"Lo bisikin apa tadi ke dia?" tanya Alna kepo.


"Gue bilang bakso aci enak kalo pake tambahan bon cabe," jawab Zefa.

"Anjir gue serius!" tukas Alna.

"Lah gue juga serius jumilah," sahut Zefa.


"Auh lah ah mending kita ke wc dulu sebelum guru masuk ke kelas!" ajak Alna.

***


"Baik terima kasih atas perkenalan diri kalian, bapak sebagai wali kelas berharap kalian akan menjadi teman sekelas yang saling mendukung satu sama lain dan bisa membanggakan sekolah ini dengan kemampuan kalian. Dan karena ini hari pertama berarti kalian boleh dipulangkan lebih awal sebab belum adanya sistem kegiatan belajar mengajar." jelas Pak Budi selaku wali kelas 10 IIS 1 alias di kelas Zefa dan Alna.

Seluruh siswa dikelas itupun bersorak dengan kencang lalu membereskan barang mereka dan segera keluar dari kelas setelah pak Budi juga sudah keluar.


Baru saja Zefa ingin turun tangga, langkahnya terhenti karena terdengar panggilan masuk dari ponsel miliknya.

"Halo," sapa Zefa dengan ketus karena yang menelponnya adalah Yeza.

"......"

"Ngapain sih, mending gue pulang terus mandi habis tuh tidur," kata Zefa.

"......"

"Hm iyalah. Bentar tunggu disana," tukas Zefa lalu mematikan telfon tersebut dan kembali memasukan ponselnya kedalam tas ransel.

Sampai Zefa lupa bahwa Alna masih berada disamping nya. "Siapa Fa?" tanya Alna.

Zefa kaget. "Eh anu sepupu gue minta jemput. Lo duluan aja pulang soalnya gue mau beli air dulu dikantin," kata Zefa.

"Gak mau gue temenin?" tanya Alna.


Zefa menggeleng lalu tersenyum. "Gak usah, gue bisa sendiri kok."

"Hm okedeh gue pulang duluan yah bye." Alna pun pergi meninggalkan Zefa yang masih berdiri menunggu tubuh Alna benar-benar jauh dari pandangannya lalu setelah itu baru Zefa melanjutkan langkahnya.


Zefa berjalan pelan menuju kantin, bila bertanya kenapa ke kantin? tadi tuh si Yeza nelpon katanya minta beliin air terus dianterin kelapangan basket karena dia lagi latihan. Mau tak mau karena dipaksa akhirnya Zefa iyakan saja.

Sehabis membeli air, segera Zefa bawa air itu kepada Yeza yang ternyata terlihat sedang asik mendribel bola.

Zefa pikir lapangan basket akan sepi namun ternyaya ia salah. Lapangan basket saat ini sudah seperti asrama wanita dengan berbagai macam spesies, canda spesies. Ada yang berteriak tidak jelas, ada yang asik membuat snapgram dan ada juga yang sibuk memberikan air kepada Yeza namun malah dicuekin haha mampus eit ampun mbak jago canda doang.


"Akhirnya bos grandong gue datang juga!" pekik Yeza heboh sembari berlari ke arah Zefa hingga membuat semua pandangan tertuju pada Zefa yang saat ini kikuk dengan air mineral ditangan nya.


"Aw perhatian banget, makasih ya," kata Yeza yang membuat Zefa bingung.

Setelah berpikir keras akhirnya Zefa sadar. "Oh ternyata alasan lo nyuruh gue bawain air mineral dengan alasan udah gak kuat kekantin karena itu tuh," bisik Zefa lalu menunjuk ke arah fans Yeza.


Eh si Yeza ngangguk lalu cengengesan dan membuat Zefa geram hingga menginjak kaki Yeza.


"Gue pulang byee!" ketus Zefa lalu pergi namun tangannya dicekal oleh Yeza.

"Jangan dulu! temenin gue latihan biar kek pasangan uwu-uwu gitu," rayu Yeza.

"Dih gamau gue, lagian tuh cewek cantik banyak yang mau nungguin lo," kata Zefa.

"Lo cemburu ya ahciee bos grandong cemburu." ledek Yeza.

"Apaan sih gak ya!" tukas Zefa ketus.


"Ahcie," Yeza malah semakin menggoda Zefa dengan menoel-noel pipi wanita itu hingga membuat Zefa mulai salting dan—blushing.

"Iya-iya! stop noel pipi gue!" putus Zefa mengalah


Yeza malah tertawa terbahak-bahak karena menyaksikan ekspresi sang pacar kulkasnya itu ternyata mudah sekali blushing. "Aw makin sayang deh," kata Yeza lalu mengacak-acak lembut rambut pendek milik Zefa dan membuat para fans nya kepanasan.


"Anjir gue juga pengen dikasih gitu."


"Gatal tuh cewek sialan."


"Ternyata Yeza bisa romantis juga ya."


Mendengar hal itu Yeza malah tertawa tetapi berbeda dengan Zefa yang sudah kelewat kesal menahan agar tidak menapol wajah Yeza karena tingkah pria itu.

"Pergi deh sana lo latihan sebelum gue gigit lo!" ancam Zefa.

"Mau dong di gigit tapi disini ya," sahut Yeza lalu menunjuk bibir miliknya.


Zefa kaget dan malu. "Yeza mesum, gue jitak lo ya!"

"Canda doang yang," elak Yeza.


"Yang-yang yang palak kau peyang!" ketus Zefa lalu beralih memandang kearah para betina disebrang sana yang sudah mulai kepanasan dan seperti ingin memakan Zefa hidup-hidup.


Semoga saja Zefa tidak dimakan oleh mereka.

Canda makan.


Bye.

***





Jangan lupa vote, komen dan follow.



LOFZEZA JOURNEY [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora