52. Lima Puluh Dua

20.5K 2.4K 888
                                    

"Hadirmu kembali membawa luka."

~ Abelia Ralinsyah

🌈🌈🌈

Satu tahun kemudian ....

Sebuah apartemen yang begitu berantakan. Seperti tak terjamah oleh majikannya. Bukan tanpa sebab, tetapi karena sang majikan yang hidup urak-urakan selama satu tahun ini.

Selama satu tahun, tidak pulang ke rumah orang tuanya. Satu tahun full menetap di apartemen miliknya. Hidup bagai tak terurus.

Makan yang tidak teratur. Diri yang tak terawat. Sehingga menampilkan sosok laki-laki gondrong dengan muka yang lebih sangar.

"Kevin, aku udah berapa kali bilang. Jangan suka berantakin. Kalau bukan aku siapa yang bakal beresin ini apartemen. Baru ditinggal satu Minggu udah lebihin kapal pecah." Terdengar suara Omelan dari mulut wanita.

Kevin mengacuhkan wanita tersebut dan malah mengambil minuman kaleng bersoda, kemudian duduk dengan sebelah tangan yang mengusap helaian rambut wanita di sampingnya.

"Maap ya, selalu ngerepotin kamu," ucapnya tak enak hati.

Wanita tersebut mendongakkan wajahnya dan menatap manik mata cowok di hadapannya.

"Mau sampai kapan kayak gini?" tanyanya sambil membelai pipi Kevin.

Kevin menghela napas kasar, dan meneguk minuman kalengnya. "Entah," ucapnya tak semangat.

Wanita tersebut menghela napasnya. "Yaudah, ini aku beresin dulu. Habis itu aku pulang. Ini, makanannya jangan lupa dimakan."

"Oh iya satu lagi. Kapan kamu mau nurut sama aku? Potong rambut gondrong kamu. Serem banget tau liatnya." Cerocosnya tak henti.

"Iya-iya Lula bawel," ucapnya sambil menjawil hidung Lula, lalu pergi ke kamar.

Di sinilah Kevin sekarang. Berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana serta menghadap ke jendela.

Melamun, ya seperti itu kerjaannya sekarang jika tidak lagi ngantor. Mungkin jika ada setan lewat, Kevin sudah kesambet karena keseringan melamun.

Menyesal? Tentunya. Mencari keberadaan Abel di mana? Rasanya ingin mati rasa. Tidak ada satu pun yang memberi tahunya di mana keberadaan Abel. Bahkan Kevin sudah mendatangi teman-temannya kembali. Tapi gak ada satu pun dari mereka yang mengetahuinya.

"Udah satu tahun. Dan aku belum nemuin kamu? Kamu di mana? Kamu gak mau ketemu aku lagi? Apa waktu satu tahun gak cukup untuk kamu bersembunyi dari aku?" tanyanya seorang diri.

Waktu itu Kevin menaruh curiga dengan Rian. Menyamperi ke Jogja, mencari tahu keberadaan Abel. Tapi, nyatanya orang yang dicarinya tidak ketemu.

Dua bulan Kevin menetap di Jogja. Ternyata, Abel sangat pandai bersembunyi darinya. Dan seolah-olah Rian tidak tahu apa-apa tentang Abel.

Kevin juga sering berkunjung ke coffe shop milik Rian. Dan Kevin selalu membututi Rian. Ke mana pun anak itu pergi. Ya, memang takdir tidak berpihak padanya lagi.

Jika boleh jujur, Kevin sudah ingin pasrah. Dia gak tahu harus ke mana lagi mencari Abel.

Tapi, ia selalu dihantui rasa bersalah karena sudah menyakiti hati setulus dan sebaik Abel.

Sekarang dia percaya, orang akan menyesal saat semuanya telah pergi.

Kevin menyesal dengan kepergian Abel. Gadis kecil, bar-bar, petakilan yang selalu menganggu hidupnya sampai membuatnya jatuh cinta.

Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now