45. Empat Puluh Lima

18.7K 2.1K 470
                                    

Haii, capek ya? Nunggu Kevin sama Abel up? Capek ya digantung terus sama Author?

Sama kok, aku juga kangen nulis mereka. Aku kangen nulis kisah mereka berdua dan membagikannya pada kalian.

Aku udah baca semua komentar kalian. Maaf ya gak bisa balas satu-satu. But, aku mau ngucapin Terimakasih banyak atas antusiasnya kalian yang nungguin cerita ini. DM aku di IG di WP, dan chat di WA. Banyak banget yang minta cepet-cepet up.

Maaf banget, ya. Aku lagi banyak tugas kuliah. Jadi gak sempet nulis. Tau kan semester 4 lagi banyak-banyaknya tugas hehe.

Mungkin aku gak bisa up tiap hari lagi. Atau cepet. Tapi aku usahakan seminggu 2 kali ya. Kalian mau kan nungguin cerita ini? Masih setia kan sama Kevin dan Abel?

So, Happy Reading 🤗

🌸🌸🌸🌸🌸

Abel celingak-celinguk di depan gedung. Semua orang berlalu-lalang. Ada yang foto bareng keluarga, ada juga bareng doi, ada juga bareng teman.

Abel hanya sendiran, sebenarnya gak sendiri sih. Tadi Abel dan keempat temannya udah pada foto bareng. Dan habis itu mereka balik ke keluarga masing-masing lagi.

Betapa mirisnya nasib Abel sekarang. Hidup sebatang kara tak ada satu pun keluarga yang menemaninya.

"Loh, sayang kok sendiri." Abel menoleh saat dirinya dipanggil dari belakang.

"Mamih ...." Saat itu juga Abel langsung memeluk tubuh Sofi dengan air mata yang menetes.

Rasa haru bahagia, karena masih ada yang mau menyayanginya dengan tulus.

"Udah jangan nangis Abel. Tadi Papih sama Mamih telat, ke kantor dulu soalnya terus jalan ke sini malah macet," jelas Pras sambil mengusap bahu Abel agar isakannya berhenti.

"Abel cuma seneng aja. Mamih sama Papih ke sini. Makasih ya, udah mau nemenin Abel," ucapnya yang masih dengan isakan.

Lalu Pras dan Sofi merangkul Abel untuk masuk lagi ke dalam. Sesi pemotretan wisuda bareng keluarga.

Setelah selesai, ada yang mengganjal di hati Abel.

"Abang mana? Abang udah janji sama Abel bakal nemenin di hari wisuda aku. Kita bakal pakai baju couple. Abel udah make, ini baju yang dibeliin Bang Kevin. Tapi, Bang Kevin mana? Bang Kevin cuman bilang break doang, kan? Gak bener-bener ninggalin Abel lagi, kan?" tanyanya penuh harap menatap Sofi dan Pras bergantian.

Sofi dan Pras bingung, bagaimana bilang ke Abel. Mereka berdua udah janji mau bawa Kevin ke sini. Sebenarnya, mereka berdua telat bukan karena ke kantor dulu sama jalanan yang macet. Akan tetapi, mencari Kevin yang belum jelas keberadaannya di mana.

"Hmm, udah yuk. Kita pulang. Mamih udah nyiapin makan siang istimewa buat kamu, sayang," ajak Sofi yang malah mengalihkan pembicaraan.

Abel menatapnya sebentar dengan wajah yang begitu sendu, lalu dia mengangguk.

Tidak mereka sadari, sebenarnya Kevin dari tadi ada di sana. Mengikuti pergerakan Abel.

Seharusnya, Kevin yang harus memberikan sambutan kepada wisudawan. Tapi, karena belum siap bertemu Abel. Jadinya diwakilkan.

Kevin, tidak lupa dengan janjinya yang mau menemani Abel di hari wisudanya.

Tapi mau bagaimana lagi? Hatinya masih kecewa, ini bukan sekali dua kali Abel membuat ulah sehingga membuatnya kecewa.

Kejadian kemarin, Kevin merasa tidak dihargai sama Abel. Kevin, tentu saja marah besar saat mengetahui Abel diam-diam bekerja.

Kevin tidak mau semua itu terjadi dengan gadisnya, dengan Abel yang seperti itu membuat Kevin merasa gagal untuk menjaga dan melindungi Abel. 

Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora