Path to you .5

20 4 5
                                    

Kontraknya dengan Mew hampir berakhir. Mild tak pernah menghubunginya lagi. Boun pikir mereka sangat sibuk karena pekerjaan. Terakhir kali ia melihat Mew adalah saat bertengkar dengan Gulf di apartemennya, ia tak tahu bagaimana keduanya berakhir. Tapi mengingat kelembutan hati Mew, masih mungkin jika mereka berdamai.

Keinginannya untuk bertemu dan melihat Mew akhir-akhir ini membuatnya resah. Sesuatu yang tak nyaman terus mengganggu hatinya. Apa pun yang ia lakukan, ia merasa semuanya serba salah. Mengingatnya saja membuat jantung Boun berdebar-debar seiring denyut nadinya. Dia menutup matanya, mengembalikan ketenangannya yang seolah menghilang hanya karena mengingatnya.

"Sammy, apa yang kau lakukan saat tahu biasmu ternyata sudah memiliki kekasih?"

"Tergantung."

"Apa maksudmu?"

"Jika aku melihatnya tak layak, dan merasa bahwa aku bahkan lebih baik darinya, maka aku harus menyingkirkannya. Tapi jika dia terlihat layak dan pantas untuk P'Mew, tentu aku merestuinya."

"Penilaianmu begitu bias."

"Oh apa yang bisa kulakukan? Aku hanya fans."

"Apa kau tak merasa sakit hati?"

"Tentu saja sakit. Mana ada patah hati yang tak sakit?"

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan menanggung rasa sakitku sementara. Aku akan mencari oppa, onii-san, gege atau phi lain agar mereka menghiburku. Setelah aku bisa menerimanya, aku akan kembali mendukungnya."

"Kau sangat berjiwa besar."

"Tentu, fans boleh fanatik jangan."

"Kupikir kau sangat terobsesi."

Sammy menghela nafasnya, "Ya, aku terobsesi untuk menjadikan P'Mew laogong masa depan. Tapi apa daya ketidakmungkinan yang aku semogakan terlalu jauh."

"Eh Boun, tumben kau punya pertanyaan seperti itu." lanjut Sammy kemudian.

"Hanya bertanya."

"Kau punya seseorang?" Boun menggeleng.

"Baguslah. Kau harus fokus hanya untuk belajar dan ibumu. Jangan lagi kau kacaukan kepalamu itu dengan dengan gadis-gadis yang tak jelas atau karma buruk akan menimpamu."

"Kapan aku melakukannya?"

"Jangan pura-pura amnesia! Kau lupa sebelum ibumu jatuh sakit? Saat kau masih jadi tuan muda generasi kedua yang kaya raya dan hanya tahu bersenang-senang. Mengganti selir seolah mengganti celana dalam."

Boun mencibir dirinya sendiri, "Ironisnya hidupku."

Sammy merangkul Boun, "Jangan sedih! Kau masih memilikiku."

"Lalu, beri aku makan. Aku lapar." ujar Boun dengan nada memelas.

"Sial! Kembalikan rasa simpatiku! Kau benar-benar tidak layak dikasihani!" Omel Sammy. Ia mengomel tapi masih memberikan Boun makanan miliknya.

Mereka mulai berteman sejak di semester pertama. Awalnya Sammy melihat Boun hanyalah salah satu pria tampan brengsek yang hanya tahu memamerkan harta orang tua untuk merayu para gadis. Namun saat ia datang membela dirinya yang tengah bertengkar dengan beberapa senior, ia kemudian berteman baik dengannya, pemikiran tentang Boun sedikit mulai berubah. Apalagi saat tahu jika gadis-gadis yang ia mainkan, biasanya datang merayunya terlebih dahulu. Boun sekalipun tak pernah mengejar mereka. Bagi Boun, mereka yang menawarkan diri sayang dilewatkan. Boun berengsek, memang seperti itulah dirinya, dia sendiri tak akan mengelak. Setidaknya Boun tahu seperti apa orang yang mendekatinya, ia tak akan merusak gadis baik-baik.

Remahan CrackersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang