41

3.1K 192 16
                                    

Tak terasa, sudah seminggu Key menghabiskan waktu bersama teman-temannya di villa ini.

Menghabiskan waktu dengan canda dan tawa. Waktu yang begitu berharga dan menyimpan banyak sekali kenangan yang akan mereka ingat seumur hidup mereka.

Setelah ini, baik Key atau pun yang lainnya akan berpisah demi mengejar cita-cita mereka. Bahkan ada juga sebagian dari temannya yang memilih bekerja dan melanjutkan pendidikan di negara orang.

Salah satunya Galen, laki-laki itu akan pergi ke negara orang untuk melanjutkan pendidikan dan mengejar cita-citanya. Sedih, tentu saja Key merasa sedih. Bagaimana pun ia dan Galen sudah merencanakan banyak hal. Namun, takdir berkata lain.

Key hanya diam saat semua teman-temannya sibuk berfoto sebagai kenang-kenangan.

"Key, sini ikut foto. Dari tadi lo sendirian aja nanti gak ada kenangannya loh," ucap Nana yang sejak tadi memperhatikan Key.

Key tersenyum kikuk. Ia tidak dalam mood untuk berfoto, tapi sebisa mungkin Key menunjukkan senyum terbaiknya.

Setelah berfoto, mereka semua kembali memasuki bus yang sejak tadi sudah menunggu mereka dan siap mengantar mereka kembali.

Selama di perjalanan, Key hanya diam memandang jendela. Hatinya begitu sakit kala mengingat Galen akan pergi meninggalkannya. Key tahu Galen hanya pergi untuk pendidikannya, tetapi Key merasa begitu berat melepaskan Galen.

Zoe dan Zie yang sejak tadi memperhatikan Key menghela napasnya. Ia sudah mengetahui apa yang membuat adiknya terlihat murung.

"Hei, lo kenapa dari tadi diam terus?"

"Nggak, Galen boleh Key bersandar? Key ngantuk."

Galen tersenyum, ia menarik Key kepelukannya dan membiarkan gadisnya bersandar pada dadanya. "Lo jangan kayak gini, bikin gue nggak rela buat ninggalin lo," bisik Galen sembari mengusap kepala gadisnya dengan lembut.

Abang kembar membiarkan keduanya menikmati waktu bersama. Kali ini Zoe cukup mengerti perasaan Key dan membiarkan adiknya terbebas dari aturannya.

"Gue pindah ke depan, ngga tega gue liat muka Key sedih," ucap Zie kemudian pindah ke kursi paling depan.

Saat ini, hanya dada laki-laki inilah tempat ternyaman Key. Key memejamkan matanya begitu tangan Galen mengusap lembut kepalanya. Nyaman, tentu saja ia merasa sangat nyaman berada di pelukan laki-laki yang begitu ia cintai.

Usapan di kepalanya membuat Key merasa mengantuk. Semalaman ia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena begitu banyak perasaan yang menggangu pikirannya.

"Key, gue selalu sayang sama lo dan lo harus percaya sama gue,"ucap Galen.

Tak ada respon, hanya dengkuran halus yang terdengar. Galen mengangkat sedikit kepala Key, ia tersenyum saat melihat gadisnya sudah tertidur pulas di dalam pelukannya.

"Yeuh, dia tidur." celetuk Galen sembari menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik Keyra.

•••

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya bus yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan pintu gerbang Taruna School.

"Key, bangun. Kita sudah sampai," ucap Galen menepuk pelan pipi Key.

Semua peserta sudah turun sejak tadi. Kini hanya tinggal Galen dan Key saja yang belum turun. Alasannya, karena Galen ingin menikmati sisa waktunya bersama gadisnya. Ya, gadisnya.

Ia tersenyum saat melihat Key yang perlahan membuka matanya. "Puas tidurnya, hmm?" tanya Galen lembut. Tangannya sedikit pegal karena selama perjalanan menjadi alas tidur Key.

"Maaf, Key ketiduran," lirihnya dengan suara khas orang bangun tidur.

Galen hanya tersenyum. "Ayo turun, abang kembar udah nunggu di bawah."

