LTS - 16

101 7 0
                                    

Gavin PoV

Sebuah benda terus bergetar di balik saku celana. Aku mengabaikannya. Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan yang sudah menumpuk di depanku saat ini.

Getaran itu membuat ku merasa jengkel dn tidak nyaman alhasil akupun mengangkatnya.

Mama is calling..

Ku pencet tombol hijau itu. Lalu tak lama ku dengar suara mama di balik telepon.

Kok baru angkat sih!

"Maaf ma Gavin lagi sibuk banget ini. Ada apa ma?" tanyaku to the point untuk mempersingkat waktu.

Sofia udah di rumah.

Aku menghentikan seluruh aktivitasku sebentar.

"Pulang? Bukanya seminggu lagi?"

Entah lah mama gak tau tapi yang paling penting Sofia sudah ada di rumah sekarang.

"Baiklah. Mama jangan bocorkan tentang Anna ke Sofia. Aku segera ke sana." lalu ku tutup sambungan telepon itu segera.

Bergegas meminta izin kepada atasan lalu segera pulang ke rumah.

Ding dong..

Aku menunggu beberapa saat. Selang beberapa menit pintu itu terbuka. Terdapat seorang gadis remaja dengan rambut pirang sebahu melihat ke arahku sambil tersenyum. Lalu ia memeluku tiba tiba.

"Surprise!!" ucap Sofia girang.

"Kok tiba tiba? Bukanya seminggu lagi ya?" tanya ku penasaran.

"Aku kan mau buat surprise kasih abang. Kenapa? Abang gak kangen sama aku?" tanya Sofia sambil mengerucutkan bibir mungilnya.

Aku mengelus kepalanya pelan.
"Mana mungkin, abang kan paling sayang sama adek."

Sofia tersenyum bahagia. Lalu segera ia menarikku masuk ke dalam rumah.

"Mama! Abang sudah pulang!" teriak Sofia senang.

Mama yang mendengar teriakan Sofia segera turun dari kamar.

"Abang sudah pulang ya tumben cepat." ucap sang mama.

Aku langsung memeluk mama erat sambil melepas kangen. Aku melepaskan pelukannya lalu memberikan kode kepada mama bahwa Sofia belum mengetahui apa pun.

Mama mengangguk pelan. Dan akupun lega.

Tiba tiba benda itu kembali bergetar di saku celana ku. Ku raih benda itu.

My Wife is calling..

Dengan cepat aku ignore panggilan itu. Namun tak lama ponsel berdering lagi. Aku mengabaikan lagi dan itu terus terjadi lagi dan lagi.

"Maa aku ke belakang bentar ya." izin ku kepada mama saat hendak berbincang bincang.

Lalu aku kembali menelepon Anna.

Author PoV

Anna bersikap gelisah sejak ia pulang dari kantor Gavin. Iya Anna tadi pergi ke kantor Gavin bermaksud untuk membawakan makan siang kepadanya.

Namun setibanya di sana, rekan kerja Gavin bilang bahwa ia mempunya urusan keluarga dan bergegas meminta izin.

Anna yang mengetahui hal itu langsung menelepon Gavin. Namun tak di angkat. Anna merasa sangat kesal. Pikirannya mulai melayang kemana mana.

Tiba tiba ponsel Anna kembali berbunyi.
Anna mengecek ponselnya.

Gavin ❤️ is calling...

Dengan cepat Anna menekan tombol hijau di layar ponselnya.

"Kemana saja?" tanya Anna tiba tiba.

"Dirumah mama. Maaf aku gak ngabarin."

"Kenapa gak bilang duku dari awal hah? Dan kenapa gak ngajak aku?" tanya Anna lagi.

"Gak bisa Anna. Sofia sudah balik." ucap Gavin pelan.

"Tapi katanya seminggu."

"Entah lah aku juga gak tau tadi aku juga baru dapat pesan dari mama.  Makanya aku pulang." jelas Gavin.

Anna hanya diam mendengar penjelasan Gavin.

"Anna. Sepertinya hari ini aku harus nginap di rumah mama." ucap Gavin.

"Gak mau." balas Anna.

"Pliss Anna kalo gak, Sofia bakal tau hal ini."

Anna terdiam lagi. Moodnya sudah hancur sekarang. Dan rasanya ingin sekali mengakhiri panggilan ini.

"Baiklah." ucap Anna pasrah.

Gavin menghela nafas lega.

"Ini demi kebaikan kita dan anak kita Anna. Bertahan sebentar. I love you." ucap Gavin lalu mengakhiri panggilan Anna.

Anna meneteskan air matanya lagi. Entah kenapa belakangan ini moodnya sangat sensitif sekali.

Disisi lain..

Gavin kembali ke ruang tamu. Ia mendapatkan canda tawa antara Sofi dan sang mama.

"Kalian ngobrol apa? Nampaknya seru." ucap Gavin basa basi sambil menetralkan wajahnya yang sedikit kusut.

"Gak apa kok." balas Sofia. Gavin tersenyum pelan.

"Bang, kapan abang punya pacar?" tanya Sofia tiba tiba.

Seketika raut wajah mama sang Gavin berubah menjadi sedikit tegang. Sofia menyadarinya.

"Ih kenapa mukanya kayak habis lihat hantu sih?" ucap Sofia mengidik ngeri.

"Emang ada hantu di belakang kamu." jahil Gavin membuat Sofia menciut.

"Abang jangan bercanda ah. Nih masih siang mana ada hantu. Nyebelin banget sih." Balas Sofia kesal.

Gavin tertawa lepas dan sang mama juga begitu.

"Bang sesekali bawain pacar abang dong. Biar aku cepat cepat dapat ponakan." ucap Sofia jahil.

"Iyaa nanti kapan kapan kalo ada." ucap Gavin berusaha menyembunyikan raut wajah tegangnya. Begitu juga dengan mama.

"Iya tuh. Biar mama bisa gendong cucu juga nih." sambung sang mama.

Mereka bertiga melakukan obrolan obrolan santai sepanjang hari layaknya seperti keluarga harmonis.

Namun Gavin merasa sedih dan tak enak hati kepada Anna. Seharus adek kesayangannya ini sudah mengetahui pernikahan mereka dan bahkan ponakannya.

Namun semuanya itu harus di tutup rapat rapat oleh keluarga Anderson, untuk menghindari suatu malapetaka yang gak di ingin dari siapa pun termasuk Gavin sendiri.

🌸🌸🌸

BRIANNA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang