• PROLOG •

137K 11K 2.1K
                                    

•Series ke-5 Smirt•



TUBUH Bella terbujur kaku. Matanya terpejam sesaat dengan debaran jantung yang berdetak tidak karuan. Ia lantas meneguk ludahnya susah payah ketika menyadari jika dirinya telah terpojok di sudut ruangan yang dingin dan senyap. Dengan dua tangan kekar yang mengungkung tubuhnya sehingga dia tidak dapat bergerak sedikitpun.

"Bella.." bisikan serak itu berhasil membuatnya merinding.

Bella terdiam—tanpa bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Mendadak kepalanya terasa pening, merasakan nadinya yang berdenyut-denyut. Mendengar suara itu selalu saja membuat perutnya bergejolak ingin muntah—sangat mendebarkan dan membahayakan.

"Gadis nakal. Bukankah aku sudah bilang kamu jangan ke sekolah dulu, hm? Bahkan kulitmu pun masih terasa panas."

Helaan nafas lagi-lagi menerpa wajahnya membuat Bella meremang seketika. Jujur saja saat ini ia sangat ketakutan.

"Katakan sesuatu, sayang. Aku ingin mendengar suara indahmu." bisikan lirih itu kembali tendengar.

Nafas Bella tersengal-sengal. Dengan sedikit keberanian—ia memaksakan diri untuk mendongak dan menatap kedua mata kelam milik Eldrich.

"Maaf.." suara Bella tercekat di susul oleh kekehan serak dari pria di depannya itu.

"Kau memang keras kepala, Bella. Tapi kali ini aku maafkan. Saat ini kamu sedang sakit—jadi aku menunda untuk memberimu hukuman." ujarnya tenang. Dia semakin merapatkan tubuhnya kemudian menenggelamkan wajahnya di pundak gadis itu.

Bella terpaku. Ia memandang dengan pandangan kosong. Ketakutan serta ketidak-berdayaan kembali membelenggu dirinya dan membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa selain pasrah.

Memang salah Bella yang telah berani melanggar perintah Eldrich. Walau ia sedang sakit, ia tetap nekat masuk sekolah karena merasa bosan dan suntuk di rumah. Sampai pada akhirnya Bella pun ketahuan walau dia sudah bersusah payah kucing-kucingan dari pria itu.

Kini Bella hanya bisa diam dengan jantung yang semakin menggila di dalam sana. Bella tidak yakin jika ia bisa mengontrol dirinya untuk tetap bersikap tenang—mengingat saat ini dia tengah berada di dalam Kungkungan orang yang telah mengklaimnya.

"Apa kau cemburu, Hm?" tiba-tiba pria itu kembali melayangkan pertanyaan.

Bella meremas rok sekolahnya erat, ia menggigit bibirnya—berpura-pura tidak tahu dengan apa yang di maksud oleh Eldrich. "Cemburu kenapa?"

Eldrich terkekeh serak. "Aku tau, kamu lihat aku jalan dengan gadis lain tadi pagi. Tapi Kamu tenang saja— enggak akan ada seorangpun yang bisa menggantikan posisimu. Gadis yang kamu lihat tadi akan aku singkirkan..."

Seketika Bella tercengang. Dia tampak terkejut setelah mendengar apa yang di ucapkan oleh Eldrich, kakak kelasnya.

Bella benar-benar tidak menyangka. Bella tahu jelas jika gadis itu tidak sengaja jalan berdampingan dengan Eldrich karena memang jalan yang mereka lalui itu sama. Bahkan ia bisa melihat ada raut ketakutan di wajahnya ketika mengetahui siapa yang berjalan di sampingnya itu.

Bella jadi panik. "Dia enggak bersalah. Kumohon jangan sakiti dia.."

Eldrich menyeringai. Dia mengelus pipi Bella dengan gerakan lembut. "Tapi dia sudah berani mendekatiku. Dan aku enggak suka jika ada gadis lain yang berdiri di sampingku selain kamu. Aku enggak salah kan?" pria itu memasang raut wajah polosnya yang terkesan palsu.

Bella tersentak. Ia spontan menepis tangan yang berada di wajahnya itu.

"K—kau psikopat!" Bella memekik tertahan. Dia beringsut mundur berusaha menjauh dari jangkauan Eldrich, namun tetap tidak bisa. Pergerakannya telah di kunci oleh pria itu.

Pria itu terkekeh mengerikan. "Psikopat? Aku bukan psikopat, sayang. Aku lebih suka kamu menyebutku pria sejati yang tidak ingin melihat gadisnya cemburu." ucapnya dengan santai. "Benarkan little girl?"

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eldrich Nathaniel Franklin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eldrich Nathaniel Franklin

___________________

Annabella Xaviera Smirt

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Annabella Xaviera Smirt

"Tetaplah di sisiku maka kamu akan aman. Tetapi jika kamu pergi, kamu akan mati.."

Silahkan tambahkan ke perpustakaan kalau kalian suka. Jangan lupa tinggalkan jejak :)

With love,

Alyccaca

Posesif Eldrich (S#5) Where stories live. Discover now