Benar saja, begitu Key turun ternyata abang kembarnya sudah menunggu dengan sabar.

"Ayo pulang, Key. Mommy udah nungguin di rumah," ucap Zie saat melihat mobil penjemput mereka sudah tiba.

"Kakak duluan ke mobil aja, Key mau ngomong sebentar sama Galen."

"Mau ngomong apa, Key?" tanya Galen ketika abang kembar sudah memasuki mobil.

"Galen, kira-kira kapan kamu berangkat?"

"Dua hari lagi, kenapa hm? Mau nganter?"

"Iya lah, mana mungkin Key nggak ikut disaat momen terakhir kita ketemu," ucap Key dengan nada kesal.

"Iya, udah lo pulang sana. Nanti kalau gue mau berangkat gue pasti kabarin lo. Sekarang lo masuk sana, liat tuh abang kembar udah nunjukin aura peperangan ke gue."

Key menoleh dan benar saja. Abang kembarnya tengah menatap Galen dengan tatapan tajam bak elang yang siap menerkam mangsanya.

"Yaudah, Key pulang dulu. Sampai nanti."

Galen tersenyum sembari melambaikan tangannya. Perlahan mobil yang membawa Key mulai melaju dan menghilang dari pandangannya.

Galen menghela napasnya berat. Ia menatap ke arah Taruna School. Begitu banyak kenangan indah yang tersimpan di gedung tiga lantai ini. Banyak sekali moment indah yang kini hanya tersisa kenangan saja. Orang bilang, masa-masa SMA adalah masa terindah. Ternyata benar, ia mengalami masa terindah itu bersama dengan gadis yang bernama Keyra Abeegail. Seorang gadis yang selalu di jaga ketat oleh dua kakak laki-lakinya.

•••

"Mommy, Key udah pulang!" seru Key heboh saat memasuki mansion megah itu.

"Kebiasaan dari dulu ngga bisa hilang ya, nak?" sahut Lia yang berjalan dari arah dapur.

Key hanya menunjukkan cengiran khasnya. "Pada kemana yang lain?"

"Ada di ruang keluarga, gimana liburannya seru nggak?"

Perlahan senyum di bibir Key menghilang, kini raut sedih terlihat jelas di wajahnya. Lia menyadari ada yang tidak beres dengan Key. Ia begitu mengenal baik sifat putri satu-satunya ini.

"Ada apa, Key?"

"Mom, Key lelah banget. Key ke kamar dulu, ya."

Lia hanya menatap bingung pada Key yang berjalan menuju kamarnya dengan raut wajah sedih.

"Kenapa, Mom?"

Lia tersentak kaget, ia mendapati putra sulungnya berjalan sambil menggeret sebuah koper di tangannya.

"Abang, itu Keyra kenapa? Apa ada masalah di sana?"

"Nggak papa, Mom. Semua baik-baik aja dan acara kita juga berjalan dengan lancar, tapi ada satu masalah pribadi."

"Masalah apa?"

"Mommy, princess kita sekarang udah dewasa dan dia udah ngerti cinta, Mom. Jadi, dia sedih karena pujaan hatinya bakal pergi ke negara lain untuk melanjutkan kuliah di sana," nimbrung Zie yang baru saja masuk.

Lia menghela napasnya lega, rupanya putrinya sedang berada di fase galau. Ia tersenyum tipis. "Yauda kalian istirahat sana, nanti mommy akan masak menu kesukaan kalian."

Setelah berpamitan, Zoe pun bergegas menuju kamarnya yang berada di lantai dua, begitu juga dengan Zie.

•••

Note: Setelah cerita ini tamat, aku bakal lanjut tentang kisah Key dan Galen. Aku juga udah buat satu cerita baru, tapi rencananya ngga bakal aku up disini, aku bakal up di platform menulis lain, ya. Nanti aku kabarin kalau sudah mulai up, siapa tau dari kalian ada yang minat baca.

Terima kasih buat kalian yang masih mau baca cerita ini 🥰

POSSESSIVE BROTHERWhere stories live. Discover now