Part 74 "Promise"

31.1K 4.2K 978
                                    

Haloo, apa kabar kalian semuaa???
Maaf kalo updatenya lagi² lama

Karena kangen, aku kasi deh momen manis mereka :)

Jangan lupa vote dan komen ya, karena satu berarti sejuta bagi penulis ❤❤

Anyway, selamat membaca...

Syila baru saja menyelesaikan tidur siang panjangnya yang menghabiskan waktu berjam-jam, tidak lebih tepatnya tidur sore. Jika kalian tahu bagaimana rasanya ketika mata tidak bisa ditutup lagi, tapi badan tetap menolak untuk bangkit dari kasur, ya itulah yang Syila rasakan. Tangannya terulur ke samping menghambil handphone di atas meja dan membuka lockscreen.

Mata Syila mengerjap-ngerjap tak percaya. "Hahaha..." gelak tawanya yang lepas keluar tat kala melihat belasan panggilan tak terjawab juga pesan beruntun dari Arlan. Memang di hari libur ini Syila dan Arlan hanya sempat berpapasan tadi pagi lantaran laki-laki itu disibukkan dengan urusannya sendiri di luar.

Saat ini layar handphone menunjukkan pukul 15.30 WIB, terhitung tiga jam Syila terlelap sejak pukul setengah dua belas. Akhirnya kedua kaki gadis itu mau digerakkan menapak lantai dan beranjak menuju pintu.

"Huamm..."

"AAAAAA SETAN.."

"Arlan!?" Syila mengelus dadanya yang mendengungkan degupan jantung tak karuan akibat kahadiran laki-laki ini di depan pintu kamarnya tepat ketika handle diputar. Terutama ekspresi wajah yang dia hadiahkan untuk Syila berupa tatapan dingin dengan lengkungan bibir yang cenderung turun.

"Ngagetin tau nggak." Ujar Syila seraya melempar raut wajah kesal.

Arlan memonyongkan bibirnya menyindir cara bicara Syila. "Lo tidur apa koma, lama banget. Gue cariin tau nggak."

Komplainnya dengan bibir yang dicebikkan di akhir. Begitu Arlan pulang ke rumah, gadis itu tidak nampak sama sekali batang hidungnya meski hanya sebentar untuk menyapa. Kedua tangannya lantas terangkat menyilang di depan dada dengan mengarahkan tatapan ke objek lain.

"Ya maaf, kan ketiduran."

Syila mengulum bibirnya ke dalam, menahan senyum melihat tingkah nagmbek Arlan. Ia lantas menoel lengan laki-laki itu beberapa kali meski tetap tak digubris oleh si empunya lengan. Sebuah ide lain terlintas di otak. Diambilnya lengan kiri Arlan dan digenggamnya erat kemudian dagunya Syila tenggerkan di pundak laki-laki itu.

"Apa?" Tanya Arlan judes.

Syila menampilkan puppy eyesnya yang hampir saja membuat pertahanan Arlan runtuh. Ditambah senyum lebar gadis itu yang terlihat begitu manis. Sungguh rasanya ingin Arlan sambar di detik itu juga.

Syila mengetuk-ngetukkan ujung dagunya di pundak Alrlan. "Main ke danau yuk."

Arlan menggelengkan kepalanya. "Minta yang bener." Perintahnya singkat.

Bola mata Syila berputar tat kala otaknya berpikir. Kini tangan yang hanya melingkari lengan Syila ubah mengukung badan Arlan yang lebih besar darinya. "Arlan ganteng banget banget buangetttt, main ke danau yuk sama Syila."

"Kurang."

Tolong, Syila sudah membuang harga dirinya jauh-jauh dan laki-laki itu masih berani meminta lebih. Bahkan ketika Syila mengucapkan kata pujian dengan suara seimut mungkin. Tapi sabar karena tiba-tiba saja ia ingin menghabiskan waktu di danau itu terutama ditemani sunset. Tenang saja, Syila tak akan kehabisan cara.

Cup..

"Ayok.." Ujar Syila riang setelah begitu saja mencium pipi Arlan hingga membuat laki-laki itu mematung. Kakinya melangkah cepat kembali masuk ke dalam kamar lantaran detak jantungnya yang kembali berdegup kencang. Tubuhnya disandarkan ke pintu dengan pipi yang panas.

Romansa Remaja Satu Atap (END)Where stories live. Discover now