4

114 11 18
                                    

Win menyajikan pesanan tim sepakbola fakultasnya di kafe.

"Biasanya kalian merayakan kemenangan di pub, kenapa sekarang cuma disini?" heran Win.

"Bagaimana lagi? Kapten kami sedang disidang senior tahun ke empat, kami tak bisa berpesta tanpanya karena dia atm berjalan kami." jawab Can.

"Kalian menang kenapa Korn masih kena sidang?"

"Setelah menyumbang satu gol di paruh pertama pertandingan dia langsung kabur dari lapangan, jadi meskipun kami menang, skornya tipis."

"Kabur?"

"Hmm, entah kemana dia menghilang, dia kembali pada menit kedelapan puluh, jadi senior marah padanya, menganggap dia tak bertanggung jawab."

"Padahal kepemimpinan ai Korn jauh lebih bagus dari pada P'No." sela teman Can.

"Setuju, P'No tanpa P'Type bukan apa-apa."

Ae menggeplak kepala Can, "Jaga mulutmu monyet! jangan sampai terdengar orangnya."

"Ao aku hanya mengatakan kebenaran."

"Minum saja lattemu ai Can!" seloroh teman yang lain. Win hanya tersenyum mendengar celotehan tim bola itu, ia lalu kembali ke belakang counter.

"Win kau sendiri tak ikut perayaan klub renang? Padahal kau menyumbang empat medali." tanya P'Sin.

"Aku tak suka perayaan. Kemenanganku milik klub renang, aku hanya membantu Dean."

"Win, sesekali pergilah bersenang-senang."

"Kesenangan adalah barang mahal untukku."

"Kau begitu takut merasa senang seolah ada hal buruk yang akan terjadi setelahnya."

"Entah, mungkin aku punya cherophobia." balas Win ringan.

"Sial Win! Hal buruk apa yang sudah menimpamu? Bagaimana bisa membuatmu seperti ini?" tanya P'Sin penuh rasa simpati.

Win tersenyum, "Tak separah itu P'."

"Jangan ragu mengatakan apapun pada Phi mu ini, kau bukan orang lain bagiku."

"Tenang P', aku baik saja."

"Nah, bocah gila itu datang." ujar P'Sin melihat Korn masuk kafe yang disambut riuh anak bolanya. Sepertinya klub sepakbola akan segera merayakan kemenangan mereka di sebuah bar setelah kapten mereka datang. Anak-anak itupun langsung membubarkan diri, menyisakan Korn yang berjalan menuju counter. Win akan meninggalkan counternya untuk membereskan meja tim bola tadi.

"Kau mau kemana?" tanya P'Sin menahan lengan Win.

"Membersihkan meja."

"Bona! Tinggalkan pekerjaanmu dan bereskan meja!" perintah P'Sin pada partner kerja Win yang sedang membuat adonan kue.

P'Sin beralih pada Korn yang kini sudah berdiri di depannya. "Korn, bawa Win main sana! Aku muak melihat dia terlalu rajin bekerja."

Korn tersenyum lebar, "Dengan senang hati. Kau tahu apa yang kuinginkan Phi."

"P' kau bisa membiarkanku pulang lebih awal tanpa harus menyerahkanku padanya."

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Apa lagi? Minggu depan sudah masuk ujian, banyak yang harus aku review."

"Kau benar-benar membosankan." P'Sin menyeret Win lalu mendorongnya ke arah Korn.

"Bawa bocah ini pergi!" perintahnya mutlak.

"Oey P'Sin!" seru Win.

"Ayolah Win, aku sudah memesan tempat yang sama dengan klubnya Dean."

Remahan CrackersWhere stories live. Discover now