47. Empat Puluh Tujuh

18.7K 2.4K 1K
                                    

Halo, absen dulu yuk. Dari mana aja nih yang baca Abang Tetangga??

Kalian tau cerita ini dari mana? Author mau kepo dong hihi.

Siapin tisu ya untuk part ini karena mengandung buangggg.

Jangan lupa vote & comment ya👌
Follow IG author juga oke 👌 @iznawathy_23 kalau mau difollback DM aja okey.

Selamat Membaca 🤗

🌸🌸🌸🌸

"Maaf, karena telah mencintaimu sedalam ini. Sampai akhirnya aku yang terluka juga."

~Abelia Ralinsyah~

🌸🌸🌸


Abel masih menimang-nimang keputusannya itu. Benar kata Rian, gak boleh asal gegabah.

Sehabis pulang kerja, Abel tidak langsung pulang. Melainkan mampir dulu ke suatu tempat.

Tempat di mana mamah dan papahnya berada. Abel sangat merindukan dekapan hangat kedua orang tuanya.

"Mah, Pah. Abel datang ... Abel kangen sama kalian,"  ucapnya sambil mengusap batu nisan kedua orang tuanya yang bersebelahan.

"Abel kesepian, Pah, Mah."

"Abel butuh kalian di saat kayak gini hiks ...."

"Maafin, Abel ya. Lagi, lagi Abel nangis. Abel harus kuat, kan? Tapi, nyatanya sampai saat ini Abel belum bisa."

"Mamah sama Papah tenang di sana ya. Abel bakal berusaha tegar. Biar Papah sama Mamah bahagia di sana."

"Abel pamit ya, assalamualaikum."

Sebelum benar-benar pamit, Abel mencium kedua batu nisan orang tuanya.

Ada rasa berat, saat meninggalkan tempat peristirahatan terakhir orang tuanya.

Jika boleh egois, sejujurnya Abel belum benar-benar ikhlas dengan keadaan seperti ini.

Tapi mau bagaimana lagi. Dia harus menerima semuanya bukan? Harus ikhlas. Harus tegar, gak boleh banyak ngeluh.

"Hmm, laper juga." Abel sembari mengusap perutnya. Lalu matanya berbinar saat melihat nasi padang.

Buru-buru Abel masuk ke dalam warung nasi padang tersebut.

-
-
-

Abel mencak-mencak di kamar, karena mencari barangnya yang tidak ada di lemari.

"Haish, ke mana sih!" Abel udah frustasi nyarinya.

Pasalnya itu adalah kalung pemberian mendiang mamahnya.

"Ah, lupa. Waktu itu kan di kamar sana." Abel menepuk jidatnya sendiri.

Dia lupa, jika waktu itu membawa kalung tersebut ke rumahnya Kevin. Yang ketinggalan di kamarnya ia tempati. 

Abel langsung menuju rumah pacarnya, ah ralat bukan pacar. Mungkin bisa dikatakan, calon mantan pacar sepertinya.

Brakkk !!!

Pyarrr !!!

Suara gelas pecah dan juga dua orang yang bertabrakan secara tidak sengaja.

Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें