27 : Pengagum Rahasia

1.8K 100 7
                                    

Setelah sampai dirumah, Kanaya segera menuju kamar tamu yang sudah disiapkan oleh bunda Lala, dia segera membanting tubuhnya keranjang king size itu.

Air matanya mengalir deras, sesekali dia memukul ranjang dan berteriak histeris tatakala mengingat ucapan Alfino.

"Sel, kamu cantik malam ini, jangan bikin aku suka sama kamu!"

Kata-kata itu masih terdengar jelas ditelinganya, ternyata Alfino bukanlah cowok yang baik, dia adalah cowok biadab yang tega dengan istrinya sendiri.

"Kenapa? Kenapa Al? Aku kurang apa buat kamu, hah? Aku udah ngasih hal yang bener-bener berharga dihidup aku ke kamu! Jahat!" isak Kanaya, dia sangat marah dan sakit hati.

Disisi lain Lala dan Kiky kini tengah saling pandang dengan posisi dideoan pintu kamar yang ditempati Kanaya, mereka sangat khawatir dengan keadaan gadis itu.

Tok... Tok... Tok

"Ya', kamu ngga papa kan disana? Bunda boleh masuk nggak Ya'?" tanya Kiky sambil mengetuk pintu.

"Masuk aja bun, nggak dikunci kok," jawab Kanaya dari dalam, mungkin Kiky adalah satu-satunya orang yang bisa untuk tempat curhat, karna kalau dia curhat dengan Dian, wanita itu pasti akan langsung melabrak Alfino.

"Mah, mau ikut!" rengek Lala.
"Udah, kamu disini aja," tegas Kiky.

Kiky pun melangkahkan kakinya menuju ranjang Kanaya. Benar saja, gadis itu sedang menangis sambil memeluk bantal empuknya.

"Ya', kamu kenapa? Coba cerita sama bunda, kali aja bunda bisa bantu kamu sayang," ucap Kiky sambil mengusap surai hitam milik gadis itu.

Kanaya langsung menubruk tubuh Kiky, dia segera menumpahkan tangisnya dipundak wanita itu, dirinya benar-benar sedang rapus sekarang.

"Alfino," lirih Kanaya. Kiky pun menghembuskan kasar, sepertinya Kanaya sangat mencintai Alfino.

"Ya', ini baru permulaan, ini adalah ujian rumah tangga, menikah muda itu nggak enak emang, banyak rintangannya, dan sekarang, kamu ini baru saja ditahap awal, masih banyak badai besar yang harus kamu kewati dengan Alfino," jelas Kiky sambil memeluk tubuh Kanaya.

"Bunda bener, Alfino baru bicara kaya gitu, dan gue udah rapuh? Ini nggak boleh terjadi, Kanaya harus kuat!" batin Kanaya, dia berusaha untuk menyemangati dirinya sendiri.

.
.
.
.

"Kanaya sama Mama ngomong apaan sih? Kok gue jadi penasaran ya," ujar Lala, gadis itu sedari tadi beeusaha untuk menguping pembicaraan Kanaya dan Kiky. Walaupun dia sebenarnya tau, kalo menguping itu dosa, tapi ya gimana lagi?

"Lama amat sih?" gerutu Lala sambil mengusir nyamuk yang sedari tadi terus saja menggigit tubuhnya.

Stop!

Kini rasa kepo yang ada didiri Lala sudah sampai kebatasnya. Dia oun langsung membuka pintu dan masuk kedalam kamar, dan benar saja, ternyata Mama dan Sahabatnya sedang mengobrol.

"Lama amat ngobrolnya," sindir Lala yang hanya dibalas senyuman oleh Lanaya dan Kiky, tiba-tiba....

Kring... Kring... Kring...

Bel rumah berbunyi, pertanda ada seseirang yang sedang bertamu, namun siapa yang malam-malam seperti ini bertamu?

"Biar bunda aja," ujar Kiky dan dibalas anggukan oleh Kanaya.

Dear Alfino (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang