Part 7 "Sekolah Baru"

Mulai dari awal
                                    

Kepala Syila yang tepat berada di bawah Arlan membuat matanya yang menengadah ke atas mendapat pemandangan garis rahang Arlan yang tajam, menawan.

"Aw..sh." Ringis Syila merasa nyeri kembali menyerang.

"Benjol, nanti obatin." Tukas Arlan.

"Iya."

"Hacim.." Syila bersin tepat di depan wajah Arlan. Sial, ia tak bisa menahannya.

Mata laki-laki itu sontak terpejam mendapatkan semburan yang tiba-tiba.

"Astaga, maaf-maaf." Syila merogoh tasnya, mengambil beberapa lembar tissue. Tangannya tergerak membersihkan wajah Arlan.

"Nggak usah, biar gue sendiri." Tissue yang sebelumnya berada di tangan Syila berganti tempat menjadi di genggaman Arlan.

Syila komat-kamit sendiri tanpa mengeluarkan suara, merutuki dirinya.

"Nggak usah komat-kamit." Suara Arlan datar.

Syila hanya terdiam di tempatnya dengan pandangan ke depan.

Arlan mulai menjalankan mobil. Tak ada yang memulai percakapan, suasana hening terasa memenuhi. Syila beberapa kali mencuri pandang ke arah Arlan yang tengah menyetir.

Setelah beberapa waktu, Syila berniat memecah keheningan di antara mereka. "Ehmm..."

"Nanti lo gue turunin di belokan sebelum sekolah." Potong Arlan.

"Hah?"

Arlan menoleh ke samping. "Gue nggak mau ada yang liat lo berangkat bareng gue, anggap kita ga kenal kalo di sekolah." Jelas Arlan tanpa memandang lawan bicaranya.

"Gue nggak nerima penolakan." Tegasnya tak terbantah.

Syila melipat tangannya kesal, well siapa juga yang mau kenal dengan orang yang baik pas merasa bersalah saja macam Arlan.

"Yaudah, tapi gue mau minta tolong sesuatu." Kata Syila.

"Apa?"

Syila menyerongkan badannya. "Nanti pas udah sampai di sekolah, gue pura-pura nyamperin lo kayak orang yang emang belum kenal, nanti lo anterin gue ke ruang TU."

Arlan menggeleng. "Nggak, terlalu drama."

Syila mengetatkan rahangnya. "Yaudah kalo gitu sekalian aja gue buat drama ngaku jadi pacar lo, kan lebih seru." Tantangnya tak terima.

Pandangan Arlan yang tajam terlempar ke arah gadis di sebelahnya. "Nggak usah macam-macam."

"Turun." Perintah Arlan.

Saking terlarut emosi, Syila tak sadar ia sudah sampai di belokan sebelum sekolah yang mungkin berjarak sekitar 300 meter.

Syila membuka pintu mobil dan sengaja menutupnya sedikit kencang.

"Dasar setan nyebelin, tadi aja baik langsung berubah lagi jadi jahat."

Syila menghentakkan kakinya, untung masih pagi jadi tidak begitu panas untuk berjalan. Anehnya Syila merasakan mobil Arlan dibelakangnya bergerak lambat, seolah mensejajarkannya dengan langkah Syila.

Di dalam mobil, Arlan mengangkat satu sudut bibirnya tanpa sadar memperhatikan Syila yang berjalan dengan menghentakkan kakinya, lucu.

Syila memasuki halaman depan sekolah, namun anehnya ia merasa murid-murid lain seolah menatapnya kagum. Tentu saja ia senang, namun beberapa detik kemudian imajinasinya runtuh begitu mobil yang ia kenali lewat melintas. Ternyata itulah yang menjadi sumber perhatian bukan dirinya.

"Apanya coba yang bagus dari tuh setan, adanya nyebelin."

Syila tak menggrubis lagi, ia melanjutkan langkahnya. Seraya berjalan di sepanjang koridor, ia menunggu sampai matanya menemukan orang yang tepat untuk ditanya arah. Yang muncul di depannya tiba-tiba justru orang yang membuat moodnya terjun bebas. Syila tidak ingin meminta bantuan Arlan, tapi Arlan yang ia kenal jadi mari dicoba saja.

"Permisi." Syila berusaha mengejar langkah panjang Arlan. Ia bahkan menuruti kemauan Arlan untuk berpura-pura tidak mengenal satu sama lain. Harusnya laki-laki itu punya rasa empati untuk membantunya.

Arlan masih tidak menolehkan kepalanya atau bahkan berhenti, yang ada malah mempercepat langkahnya.

"Permisi." Coba Syila sekali lagi. Namun entah alasan apa, Arlan tak kunjung berhenti.

Syila memutuskan stop mengejar langkah Arlan, dongkol juga lama-lama.

"Ishh.." Desis Syila kesal, ia lalu membalikkan badannya, namun tak menyangka tepat di belakangnya ternyata ada seseorang.

"Astaga." Kejut Syila.

"Butuh bantuan?"

Terimakasih udah baca sampai part ini 😊

Semoga part ini membuat kalian lebih tertarik sama kisah mereka selanjutnya
Kalo suka, jangan lupa divote ya ;)
Itu akan buat aku lebih semangat buat update selanjutnya
See u all in the next chapter :)
Kira-kira siapa ya yang nawarin Syila bantuan? Hmm 🤔

Romansa Remaja Satu Atap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang