Sun Flower

62 5 50
                                    

Malam ajang penghargaan bergengsi untuk perfilman dan televisi telah resmi digelar. Dihadiri banyak aktor dan aktris yang kini tengah populer, memperebutkan penghargaan untuk setiap masing-masing nominasi.

"Gun, itu siapa? Artis dari mana?" tanya Bright pada Gunsmile yang duduk di sebelahnya. Ia menunjuk pada seorang artis yang tengah bercanda tawa bersama dua temannya, mereka duduk tak jauh dari tempatnya.

"Kau tak tahu dia?" tanya balik Gun. Bright menggeleng.

"Namanya Boun. Anaknya P'New dari WabiSabi. Dia sebenarnya bukan anak baru, dia lebih sering jadi model, tapi baru-baru ini sangat populer setelah main dramanya P'New. Dia juga membawakan salah satu lagu soundtracknya. Meskipun hanya pendukung, tapi perannya cukup menonjol. Dia juga ada main drama horor, dan yang terbaru di 7 project Wabi Sabi." Gunsmile adalah Mr. Know It All. Dia tahu hampir seluruh artis muda di Thailand, tak hanya nama dan data pribadi, agensi, latar belakang, acara yang pernah di ikuti, prestasi, gosip bahkan skandal yang akun gosip pun melewatkannya.

Bright mengangguk tanpa mengalihkan tatapannya dari Boun yang masih tertawa bersama Sammy dan Yacht di sebelahnya. Melihat Boun yang sedang tertawa membuat Bright mengembangkan senyuman di bibirnya. Sepertinya tawa Boun mudah menular, tanpa mendekat dan menyentuhnya. Bukankah ini lebih jahat dari corona?

*

Sejak melihatnya di malam acara penghargaan itu, Bright mulai mencari tahu segala hal tentang Boun dari semua media. Ia tak tahu kenapa melakukan hal ini, hanya karena ia melihat bagaimana anak itu tersenyum dan tertawa, membuatnya ingin terus bertemu dan melihatnya.

Harapan untuk bertemu kembali akhirnya mendapat kesempatan. Seorang kawan mengundangnya di acara ulang tahun yang diadakan di sebuah bar mewah yang sepenuhnya telah disewa, di mana hanya orang tertentu yang jadi tamu undangan.

Tak punya alasan untuk mendekat, Bright hanya bisa diam-diam mengamati dari kejauhan. Boun hanya berkumpul dengan sesama artis dari agensinya. Sebagai pendatang baru, ia tak terlihat aktif untuk mendekati artis senior, ia hanya akan menanggapi dengan sopan saat ada yang menegurnya.

"Siapa yang kau lihat? Apa kau cari mangsa baru?" Tanya Gun yang melihat Bright menatap nanar pada kerumunan.

"Jangan buat kegaduhan Bright, ada dia di sampingmu." Tegur Mike.

"Aish! aku hanya melihat-lihat siapa saja yang datang, kalian saja yang berlebihan. Lagian siapa yang kau maksud Phi?"

"Tuan kelinci."

"Aku tak mau berdebat, aku lelah menjelaskannya padamu."

"Menempel tiap hari, penuh perhatian, saling peduli dan saling menggoda. Siapa yang akan percaya?" Bright mendengus kesal dengan pernyataan Mike.

"Hanya phi nong P'Mike." Gun yang menjawabnya dengan ekspresi tak serius, ia hanya menggoda Bright.

"P'Bright aku membawakanmu minuman." Suara renyah Win Metawin memecah keributan ketiganya.

"Terima kasih nong." Bright menerimanya tapi tak langsung meminumnya.

"Nong hanya P'Bright yang di bawakan minum, Phi ini tidak?" Gun ganti menggoda Win.

"Ughh maaf phi, tanganku tak cukup untuk membawa lebih."

"Ya ya ya, tapi kau tak perlu pasang wajah imut itu, aku takut orang mengira kau sedang menggodaku."

"Oey phi, aku tidak menggodamu!" bantah Win.

"Ya, kau goda saja Bright, di tengah pesta dia masih jadi orang paling kesepian."

"Ai Gun, kau senang cari masalah!" Gun membalas Bright dengan membuat wajah konyol untuk meledeknya.

"P'Bright kenapa? Apa kau tak menikmati pesta ini?" Tanya Win yang kini duduk di sebelahnya.

Remahan CrackersWhere stories live. Discover now