49

911 107 25
                                    

Happy reading~~~

"Jun.." Renjun menoleh, bangun menatap Jaemin.

"Oh Jaem." Renjun mengusap kasar air matanya.

"Gue bukannya memihak ke (Y/N) tapi disini Lo juga salah." Jaemin menepuk bahu Renjun.

"Iya, gue salah. Gue harus gimana, (Y/N) bahkan gak Sudi ngelihat muka gue. Gue gak bisa Jaem, gue harus gimana. Gue ngerasa kosong." Renjun kembali menangis.

"(Y/N) orang yang pemaaf, percaya aja dia pasti maafin Lo. Cuman mungkin sekarang belum waktunya. Gue paham, Lo mungkin ngerasa (Y/N) itu beban, karna Lo gatau apa yang dia alami dan rasain. Gue juga gak membenarkan sikap Lo yang jatuh ke Shuhua lagi."

Renjun menangis. Ya, dia merasa egois. Dia sadar bahwa selama ini kamu sering mengalah dengan dia.

Kamu yang selalu ada buat dia, memberikan waktu, tenaga, semangat, dan masih banyak lagi.

Dan dia dengan bodohnya malah jatuh ke Shuhua.

"(Y/N) butuh waktu Jun, dia butuh waktu buat ketemu Lo lagi, Nerima Lo lagi. Jangan terlalu maksain dia. Ga baik buat dia. Dengan kondisi dia sekarang. Fisik dia lemah Jun, tapi hatinya dia, jiwanya dia kuat. Gue bantu biar (Y/N) mau maafin Lo. Ga bisa juga gue ngelihat sahabat gue, sohib gue jadi sadboy lagi." Jaemin tersenyum.

"Makasih Jaem, gue balik dulu." Renjun pergi.

Jaemin menatap punggung Renjun, lelaki China itu berjalan sembari sesekali mengusap matanya.

Sesaat setelah punggung Renjun menghilang, Jaemin masuk ke ruangan kamu.

Dia terkejut, dia ngelihat kamu menangis.

"Dek... Hey... Kamu kenapa? Renjun apain kamu?" Jaemin mengusap bahu kamu.

Kamu bangun dan memeluk Jaemin.

"Kak.. aku jahat, aku ngomong kasar ke kak Renjun.. aku... Aku..." Kamu tidak bisa menyelesaikan ucapan kamu, karna kamu sesenggukan.

"Eh udah, jangan nangis. Nanti kamu capek. Udah ya gak usah nangis. Biarin Renjun, dia lagi introspeksi diri." Mengelus punggung kamu.

"Aku sayang sama kak Renjun, aku gak mau dia tau kalo aku penyakitan, aku gak mau dia nangis pas aku pergi nanti." Masih dengan sesenggukan.

"Kamu gak akan pergi dek, kamu tetep ada disini. Sama sama kakak, sama sama semuanya. Kamu harus yakin. Kamu bakal sembuh." Jaemin menahan tangisnya. Dia sayang sama kamu, dia anggep kamu adeknya. Dia bisa merasakan sakit kamu.

"Kak, kakak tau kan? Aku harus pemasangan ring lagi kak. Keadaan aku gak semakin baik, malah semakin memburuk kak. Aku gak yakin, aku gak yakin semuanya bakal baik baik aja."

"Heh. Inget kata kakak sekarang. Kakak yakin kamu bakalan sembuh, kakak yakin kamu kuat dan hebat. Jangan tinggalin kakak sama semua orang yang sayang sama kamu dek. Semua tim dokter Cho akan melakukan yang terbaik buat kesembuhan kamu. Kakak gak suka kalo kamu pesimis kaya gini. Kakak sukanya kamu jadi anak yang kuat, yang optimis sama kesembuhan kamu. Janji ya kalo kamu bakalan sembuh, inget kata kata kamu, janji kamu. Semuanya bakalan baik baik aja. Okey?" Jaemin mengusap air mata kamu.

Kamu mengangguk, "makasih kak, aku sayang Kak Jaemin. Aku sayang sama semua kakak Dreamis."

"Sekarang kamu tidur ya, istirahat." Jaemin menuntun kamu agar tidur.

Mengusap kepala kamu, bersenandung kecil agar kamu tidur.

Kamu memejamkan mata, dan langsung tidur.

Karna terlalu lelah menangis, dan efek obat mengantuk.

"Kamu pasti sembuh." Jaemin mengecup dahimu.

Thank You - Huang Renjun And You (✔️)Where stories live. Discover now