5

1K 152 12
                                    

Happy reading~~~

Hari hari berlalu. Kamupun melakukan kewajiban kamu sebagai murid, anak, dan pemilik kafe dengan baik.

Walaupun masih harus banyak belajar. Tapi kalo kak Jae bilang, "gapapa dek, lo hebat kok bisa ngurus ini itu. Gue mah bantu sebisa gue." Padahal kak Jae bantu banyaaaakk.

Sudah 3 bulan juga kamu sekolah di SOPA dan kamu semakin mengenal teman2 sekelas kamu.

Lisa adalah orang yang dingin dan gak suka di ganggu, makannya kamu jarang ngobrol sama dia.

Ryujin yang sekarang kemana2 sama kamu karna dia di bully.

Somi dan Guanlin yang nyebelin.

Dll.

Oh ya, 1 lagi sepupu kamu. Abang kamu, Haechan juga sudah menunjukan perubahan. Dulu gak pernah mau yang namanya beberes apartemen, sekarang dia beberes tiap hari. Dan tentunya kamu bantu.

Ya, kamu bersyukur bisa merubah kelakuan Haechan yang sekarang sudah rapi. Gak begitu berantakan.

Saat ini kamu lagi ada di kelas, baca buku dan mendengarkan lagu lewat airpods kamu.

Kamu melepasnya saat merasa ada yang menepuk bahu kamu.

"Eh, kak Renjun. Kenapa kak?"

"Hehe, gapapa. Kenapa gak ngantin? Kelas sepi gak kesepian dek?"

Ya, anak2 Dream manggil kamu dek. Ikut2 Haechan dan Taeyong. Anak2 NCT semua deng.

"Enggak, males kak. Hehehe." Kamu nyengir.

"Ehm.. ikutan lomba gak?"

"Lomba apa kak?"

"Di sekolah ini setiap tahunnya ngadain lomba. Entah itu dance, nyanyi, atau lain2. Kaya pensi gitu sih. Cuman ya itu, kebanyakan kelas perwakilan aja. Kaya di kelas gue, yang di jadiin perwakilan itu Jeno, Jaemin, gue, sama Yeri."

"Oh, gak minat kak. Gak suka aku jadi bahan perhatian banyak orang. Hehe."

"Oh, yaudah."

Hening~~~

"Ehm dek."

Kamu nengok natap Renjun.

"Mau gak?"

"Apa kak?"

"Kencan sama kakak?"

Matamu membulat. Whaatt???!!! Kencan???

Duh, jangankan kencan. Temen cowok kamu aja cuman Guanlin.

"Eh?! Coba kakak ijin sama kak Taeyong."

"Kenapa gak sama Haechan???"

"Lah, kakak kaya gak kenal Abang aja. Ntar yang ada kita berdua di ledekin." Kamu ketawa.

"Eh, iya ya.." Renjun menggaruk tengkuknya.

"Kak, kencannya nunggu sampe kakak selesai lomba aja ya. Kakak harus fokus lombanya. Hehe."

Telinga Renjun memerah saat kamu bilang kencan. Entah mengapa, dia ngerasa malu aja.

"Iya, doain kakak menang ya dek."

Kamu ngangguk. "Sukses deh buat kakak." Kamu nepuk bahu Renjun halus, seakan memberi semangat.

"Makasih." Renjun mengusak pelan rambut kamu. Lalu pergi begitu saja.

Wajahmu langsung memerah, untung Renjun udah pergi.

*SKIP*

Kamu sekarang lagi menatap malas temen2 sekelas kamu. Gimana enggak? Masa ga ada yang mau jadi perwakilan buat ikut lomba.

Thank You - Huang Renjun And You (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang