48. Empat Puluh Delapan

18.2K 2.3K 1.2K
                                    

Hai-hai ... Siapa yang nungguin nih? Cie yang pada DM Author cie. Mau cepet-cepet baca Abang Tetangga.

Maap ya, bukannya aku gak mau cepetan up. Tapi emang tugas aja masih banyak.

Aku gak bakal lama-lama kok, paling seminggu aja haha.

Jangan lupa vote and comment 👌

Selamat Membaca 🤗😍

🌸🌸🌸🌸🌸

"Gimana, udah bisa semua? Bel?"

Abel langsung turun dari tangga panjat. "Beres, Bu," jawabnya tersenyum.

"Aduh, kamu. Cewek-cewek tapi kayak laki ya tenaganya. Makasih banyak ya. Ini dari Minggu yang lalu lampunya emang mati," ucap ibu kosan yang ditinggali Abel saat ini.

Yap, Abel mulai sekarang tinggal di kosan yang lumayan murah. Tapi, fasilitas tercukupi walaupun sederhana. Tidak seperti di rumahnya.

"Udah, biasa. Nanti kalo ada apa-apa panggil Abel aja ya."

"Sip," jawab ibu kosnya.

Abel balik ke kamarnya. Sudah dua hari Abel di Jogja. Tempat singgah yang akhirnya ia tujui.

Alasannya pergi memang untuk melupakan Kevin. Tidak ada yang salah bukan? Pergi dari orang yang kita cintai? Walaupun sulit dan sakit? Tapi, apa boleh buat. Abel gak mau terus-menerus menahan sakit.

"Bang, Kevin lagi apa ya?"

"Ah, tuhkan Abel jadi susah move on."

"Please, lari jauh-jauh."

Abel sebal, karena dirinya malah tambah terus memikirkan Kevin sejak kakinya menginjak di kota ini.

Bukan, hal yang mudah untuk melupakan seseorang yang kita cintai? Butuh proses, butuh perjuangan. Iya, perjuangan untuk melupakan dia.

Sekarang pukul 10.00 pagi. Dan, Abel harus berangkat ke coffe shop tempatnya bekerja.

Ya, kemarin baru saja Abel memulai hidup di Jogja dengan bekerja sebagai barista.

Coffe shop yang baru didirikan Rian kemarin. Abel sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan Rian yang begitu baik dengannya.

Ternyata Rian sudah di depan kosannya. Buru-buru Abel menghampirinya.

"Wew, kok ganteng sih, Yan," ucap Abel begitu takjub memuja ketampanan Rian.

"Yeu, mata lo aja yang pecak. Udah tau gua ganteng tapi malah ditolak," jawab Rian yang mengungkit masa lalu. Walaupun sedikit menyindir tapi tetap diiringi dengan tawanya yang begitu menawan.

-
-
-

Sampai, di tempat kerjanya. Abel sudah sangat disibukkan. Karena pengunjung yang padat, terlebih karena baru buka jadi diadakan buy one get one.

Bukan, hanya itu saja. Tempatnya pun strategis. Dan interior coffe shop yang Instagramable. Sehingga banyak muda-mudi yang berkunjung ke sini.

Abel, jadi teringat kembali dengan Kevin. Saat melihat dua pasang yang begitu serasi.

"Gak usah ngelamun, Abel. Ayo fokus." Tiba-tiba saja Rian malah mengganggunya dengan menepuk bahu Abel.

"Bos, kejam njir huft," umpatnya kesal pada Rian. Sedangkan Rian hanya membalasnya dengan senyuman devil yang sangat menyebalkan.

-
-
-

Rian mengajak Abel untuk keliling Jogja sambil menikmati udara malam.

"Ternyata Jogja senyaman ini ya," ucapnya sambil memasukkan tangannya ke dalam sweeter.

Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang