20. Bagian Dua Puluh

29.1K 2.5K 148
                                    

Sepertinya rencana Abel dan teman - temannya liburan gagal. Abel jatuh sakit. Dari kemarin udah gak enak badan, tapi tetap kekeh beraktivitas. Abel itu gak bisa gak diam orangnya.

"Kita pulang dulu ya, cepat sembuh Abel," kata Samudra berpamitan untuk pulang.

Dari pagi teman - temannya menjenguk Abel.

"Makasih kalian," ucap Abel berterima kasih.

Sehabis, teman - temannya pulang. Ada mamah dan papahnya yang masuk membawakan dokter. Untuk memeriksa keadaannya.

Setelah diperiksa, Abel kembali tidur.

Bangun - bangun udah ada Kevin di sampingnya yang lagi senyum.

Abel hendak bangun dari tidurnya tapi langsung ditahan pergerakannya. "Shutt, sini aku bantu." Kevin menyandarkannya di kepala ranjang Abel.

"Kebiasaan, suka bikin khawatir." Lanjutnya melirih.

Kevin datang jauh - jauh dari Bogor langsung ke sini. Setelah diberi kabar sama Kalila kalau Abel sakit. Kevin lagi ada kunjungan kerja selama tiga hari dan sengaja pulang cepat. Padahal baru ditinggal dua hari. Abel udah sakit aja.

"Katanya kunjungan kerja?" tanya Abel bingung.

"Iya, tapi aku langsung ke sini. Khawatir sama kamu," balasnya lembut.

Oh iya Kevin udah mengganti panggilannya dari saya ke aku. Waktu itu diomelin sama mamihnya kalau masih kaku ke pacar sendiri.

"Maaf," ucap Abel menunduk.

Abel jadi merasa bersalah, kenapa bisa dia menghambat pekerjaan pacarnya ini. Kevin, yang sadar dengan raut wajahnya langsung membelai pipi Abel.

"Gapapa, cepat sembuh ya. Aku gak tega lihat kamu lagi sakit gini." Kevin membelai pipinya begitu lembut.

"Makan ya, aku suapin." Kevin dengan telaten menyuapi Abel sampai tak tersisa.

Sekarang mereka lagi di halaman belakang rumah Abel. Tadi Abel minta mau keluar dari kamar. Katanya suntuk gak betah. Pengin hirup udara segar. Dan, jadilah Kevin membawanya ke sini.

Di sini ada kolam - kolam ikan milik papahnya dan juga tanaman bunga milik mamahnya. Semenjak kedua orang tuanya pulang. Di halaman belakang ini jadi ramai. Dan didekor seperti taman.

"Sini duduknya deketan." Kevin menarik tubuh Abel agar mendekat dan menyandarkan kepala Abel di dada bidangnya.

Abel nyaman sekali kalau berada di dalam dekapan Kevin gini. Rasanya hangat. Apalagi dadanya dada-able gini. Sesekali Kevin juga menciumi rambutnya Abel.

"Aku mau es," pinta Abel mendongakkan wajahnya.

"Lagi sakit Bel." Kevin menatapnya jengah. Ya, lagi sakit malah minta es.

"Seret tenggorokan aku."

"Aku tahu."

"Ya, makanya aku mau minum es."

"Gak boleh!" Kali ini Kevin meninggikan suaranya dikit. Abel kalau gak diginiin gak bakal berhenti.

Tapi, sayang. Abel langsung melepaskan dekapannya dan berjalan bertatih - tatih meninggalkan Kevin di sini.

Kevin mengusap rambutnya gusar. "Ck, ambekan," katanya, lalu Kevin ikut menyusul Abel.

Sekarang Abel ada di ruang tamu lagi duduk nonton tv. Kevin berusaha mendekatinya.  Tapi, semakin mendekat semakin menjauh juga.

"Abel, aku datang jauh - jauh dari Bogor masa ke sini diambekin." Kevin mulai kesal.

Abel masih diam, tidak menghiraukan ucapannya. Tidak mendapatkan respon dari Abel. Kevin mendekatkan tubuhnya lagi dan langsung menarik tubuh Abel paksa yang jatuh di atas pangkuannya.

Abel terkejut membulatkan matanya. Mau protes tapi bibirnya keburu dicium Kevin. Kevin menciumnya dan sedikit melumatnya. Abel yang udah engap kehabisan oksigen langsung memukul dada Kevin bertubi - tubi agar berhenti.

"Untung gak ada Mamah, Papah," ucap Abel kesal lalu menajamkan matanya. "Mesum banget sih!" Abel marah dan turun dari pangkuannya.

"Makanya jangan ngambek mulu." Kevin memiringkan bibirnya sambil terkekeh.

🌸🌸🌸🌸

Selama tiga hari Abel sakit, dan sekarang udah sembuh. Udah bisa beraktivitas kembali seperti biasanya.

Abel lagi nunggu jemputan, katanya sih Kevin mau ngejemputnya pas pulang sekolah.

Udah ditungguin dari tadi, tapi belum ada tuh tanda - tanda Kevin datang.

Mana ditelepon gak diangkat - angkat. Kan, Abel jadinya sebal. Mana panas lagi.

"Maaf telat," ucap Kevin merasa bersalah.

"Panas tahu Bang ih!" Abel merengek. Abel itu paling malas kalau udah disuruh nunggu apalagi pas panas - panasan gini.

"Iya maafin, mau ice cream?" tawarnya, itung - itung minta maaf. Abel, kan paling senang sama ice cream.

Mata Abel langsung berbinar dan menghambur ke pelukan Kevin.

Di kedai ice cream, banyak yang memperhatikan mereka berdua sehingga membuat Kevin tak nyaman. Kalau Abel sih fine - fine aja yang penting happy bisa makan ice cream.

Kevin, berpikir kenapa dari tadi banyak orang yang memperhatikannya. Berusaha keras mencari tahu penyebabnya. Kevin menepuk jidatnya, dia baru sadar. Pantas aja dilihatin gini. Kevin udah kayak sugar dady-nya Abel. Ya gimana enggak, Abel pakai baju SMA dan badannya mungil sedangkan Kevin pakai setelan jas dengan wajah yang emm dewasa.

-
-
-

Kevin udah balik lagi ke kantor setelah mengantarkan Abel pulang. Di sini ada mamih dan papihnya. Tumben banget mamihnya datang ke kantor. Kalau udah gini, pasti ada yang mau diomongin nih.

"Kapan kamu nikah Vin?" tanya mamihnya tiba - tiba.

Kevin membulatkan matanya sempurna, ini gak salah dengarkan? Mamihnya bilang apa tadi.

"Nanti aja," jawab Kevin cuek.

"Umur kamu udah matang. Mau nunggu apalagi." Sekarang giliran papihnya yang memojokkan Kevin.

"Jodohnya Pih, Mih."

"Kan, udah ada Abel," sahut mamihnya.

"Ya, Abel masih sekolah, belum juga lulus. Belum lagi dia kuliah." Benar, kan? Apa yang diomgin Kevin. Kalau Abel masih belum lulus dan mungkin bisa jadi kuliah juga nantinya.

"Abel bentar lagi lulus sekolah. Lagian  Mamih lihat kalian udah semakin dekat. Kayanya gapapa, gak bakal keberatan juga kali Abelnya kalau nikah muda. Atau jangan - jangan kamu yang gak serius sama Abel. Awas ya. Mamih coret kamu dari keluarga."

"Mih, nanti dululah. Abel masih muda. Coba Mamih lihat aku, di mana tampang aku yang gak ada seriusnya. Mamih pikir aja, buat apa aku jauh - jauh dari Bogor kemarin samperin Abel yang lagi sakit? Lagian aku masih 24 tahun. Belum tua banget." Sekarang Kevin yang membalikkan omongan mamihnya. 

Mamih Kevin menatap Kevin, memang benar tidak ada kebohongan. Dia juga tahu betul gimana anaknya. Dia dapat merasakannya kalau Kevin emang serius dan tulus.

"Setidaknya ada ikatan dulu Vin. Kamu gak takut, Abel direbut orang lain atau kepincut sama cowok selain kamu. Abel itu masih muda cantik lagi. Pasti banyak diluaran sana yang suka. Buat jaga - jaga aja. Ya, setidaknya kalian tunangan dulu." Papihnya mengusulkan.

Kevin, membenarkan usulan papihnya. Memang benar Abel itu masih muda dan polos juga orangnya walaupun bar - bar gitu.

Kayaknya emang harus ada ikatan dulu. Biar tenang juga Kevin. Gak bisa bayangin kalau Abel ada dipelukan orang lain selain dirinya.

🌸🌸🌸🌸🌸

16, Desember 2020

Aduh, Babang Kevin udah diburu-buruin suruh nikahin Abel nih. Abel mau gak ya kira - kira?

Terimakasih sudah membaca 🤗
Jangan lupa vote and comment 👌

Oh, iya gaes. Kalau aku buka GC Abang Tetangga pada mau gak nih?







Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now