15. Bagian Lima Belas

30K 2.6K 131
                                    

Kali ini Abel kembali tersenyum sendirian. Gimana enggak? Coba aja ya bayangin, setelah berabad-abad Kevin, cowok idamannya. Calon masa depannya yang selama ini gak pernah sama sekali follbak IG Abel. Sekarang, Kevin udah follbak IG Abel.

"Bel, kesambet?" tanya Rea yang sedari tadi memperhatikan Abel.

Bukannya menjawab, Abel hanya memperlihatkan ponselnya sambil kegirangan.

Oke, sekarang Rea mengerti mengapa sahabatnya ini kegirangan seperti orang kerasukan.

Di kelas, sebentar lagi jam pulang sekolah.

"Eh, ayolah cabut yuk. Setengah jam lagi. Tapi guru gak nongol juga. Langsung aja cus cabut." Usul Abel kepada teman-temannya. Ingat, Abel ini selalu menjadi provokator di sekolah.

"Wah-wah bar-bar lo balik lagi. Kuylah yuk." Samudra mengiyakan usulan Abel.

"Kalau ada apa-apa. Elo yang nanggung ya Bel."

"Ck, banyak bacot udah ayo cabut. Biasanya juga gua yang nanggung.  Dah ayo." Layaknya komandan. Abel memimpin pasukan paling depan.

Satu per satu dari mereka sudah berhasil memanjat tembok belakang sekolah yang emang biasanya selalu digunakan untuk bolos.

Kali ini Abel, bolosnya gak sendirian tapi ngajak satu kelas. Ya kapan lagi, menular kebobrokan ke teman sekelasnya.

Sekarang tinggal Abel, yang giliran manjat. Semua temannya udah berhasil. Baru aja mau menginjakan kaki tapi bajunya nyangkut.

"Ah, sial pakai nyangkut segala lagi," umpatnya kesal.

"Apa yang nyangkut Abel?" tanya seseorang di belakang Abel.

Deg, Abel seperti mengenal suara itu.
Abel sedikit menoleh ke belakang takut-takut.

"Eh, Abang," katanya takut-takut. Iya Abel sekarang takut karena ketahuan sama Kevin. Tatapannya udah tajam gitu. Bikin merinding.

"Bagus ya, belum bel udah kabur duluan. Ayo ikut saya." Kevin langsung menjewer telinga Abel sepanjang jalan. 

"Aduh, duh sakit Bang. Telinga Abel merah nanti." Abel udah meringis kesakitan.

Sampai di ruangan Kevin. Cowok itu masih menatap Abel tajam.  Lebih parah dari tajamnya silet.

Abel langsung duduk di kursi. "Heh, siapa yang suruh kamu duduk. Bangun dan berdiri di sana!" Tunjuk Kevin murka. Kevin menyuruh Abel untuk berdiri di depan pintu.

"Kenapa kamu bolos dan mengajak semua temanmu?" tanya Kevin yang udah mulai turun nadanya.

Abel gelagapan dan bingung mau jawab apa. Nyalinya ciut sekarang.

"Kenapa diam? Jawab Abel! Punya mulutkan kamu!" Sekali lagi Kevin membentak Abel keras.

Abel menunduk, dia gak berani natap Kevin kali ini. 

Kevin berjalan mendekati Abel. Ditariknya dagu gadis itu. "Katanya suka, cinta sama saya. Tapi baru diginiin aja udah cemen nyalinya," kata Kevin luwes.

Sebentar, maksudnya gimana? Abel gak paham. Ada yang bisa jelaskan?

"Maksud Abang gimana?" tanya Abel penasaran.

"Buktiin dong kalau kamu bisa jadi gadis yang baik. Ralat, bukan gak baik. Saya gak suka modelan cewek kayak kamu. Tapi kalau kamu bisa berubah akan saya pertimbangkan. Sekarang keluar karena udah bel. Kelas kamu gak akan saya apa-apakan." Perkataan Kevin semakin membuat Abel menjadi bingung.

Sampai rumah Abel, terus memikirkan omongan Kevin di sekolah tadi. Sumpah Abel masih belum paham juga. Gimana maksudnya.

Masih penuh dengan tanda tanya, Abel sudah dikejutkan lagi dengan WA dari Kevin.

Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