LTS - 13

208 7 0
                                    

Hii semuaa..
Semoga kalian betah yah dengan cerita absurd aku. Hehe
Thankyou banget buat kalian yang sudah mau baca sampai episode ini.
Semoga tetap suka!!🤭
Happy reading and have a nice day!

🌸🌸🌸

Anna PoV

Aku duduk di depan cermin yang ukurannya lumayan besar. Ku tatap wajahku yang sudah dipoles dengan make up tipis. Aku tersenyum tipis. Gak nyangka aku bisa nikah juga.

Inilah hari yang ku tunggu tunggu sejak lama. Aku yakin banyak wanita diluar sana juga sama seperti aku.

Jantungku memompa sangat kencang. Tangan ku sangat dingin sekarang. Aku nervous!

Klek..

Aku menoleh kearah pintu yang tiba tiba terbuka.

"Mom dad!" aku langsung menghampiri mereka.

"Wuah! Coba lihat Putri kita sudah mau menikah. Cantik!" puji mom.

"Baik baik sama Gavin ya. Jangan manja manja lagi." sambung dad memberikan nasihat.

Anna mengangguk kepalanya pelan lalu memeluk kedua orang tuanya.

"Mom dad." aku menunduk kearah bawah

"Aku belum rela ninggalin kalian." sambungku sambil meneteskan air mata yang sudah tidak bisa kutahan.

Mom and dad langsung memeluk ku begitu juga denganku aku memeluk mereka sangat erat.

"Kalo kangen rumah bole jalan jalan sekalian bawa cucu mom nanti ya." ucap mom sambil tertawa.

"Ih mom!  Kebelet pengen gendong cucu deh nyebelin!"

Mom and dad tertawa lepas setelah mendengar kesalanku.

"Ayo Gavin sudah tunggu di sana." ajak dad.

Aku mengangguk kepalaku pelan lalu berjalan keluar ruangan dengan gaun putih panjang dan kembang layaknya seperti seorang Ratu.

Author PoV

Pintu ruangan aula telah dibuka. Terdapat seorang wanita dengan gaun putih panjang yang layaknya seperti Ratu dengan mahkota angsa yang menghiasi kepalanya dengan seorang pria paruh baya memasuki ruangan tersebut.

Dad mengantarkan Putri tunggalnya hingga pelaminan lalu menyerahkan Putri kesayangan ke pada sang mempelai pria.

"Kuserahkan Anna kepadamu. Saya memohon agar kamu bisa menjaganya dengan baik sama seperti kamu menjaga dirimu sendiri." ucap dad kepada Gavin lalu meletakan tangan Anna kepada Gavin. Gavin tersenyum tulus.

Dad langsung kembali ke tempat.

Acara kini sudah di mulai. Seluruh tamu undangan menikmati acaranya. Alunan musik yang sangat enak di dengar dan santapan yang tentu saja lezat.

Gavin meraih mike. Hal itu mendapat perhatian dari para tamu pesta itu.

"Hmm.. Aku ada sedikit cerita. Apa kalian mau mendengarnya?" tanya Gavin kepada para tamu undangan.

Para tamu undangan bersorak. Siapa yang tidak mau mendengar pria ganteng bercerita.

"Hmm.. Satu tahun lalu, Tuhan mempertemukan aku dengan dia. Entahlah pertemuan itu sangat konyol bagiku.  Tidak ada romantis romantisnya. Kalian tau aku malah menumpahkan kopi panas ke bajunya." ucap Gavin sambil tersenyum konyol.

"Mungkin pada saat itu Anna sedang badmood alhasil ia memarahiku membentak ku dan aku merasa wow pertama kali ada seorang wanita yang berani memaki pria tanpa sepertiku." ucap Gavin dengan pede sambil mengelus rambutnya ke belakang.

Para penonton bersorak seperti mengejek Gavin.

"Mulai dari situ aku mulai tertarik dengannya. Bertekad penuh untuk bisa mendapatkannya dan menikahinya. Dan sampailah hari ini. Aku berhasil!" ucap Gavin bangga.

"Aku tidak pernah menunggumu dan kamu tidak pernah sengaja datang. Namun Tuhan mempertemukan kita berdua. Dalam kondisi dan situasi apapun." ucap Gavin lagi.

"Brianna." panggil Gavin dengan sangat lembut. Gavin menarik tangan Anna agar berada lebih dekat dengan Gavin.

Kini mereka sudah berhadapan.
"Miss Brianna, maukah kamu menjadi pendamping hidupku untuk selamanya dan ibu dari anak anakku nantinya?" tanya Gavin.

Mata Anna kembali memanas. Tak kuasa ia menahan air matanya lagi dan akhirnya air mata pun membasahi pipinya.

"Yess!  I do!" ucap Anna terharu.

Gavin mendengar persetujuan Anna pun langsung mencium bibir Anna di depan para tamu. Mereka semua bersorak kencang dan turut bahagia terhadap kedua pasangan itu.

Sesudah acara itu selesai akhirnya Anna dan Gavin balik ke kamar hotel yang sudah di pesan sebelumnya.

Anna yang sudah gerah sejak tadi langsung membersihkan badannya. Tak butuh waktu lama Anna sudah selesai.

Ia merasa sangat segar sekarang.

"Sudah mandinya?" tanya Gavin

"Sudah. Kamu mandi sana." ucap Anna.
Namun bukannya menuju kamar mandi, Gavin malah menarik Anna kedalam pelukannya.

"Lepas ih."

"Gak mau." ucap Gavin manja.

"Mandi dulu sana. Kamu bau." ejek Anna.

"Aku Wangi lo. Coba cium kalo gak percaya." Gavin memajukan wajahnya ke wajah Anna.

Anna menyadari hal itu. Bahkan Anna bisa merasakan nafas Gavin yang berhembus kearahnya.

"Kenapa diam?" tanya Gavin mulai mengoda.

"Ga ga gapapa." ucap Anna gagap sambil berusaha melepaskan diri. Namun hasilnya nihil.

Gavin malah menciumi bibir manisnya Anna. Melumatnya dengan halus dan lembut. Anna hanya diam kaku. Lambat laun Anna pun terbuai dengan ciuman Gavin. Ia pun membalasnya.

Hingga keduanya kehabisan oksigen dan melepaskan tautan bibir mereka.

"Bolehkah?" tanya Gavin yang masih ngos ngosan.

Anna menunduk malu. Mukanya kembali memerah bingung harus memberikan jawaban apa.

Gavin yang melihat tingkah Anna langsung mengendong Anna seperti membawa karung di pundaknya. Sontak saja Anna kaget.

"Lepas Gavin!!" Anna meronta ronta dan menendang ke arah yang asal. Akhirnya Gavin melepaskan Anna.

Gavin mendudukan Anna di atas ranjang yang berukuran kingsize itu lalu megepung Anna dengan kedua tangan kekarnya. Alhasil membuat Anna tidak bisa lagi mengelak atau berlari membebaskan diri.

"May I?" tanya Gavin lagi sambil menaikan sebelah alisnya.

Anna pun pasrah sudah dengan kondisi seperti itu. Akhirnya ia menganggukkan kepalanya pelan. Gavin mendapat persetujuan itu langsung tersenyum kemenangan. Akhirnya mereka pun melakukan aktivitas tersebut.

Hari ini merupakan hari terlelahkan dengan malam terpanjang mereka. Semoga mereka bisa bahagia selalu yah 🙏

BRIANNA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang