You Liar || Sakusa Kiyoomi

2.7K 250 29
                                    

Hope you like it


"Kau pembohong , kau sudah berjanji akan kembali. Aku menunggumu , tapi pada kenyataannya hari itu tak pernah datang. Hari dimana kau kembali kepelukanku."

_•°•°••♡••°•°•_

"Omi-kun!! , aku disini!!" panggil seorang gadis dengan rambut indah yang selalu tergerai , tak lupa dengan ekspresi cerianya. Kiyoomi lantas menghampirinya.

"Kau mau bilang apa?" tanyanya to the point.

"Kau ini selalu terburu-buru , tapi.. Itu memang sifatmu sih.. Haha.. Aku hanya ingin bilang , besok kan libur aku ingin kita jalan-jalan"

"Tidak mau" tolaknya langsung.

"Oh ayolah.. Besok hari terakhirku disini" katanya sambil memasang wajah memelas.

"Apa maksudmu hari terakhir?" bingung Kiyoomi

"Ya.. Aku akan pindah ke Amerika" jelasnya.

"Eh? Kenapa tiba-tiba?" tanya Kiyoomi dengan ekspresi yang menyendu. Gadis itu-(Name) tersenyum tipis dan ikut memandang sendu.

"Soal itu.. Papa.. Yang menyuruhku" jelas (Name). Kiyoomi tau betul sifat papa (Name) , wataknya keras , intinya semua yang ia inginkan harus tercapai , jika (Name) membantah ayahnya mungkin akan memperlakukan hal-hal kasar.

"Ma... Jadi kau mau tidak?" tanyany sekali lagi. Kiyoomi mengangguk. (Name) tersenyum senang.

--•°•Esoknya•°•--

"Kita mau kemana?" tanya (Name)

"Kan kau yang mengajakku , kenapa kau tanya padaku?" tanya balik Kiyoomi.

"Benar juga... Ah! Bagaimana kalau ketaman bermain?" seru (Name) bersemangat.

"Kau seperti bocah umur 5 tahun saja" kata Kiyoomi dibalik maskernya. (Name) menggembungkan kedua pipinya. (Name) tentu tak menyadarinya. Kiyoomi tengah tersenyum gemas melihat ekspresinya.

"Jadi tidak?" tanya Kiyoomi. (Name) mengangguk pelan , masih dengan pandangan kesal. Mereka hanya bermain wahana ringan. Entah itu Bom-bom car , Bioskop 3D , ataupun naik Biang lala. Mereka juga sempat kejar-kejaran karena (Name) menjahili Kiyoomi.

Tak terasa hari mulai sore. Mereka memutuskan untuk ke cafe , hanya minum. Keadaan serasa sunyi. Tak ada yang membuka obrolan. Suasana begitu sendu. Sampai akhirnya Kiyoomi membuka suaranya walaupun dia sedikit ragu.

"(Name)-aku.. Ingin mengatarmu besok ke bandara" ujarnya. (Name) menerjapkan matanya sesaat. Lalu tersenyum sambil mengangguk.

"Kau jangan nangis tapi" canda (Name).

"Kau pikir aku ini anak kecil apa?" katanya lalu terkekeh. Suasana mulai menghangat , tapi tetap sendu.

--•°•Esoknya•°•--

Matahari menyapa pagi. Hari ini adalah hari dimana (Name) berangkat menuju Amerika untuk melanjutkan pendidikannya atas tuntutan ayahnya. (Name) dan juga Kiyoomi tengah duduk dikursi bandara , menunggu giliran.

"Kalau kau sudah sampai jangan luoa kabari aku , jaga pola makanmu , mandi 3× sehari , jangan lupa jaga kebersihan , bawa Handsenitizer kalau kemana-mana" oceh Kiyoomi. (Name) hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Kau dengar tidak?"

"Ha'i captain!" seru (Name) sambil memberi pose hormat. Kiyoomi mengacak surai (Name) pelan. Hening.

"Hey.. Kau janji kan akan kembali setelah 3 tahun?" tanya Kiyoomi mengalihkan pandangannya pada (Name). (Name) menatap balik. Ia tersenyum.

"Tentu , aku janji" ujarnya.















Nyatanya hari itu adalah hari terakhir Kiyoomi melihat senyumnya.
Hari terakhir Kiyoomi mendengar suara dan tawanya.
Hari terakhir Kiyoomi melihatnya.


























"Tapi semua itu hanya sebatas kata yang kau ingkari , kau pergi jauh , tempat dimana aku tak bisa menemuimu. Aku tak lagi bisa memelukmu , mencium aroma khasmu , tak bisa lagi bertemu"

























"Dikabarkan pesawat A arah tujuan menuju Amerika mengalami masalah dan akhirnya terjatuh. Dipastikan semua korban tidak ada yang terselamatkan" ujar penyiar berita. Kiyoomi menjatuhkan minumannya. Gelas yang ia bawa pecah dilantai.

Hatinya sesak , perasaannya hancur , air matanya mulai jatuh , nafasnya menderu. Dia berlari keluar , mencapkan gasnya menuju bandara. Saat dia sampai dia tak sengaja mendengar bahwa korban kecelakaan pesawat itu di evakuasi di rumah sakit xx.

Kiyoomi kembali menancapkan gasnya menuju rumah sakit. Dia terus berharap (Name) baik-baik saja. Tapi matanya telah membuktikan , ia melihat mayat (Name) yang penuh luka. Kiyoomi tak bisa lagi menahan isakannya. Dia menangis sambil memeluk gadisnya.

Sungguh dia menyesal. Menyesal tak sempat mengatakan bahwa dia sangat-sangat mencintainya dan juga sangat menyayanginya.

"Kenapa secepat ini? Aku belum mengatakan kalau aku sebenarnya sangat mencintaimu , aku sangat menyayangimu , dan.. Kau sudah mengingkari janji yang kau buat sendiri (Name)"
























(A/N)

Oghey... Punten yak teteh klo angst. Ini emg yang req pngn sad end. sarahhazly20 yang req

Semoga ngena yak dikokoro kalian:)

See yoi next chapter^^

❞ 𝐅𝐚𝐥𝐥 𝐈𝐧 𝐋𝐨𝐯𝐞 ❞ | 𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora