• EPISODE#9 •

42.8K 7.3K 2.3K
                                    

Happy reading!

•••

Bella bergerak gelisah. Sesuatu sedang terjadi pada perutnya. Seperti ada yang melilit dan terasa menyakitkan. Perhatiannya pada materi yang tengah di terangkan oleh guru pun menjadi blur. Keringat dingin bahkan sudah mengalir membasahi kening serta telapak tangannya. Sialan. Menstruasi kali ini benar-benar membunuh. Ia semakin meremas perutnya agar sakit yang ia rasakan sedikit berkurang. Hari pertama dan kedua memang menyiksa. Bella jadi tidak mood untuk beraktivitas. Rasanya ia ingin pulang saja dan berbaring nyaman di tempat tidurnya.

Bella mengatur nafas yang tanpa sadar terengah-engah. Ia menggeleng beberapa kali kemudian kembali memfokuskan diri pada pelajaran Fisika, salah-satu mata pelajaran kesukaannya.

"Bella!" tepukan ringan terasa di pundaknya membuatnya langsung menoleh dan menemukan wajah Zion yang tampak cemas. "Kamu baik-baik saja?"

"Ah, ya.. tentu." ujar Bella dengan bibir yang berkedut. Jelas sekali jika ia tengah menahan sakit.

"Serius?" Bella mengangguk menyakinkan. "Terus kenapa wajahmu sampai pucat begitu?" Zion membalikkan badan, menghadap ke arahnya.

Bella menghela nafas panjang. Ia bergerak maju dan mengelus lengan Zion. "Aku hanya sedikit pusing. Tapi aku baik-baik saja kok. Kamu enggak—" belum sempat Bella menyelesaikan ucapannya. Tiba-tiba saja sakit di perutnya semakin menjadi-jadi.

"Oh shit!" Bella mendesis kuat. Ia memejamkan mata sambil mengerang tertahan. Ugh! Inilah yang paling ia benci ketika sedang haid.

"Bella!" 

Bella mendongakkan kepala dan menatap Zion yang terlihat ketakutan. Namun Bella tidak peduli, yang di butuhkan saat ini hanyalah toilet. Ya, Bella harus ke toilet sekarang!

"A-aku keluar bentar." tanpa menunggu balasan dari Zion, ia langsung bangkit dan melangkah keluar.

Sejenak ia berhenti di depan meja guru kemudian membungkuk sopan. "Saya izin ke toilet, Bu." pintanya. Setelah mendapatkan izin dari guru, ia langsung berlari terbirit-birit sambil memegang perutnya.

"Hey! Tunggu! Kau mau kemana?!" Zion berteriak. Pria itu ikut berdiri dan segera mengejar Bella yang sudah melangkah jauh.

Bella sendiri tidak lagi memperdulikan siapapun. Saat ini ia benar-benar urgent. Ia bisa merasakan ada banyak cairan kental yang keluar di bawah sana. Bella takut jika darahnya sampai tembus hingga mengenai rok sekolahnya.

"Argh! Toiletnya mana sih?!" Bella mengerang frustrasi. Kepalanya celingak-celinguk mencari di mana letak toilet berada. Sekarang Bella baru merasakan penyesalan karena tidak mengikuti kegiatan perkenalkan lingkungan sekolah kemarin. Gara-gara ayahnya, ia jadi tidak mengetahui seluk-beluk sekolah—lebih parahnya lagi, ia hanya tahu letak kelasnya dan kantin saja. Double shit!

Bella menggerutu. Rasanya ia ingin menangis saja. Apalagi perutnya semakin mules di tambah moodnya yang hancur berantakan.

Namun Untung saja Bella menemukan seorang siswi yang tengah berjalan di koridor sekolah. Segera ia hampiri gadis itu dan mengecah jalannya.

"Hai!"

Sesaat siswi itu tersentak kaget. "Ya?" matanya berkedip beberapa kali, tampak syok melihat kehadiran kekasih Eldrich di hadapannya.

"Kamu tau toilet guru dimana?"

Siswi itu merona. "A-ada di sebelah sana." tangannya terangkat—menunjuk arah di sebelah timur.

Bella mengangguk paham. "Okay, thanks ya," setelah itu, ia berbalik dan kembali berlari menuju ke arah yang di tunjukkan.

Tidak berselang lama, akhirnya Bella menemukan ruangan yang ia cari-cari. Toilet guru. Selama bersekolah, Bella memang tidak pernah memakai toilet siswa, tentu saja dengan alasan tidak bersih dan berbau.

Posesif Eldrich (S#5) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang