"Maksudnya Kak Aldran?"

"Tadi kakak dapat telepon dari Indonesia. Stev bilang kalau mobil Al di temukan di pinggir jalan dan Al ...."

Aldran tidak sanggup lagi meneruskan ucapannya. Pria itu langsung pergi menuju kamarnya untuk menghubungi seseorang.

Bagai di sambar petir di siang bolong. Semua orang cukup tersentak mendengar ucapan Aldran.

Zoe dan Zie langsung berdiri dan mengambil posisi di samping Lia yang masih diam mematung. "Mom, ini bohong, kan?" tanya Zie.

Lia tidak menjawab. Pertahanannya runtuh begitu saja. Air mata yang sudah ia tahan sejak tadi meluncur bebas melewati pipinya. Rasa sesak seketika menghantam dadanya.

Dengan sigap Denata menahan tubuh Lia yang oleng. "Lia, tenang dulu. Sekarang kita lakuin seperti yang Mas Aldran ucapin, ya."

Keyra belum menyadari apa yang sedang terjadi. Telinga kedua gadis itu terpasang earphone sehingga membuat mereka tidak bisa mendengarnya.

Gevan yang menyadari kakaknya belum juga sadar langsung menarik earphone yang dikenakan dua gadis itu.

"Gevan, apaan, sih!" ucap Key kesal.

"Mommy, kenapa nangis?"

Key menoleh saat mendengar suara Ryan. Begitu juga dengan Arlea. Kedua gadis itu di buat bingung saat melihat orang-orang terisak dan terlihat saling menguatkan satu sama lain.

Key berjalan menghampiri ibunya dan dengan takut mengusap air mata ibunya. "Mommy, are you okay?"

"Tante, kenapa pada nangis?"

Bukannya menjawab Denata menatap Arlea. "Lea, tolong bawa Key ke kamar  dan kalian packing baju-baju kalian. Bawa secukupnya saja. Kita akan ke Indonesia satu jam lagi."

Key yang tahu bahwa kondisi saat ini sedang tidak baik-baik saja pun menurut dan langsung berlari menuju kamarnya di susul dengan Arlea.

Saat ini perasaan Key mulai tak tenang. Pikirannya melayang pada sosok ayahnya. Bayangan tentang senyum sang ayah terlintas di pikiran Key.

"Daddy," lirih Key di tengah-tengah langkahnya. Air mata gadis itu tidak bisa di tahan lagi dan Key hanya membiarkannya tanpa ada niatan menghapusnya.

•••

Aldran, Denata, Lia dan juga anak-anaknya bergegas menuju bandara. Mereka baru saja mendapati kabar dari Stev bahwa jenazah Al harus segera di makamkan.

Kepergian Al yang cukup mendadak membuat Lia dan anak-anaknya menangis histeris. Selama di perjalanan tak ada sepatah kata yang keluar dari bibir Lia. Ia hanya bisa menangis dan berharap segera tiba di Indonesia.

Lia memang begitu menantikan kabar tentang suaminya itu, tetapi bukan kabar buruk seperti ini yang ia inginkan.

Raut wajah berduka terlihat jelas di wajah mereka. Walaupun sudah di tutupi dengan masker, tetapi aura kesedihan tetap terpancar melalui mata mereka. Terutama Key, gadis itu yang paling terlihat terpuruk di antara yang lainnya.

Ryan sendiri asyik dengan mainannya. Ia tidak mengerti situasi saat ini. Namun, bocah itu kerap menangis beberapa kali kala melihat ibu dan kakak perempuannya yang menangis hingga tak sadarkan diri.

"Kakak, Ryan capek. Boleh gendong?" pinta Ryan.

Zie dengan sigap mengangkat tubuh adik bungsunya itu. Walaupun Ryan meminta pada Zoe, tetapi ia menyadari suasana hati Zoe yang sedang buruk dan membiarkan ia saja yang menggendong Ryan.

"Kita mau ketemu daddy, ya?" tanya Ryan.

Zie tersenyum tipis sembari menahan air matanya. Mendengar kata daddy membuat hatinya sakit dan matanya berkaca-kaca.

"Iya, kayaknya Ryan ngantuk deh. Mending Ryan tidur saja biar kakak gendong, ya."

Bocah itu mengangguk dan melingkarkan kedua tangannya pada leher Zie dan menyandarkan pipinya pada bahu Zie. Dengan sabar, Zie mengelus punggung Ryan, sesekali ia juga menepuk pelan punggung adiknya itu sembari berjalan mondar-mandir.

Zie menoleh menatap twins dan juga Vian. Ketiganya terduduk dengan kepala yang tertunduk juga bahu yang bergetar, tak lupa isakan kecil mulai keluar dari bibir mereka.

Sekali lagi, hati Zie terasa tercabik-cabik melihat itu. Ia pun berjalan sedikit menjauh. Bukannya tidak mau menemani adik-adiknya, hanya saja Zie lemah jika sudah bersangkutan dengan keluarga. Untuk saat ini ia lebih memilih menidurkan Ryan sebelum menenangkan adik-adiknya.

POSSESSIVE BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang