29. Cemburu

403 64 16
                                    


29. Cemburu






"Lo kembali kerumah sakit kah?" tanya Alaska yang sedang menggendong tubuh tak darkan diri Ayesha yang terlelap tidur karena kecapekan bermain bersama Alna.


Zefa mengangguk. "Ho'oh, kenapa?" tanya Zefa.

"Gakpapa, gue cuma tanya doang." balas Alaska. "Sekalian aja lah yuk, bareng gue." lanjutnya.

"Terus mobil gue?" tanya Zefa lagi.

"Pinjemin aja ke Alna, kan dia disini gak ada kendaraan." ucap Alaska dengan wajah datarnya itu.

Alna yang lagi asik ngemil didepan tv auto berdiri. "Boleh juga tuh, kan lo sibuk Za terus pasti gue dirumah lo bakalan bosan jadi kalo mobil lo tinggal, bisa gue pake kalo mau jalan-jalan."

"Hm yaudah deh, yuk buruan bapak Alaska. Jam makan siang udah mau habis nih." kata Zefa.


"Yaudah ayok," sahut Alaska.

"Dah, hati-hati ya!" seru Alna lalu kembali melanjutkan proses ngemilnya sambil menonton tv.


Mobil Alaska pun meninggalkan area rumah Zefa dengan segera dan membelah jalan kota Jogja yang sudah mulai padat akibat jam makan siang sudah mau berakhir alhasil para pekerja mulai menuju kembali ketempat kerja masing-masing. Begitu jugalah dengan Alaska dan Zefa sekarang, padahal kalo dipikir-pikir tempat Alaska berlawanan arah dengan rumah sakit tempat Zefa bekerja.


"Tumben lo niat nganter gue," kata Zefa tanpa memandang kearah Alaska yang sibuk menyetir.

"Banyak tanya!" ketus Alaska dan membuat Zefa mencibirkan bibirnya.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan diantar dua manusia itu hingga mobil Alaska tiba dihalaman rumah sakit, dan saat Zefa ingin segera tiba-tiba saja tangan wanita itu dicekal oleh Alaska.

Zefa bingung karena untuk beberapa detik, Alaska tak kunjung bicara dan juga tak melepaskan tangannya. "Lo kenapa sih?" tanya Zefa.


"Yeza ada disini ya?" tanya Alaska.

Zefa mengangguk namun masih memasang wajah bingungnya. "Why?"

"Terus lo bakalan kembali sama dia ya?" tanya Alaska.

"Lo kenapa sih heh? habis kesambet hantu apa lo? pocong bencong?"

Alaska menggeleng. "Cuma nanya, yaudah sana turun."

Zefa pun langsung saja turun dan mobil Alaska juga mulai berjalan meninggalkan tubuh Zefa yang masih terpaku menatap bingung karena sang pemilik mobil.

"Tuh si kutub kenapa seh? bikin bingung," gumam Zefa.

"Ah cie dianterin mas Alaska ni yee!" ledek Rainike yang mendadak muncul bersama Jarren, Darren dan Raihan dari arah belakang.

Zefa langsung menjewer telinga Rainike hingga sang empunya telinga meringis kesakitan. "Kerjaan lo ngeledek terus ya? lama-lama gue angkut lo ke mamas dosen kesayangan bapak Fardan Albani yang sampai sekarang gak ngasih lo kepastian." balas Zefa lalu melepaskan jeweran itu.


"Ampun Fa, gue bercanda doang yaallah." kata Rainika sembari mengusap-usap telinganya yang habis dijewer oleh Zefa.

Jarren, Darren terkecuali Raihan tertawa melihat pertengkaran kedua sahabat cewek mereka yang sungguh absurd.

Bukannya tak ingin ikut campur, namun jika ceritanya yang marah adalah Zefa maka mereka akan angkat tangan untuk menjadi penengah bahkan Raihan saja tidak berani. Zefa yang mereka kenal adalah Zefa yang sangat tertutup namun sangat baik tetapi jika Zefa sudah mulai mengeluarkan tanda-tanda akan marah maka lebih baik diam sebelum negara api menyerang.


Karena dulu semasa kuliah, Darren pernah mengolok Zefa karena Alaska yang selalu mengingatkannya makan. Awalnya Zefa diam saja dan sesekali tersenyum mendengar omongan Darren namun mendadak Zefa terdiam dan tiba-tiba saja melemparkan Darren menggunakan buku etika kedokteran dan mengenai jidat Darren bahkan sampai benjol.

Semenjak itu mereka tidak berani lagi menganggu Zefa padahal mah waktu itu Zefa sedang datang bulan makanya sensi.


"Udah-udah, buruan masuk!" titah Raihan yang langsung dituruti oleh mereka semua.

Keadaan dan suasana rumah sakit disiang ini cukup ramai, perawat ataupun pasien yang sedang control banyak berlalu lalang di lobby rumah sakit. Mungkin karena ini adalah hari Senin makanya banyak sekali pasien yang sedang antri untuk cek kesehatan mereka pacsa diopname di rumah sakit. Dari yang Zefa liat, ada pasien yang antri di poli anak, ada yang di poli jantung, dan juga di poli orthopedi.

Oh ya bagi yang belum tahu, rumah sakit tempat Zefa bekerja merupakan salah satu dari banyaknya rumah sakit unggul di kota Jojga dan sahabat Zefa yaitu Raihan Adjimapta adalah dirut rumah sakit itu karena menggantikan ayahnya yang sedang sakit.

Sebelumnya Zefa tidak bekerja dirumah sakit yang sekarang menjadi tempat kerjanya dan memilih untuk bekerja dirumah sakit lain namun karena bujukan dari ke-empat sahabat sejawatnya akhirnya Zefa menyetujui penawaran Raihan untuk bekerja dirumah sakit ini.

Saat sedang asik berjalan sendiri menuju ruangannya, lagi-dan lagi tangan Zefa tiba-tiba saja dicegat oleh seseorang dari belakang dan hampir saja Zefa menimpuk kepala orang itu menggunakan tasnya jika orang itu tidak berbicara.

"Ini gue Yeza," kata orang itu yang ternyata adalah Yeza.

Zefa mengelus dadanya. "Lo bikin kaget tau gak!" tukas Zefa.

"Sorry, soalnya lo gak denger sih pas gue panggil." balas Yeza.

"Oh iya lupa, gue lagi pake earphone. Terus ada apa ya?" tanya Zefa.

"Gue butuh bicara lagi sama lo, boleh ga?" jawab Yeza.


"Yaudah diruangan gue aja." Yeza pun mengikuti langkah Zefa sampai keruangan wanita itu.

"Duduk," kata Zefa. "Lo mau ngomong apa? masalah kakek lo?" tanya Zefa.

Yeza diam sebentar sebelum mulai berbicara. "Gue mau minta maaf sama lo tentang kejadian diantara kita dulu. Gue nyesel Za, gue nyesel udah biarin lo pergi dari kehidupan gue karena kebodohan gue." kata Yeza.



Zefa diam.




"Udah lah Yeza, itu masa lalu dan lebih baik lo lupain aja. Lagian kita udah sama-sama dewasa dan udah bisa berpikir dengan jernih." balas Zefa.


"Tapi gue tetep gak bisa Fa, gue merasa bersalah sama lo ditambah lagi gue gak kuat saat tau lo udah...nikah,"

Zefa mendadak kaku, dan tubuhnya seperti terkena sengatan listrik.


"Gue ngaku gue cemburu Fa saat tau lo udah nikah sama si Alaska, tapi gue sadar itu semua karna kesalahan gue. Dari semenjak lo pergi, gue mutusin buat nunggu lo kembali dan harapan gue terwujud cuma bedanya lo udah gak bisa gue milikin." kata Yeza menatap Zefa dengan sangat lekat dan Zefa hanya bisa menunduk sembari memainkan jarinya.

"Lo tau dari mana kalo gue nikah sama si Alaska?" tanya Zefa.

?Gue denger percakapan lo tadi di depan bareng dokter-dokter itu."jawab Yeza.



"Okelah Fa, makasih ya udah ngizinin gue buat bicara. Gue pamit dulu." Yeza pun berdiri dari duduknya lalu melangkah keluar.

Namun saat berada di ujung pintu, tiba-tiba langkahnya terhenti karena mendengar ucapan Zefa.











"Gue gak nikah sama Alaska, dan gue belum pernah nikah sama sekali."




***





Jangan lupa vote, komen, follow.

LOFZEZA JOURNEY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang