13. Buku Kegiatan Pacaran

383 111 1
                                    





13. Buku Kegiatan Pacaran







"Apanih? buat apa lo ngasih gue buku?" tanya Zefa kebingungan karena Yeza tiba-tiba menyodorkan sebuah buku berwarna hijau kepadanya.

"Bukanya ntar aja setelah kita ngambil motor lo," perintah Yeza.

Setelah beberapa jam yang lalu Zefa harus dibuat dag-dig-dug ser karena adegan pertengkaran yang terjadi antara ibu baju pink vs tante baik, sekarang Zefa harus kembali dipusingkan dengan buku pemberian Yeza. Padahal Zefa hanya ingin meminta Yeza untuk menemaninya mengambil motor tapi kenapa malah harus ada pemberian sebuah buku sih yaelah.


Zefa mengernyitkan dahinya. "Ya tapi ini buku apaan, jan ngadi-ngadi deh lo bikin gue penasaran aja!" tukas Zefa.


"Udah nanti aja bukanya, sekarang buruan naik," balas Yeza dengan santai.

Zefa pun menaiki motor Yeza setelah selesai memasang helm dikepalanya. Motor akhirnya berjalan keluar dari komplek menuju ke bengkel dimana motor vespa matic milik Zefa berada.


Selama perjalanan tak ada satupun yang membuka suara, baik Zefa maupun Yeza. Mereka sama-sama asik dengan kegiatan mereka seperti Yeza yang dengan serius menatap jalan sedangkan Zefa menatap permandangan selama perjalanan.

Untuk sore ini, cuaca lumayan cerah setelah tadi siang hujan turun mengguyur bumi Jakarta dengan deras dan jalanan sore ini cukup lenggang karena kemacetan belum muncul padahal ini sudah waktu orang pulang kerja.

Motor Yeza berhenti tepat didepan bengkel yang menampakan vespa Zefa sedang terparkir disana.


"Mang Ecap, motor nya udah selesai kan?" tanya Yeza.


Mang Ecap yang dipanggil Yeza pun mengangguk. "Udah Za. Udah boleh dibawa pulang tuh," kata mang Ecap.

"Tuh motor lo, lo bawa pulang ntar gue nyusul dari belakang." titah Yeza.

"Nih uang buat bayar," ucap Zefa sembari menyodorkan beberapa lembar uang.


Namun Yeza menggeleng dan menolak mengambil uang itu. "Udah gue bayar jadi simpen aja tuh uang buat lo tabung itung-itung sebagai tambahan buat kita nikah nanti asikile," gombal Yeza.

Zefa mencubit perut Yeza namun ia tak menemukan lemak milik cowok itu. "Emangnya gue mau nikah sama lo?" tanya Zefa.

"Pasti mau, kan gue ganteng," sahut Yeza.

"Auhlah terserah situ!" Zefa pun segera membawa motornya pergi untuk kembali pulang kerumah dan dibelakang disusul oleh Yeza.


***




"Okey, waktunya membuka buku ini," seru Zefa setelah menjatuhkan bokong mininya di atas kursi sofa.

Tadi setelah memarkirkan vespanya digarasi, Zefa pikir Yeza akan mampir namun tiba-tiba terdengar panggilan suara dari ponsel milik Yeza hingga membuat pria itu harus segera pergi.

LOFZEZA JOURNEY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang