai leluconmu. Cukup menghibur."

Maaf sekali kalau wajahku jelek, iya, maaf sekali ya!
Tapi asal kau tahu saja, Aylene bilang aku cantik ... ibuku juga, eh tidak, ibu tidak bilang aku cantik tapi ayah.

Aku memilih untuk tidak menjawabnya, bisa jadi panjang jika aku menjawab semua sindiran pria dengan tinggi mencapai 190 senti ini. Aku memutuskan untuk menatap sekelilingku, dinding rumah yang berwarna putih, beberapa pigura dengan foto anjing dan kucing terpasang. Lucu.

Beberapa furnitur terbuat dari kayu dan berwarna cokelat menunjukkan kesan klasik yang kuat, didukung dengan aroma pinus begitu menginjakkan kaki ke dalam. Baru kali ini aku mendapati seseorang memilih aroma pinus sebagai pengharum ruangan.

Tidak ada sofa dalam ruangan, hanya kursi kayu yang disusun mengelilingi meja untuk ruang tamunya. Lantainya marmer berwarna kelabu, warna yang cocok untuk rumah yang selalu meninggalkan bercak darah.

Botol-botol pemutih pakaian, pengharum ruangan, juga satu set alat pembersih lengkap berada pada setiap sudut ruang. Barang-barang yang diperlukan untuk membersihkan noda darah serta bau anyirnya. Aku menelan ludah untuk ke sekian kalinya, kali ini, kali ini aku sungguh tidak bisa lagi mengelak.

Aku tidak tahu bagaimana prosesnya, tapi sudah jelas aku berada dalam dunia yang aku tulis dengan kedua tanganku sendiri. Aku berada di Allegra, kota dengan kriminal tertinggi, kota di mana dunia bawah yang memegang kendali, kota yang diawasi khusus oleh pemerintah tapi pemerintah tidak bisa bertindak lebih, kota tempat Archello tinggal, kriminal kelas kakap yang sangat berbahaya, karakter tercintaku dengan kematian tragisnya.

Tamatlah riwayatku.

Bagaimana caranya aku bisa kembali ke dunia asalku?
Bagaimana caranya aku agar bisa keluar dari rumah mengerikan ini?
Bagaimana caranya aku untuk lepas dari perhatian Zeavan?

Sudah jelas sekali aku tidak akan bisa keluar dari Allegra dengan mudah, lari ke polisi pun mereka tidak akan bisa membantu. Yang ada, mereka akan membawaku ke pusat imigrasi karena aku tidak punya identitas. Dan  lebih buruknya, aku akan ditanyai macam-macam pertanyaan menyudutkan, dan mungkin akan berakhir di penjara karena krisis identitas.

Demi nama Tuhan Yang Agung, selamatkan ciptaan-Mu dari anak-anakku sendiri.
Kalau saja kalian tahu jika aku ini, jika aku ini adalah pencipta kalian, maka ... maka kalian pasti tidak akan mengizinkanku hidup barang satu menit pun. Aku sungguh menyesal membuat kalian menderita, tapi aku juga aku sangat menyayangi kalian!

Tidak seperti aku membuat kalian menderita atau mengalami hal buruk tanpa alasan.
Yah, alasan besarnya memang agar karakter kalian punya kesan misterius dan jahat, maksudku, sulit dipahami.

Hah.

Aku jadi ingat kata-kata Aylene, jika karakter yang aku buat hidup, maka mereka pasti akan sangat membenciku. Baiklah, aku ibu tirinya dan kalian adalah Cinderella. Silakan balas dendam sesuka kalian, kalian dapatkan pangeran, kalian dapatkan ibu peri. Satu hal yang harus diingat, ibu tiri tetap saja ibu tiri bagaimanapun terpuruknya dia.

Dan ibu tiri ini, tidak akan biarkan dirinya berakhir di penjara apalagi di ujung senjata!

°°°

Garden Of Mirror [ Noir ] [ COMPLETE - TERBIT E-BOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang