47 : Sekedar Liburan

2.4K 97 3
                                    

"Hai Mah!" sapa Kanaya pada Diana yang telah libur dan tidak mengurus butik.

"Hallo sayang, kenapa? Ada apa?" tanya Diana. Kanaya berpikir sejenak, jarinya ia ketuk-ketukkan didagu, menambah kesan gemas dalam dirinya.

"Mm.. Kanaya sama Alfino mau liburan, boleh kan?" tanya Kanaya antusias, dia tidak sabar ingin segera berjalan-jalan dipantai.

"Boleh dong."

Kanaya berteriak senang. Gadis- maksudnya Perempuan itu terlihat sangat bahagia sekarang. Kanaya dan Diana pun melanjutkan acara menonton televisi yang menunjukkan sinetron dimana ada seorang istri yang diselingkuhi suaminya. Jika kalian ingin menonton, kalian bisa mencari sinetron tersebut dichanel televisi Indosair.

Jangan tanyakan Alfino ya! Karena lelaki itu sekarang pasti sedang menjungkal dikasur karena Kanaya sudah menolak ajakannya, mungkin itu semua sudah keharusan bagi hidup Alfino.

Tiba-tiba dari kamar Kanaya terdengar suara bayi menangis, siapa lagi kalau bukan sikembar. Kanaya dengan sigap berlari menaiki tangga. Terpancar raut muka cemas disana.

"Sikembar kenapa?" tanys Kanaya tergesa-gesa, nadanya pun meninggi seperti orang yang kebakaran bulu ketek. Dan tentu hal itu membuat Alfino meringis kaku.

"Hehe, aku jahilin."

"Dasar ayah solimi! Udah tau anaknya lagi tidur, eh malah digangguin, kamu sih!" omel Kanaya. Perempuan itu mengerucutkan bibirnya pertanda sebal dengan Alfino.

Alfino terdiam, bibirnya ikut manyun, ia juga merasa bersalah dengan Kanaya. Lagian mengapa tadi dia mengganggu sikembar pula!?

Setelah selesai menenagkan sikembar, Kanaya pun beralih menatap Alfino. Sudut bibirnya tertarik melihat raut wajah Alfino yang sedang merasa bersalah. Tangan lembut Kanaya mengusap rahang Alfino, dan jelas hal itu membuat Alfino menatap wajahnya.

"Maaf," cicit Alfino.

"Aku maafin," balas Kanaya sembari tersenyum. Kanaya memeluk tubuh Alfino, hingga akhirnya, pergelutan diranjang pun dimulai.

🍨🍦🍨

Dilain sisi. Kini Lala dan Wendy sudah bersama sedari pagi, mereka bermesraan walaupun ada Kiky dan Bintang yang menatap mereka seolah iri. Ya, Gerhana sedang ada proyek diluar kota, dan Bintang masih jomblo dari dahulu kala, disaat perang Majapahit baru dimulai.

"Aku nanti kangen dong sama kamu." Lala berujar dengan dramatisnya, gadis itu menatap wajah Wendy dengan tatapan takut kehilangan cowok itu.

"Aku disana juga demi masa depan sayang, minimal aku akan nyelesain S2 disana, kamu jangan melow gini dong, ntar cantiknya ilang." Wendy mengusap air mata yang hampir saja jatuh dati pelupuk mata Lala.

Kiky mencibir, "Lagian Wendy disana itu mau belajar La, kamu juga harus belajar, dasar bucin!" dan tentu Lala tak terima dikatai bucin walaupun itu adalah fakta yang ada.

Lala memilih diam, tidak mengindahkan omongan mamanya. Berdebat dengan Kiky sana saja berdebat dengan seorang hakim, yang jelas-jelas akhirnya sang hakim yang menang.

"Lala sama Wendy itu ibaratkan mobil sama bensin, kalau bensinnya nggak ada, ya mobilnya kagak bisa nyala," celetuk Lala, membuat Bintang tertawa ngakak.

"Dan asal lo tau, bensin dijual dimana-mana, jadi kalau lo nggak ada, Wendy bisa nyari bensin yang lain!" seloroh Bintang yang membuat Lala mencak-mencak memukulinya dengan bantal.

Dear Alfino (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang