40

2.1K 156 8
                                    

Hei, aku kembali lagi. Haha akhirnya up juga ya.

Ada yang masih ingat dengan cerita ini? Btw, aku jarang up karena lagi nggak mood buat nulis. Maaf kalau jadwal up tidak serutin dulu.

Selamat membaca ❤

•••

Malam harinya, semua orang berkumpul di halaman belakang villa untuk menikmati acara barbeque bersama.

Alunan musik tak lupa di putar yang mana semakin membuat suasana malam ini begitu indah.

Sekumpulan para perempuan sibuk menyiapkan makanan seperti sosis, jagung, daging dan juga ayam. Sedangkan, para laki-laki hanya duduk saja memantau para perempuan yang sedang menyiapkan bahan-bahan.

Di kejauhan, Galen dan beberapa temannya tengah menyiapkan panggangan dan sisanya hanya duduk sambil bermain gitar.

"Galen, ini udah siap di panggang," ucap Keyra menghampiri Galen sambil membawa satu buah nampan yang berisi sosis yang sudah di tusuk dan di olesi margarin.

"Sini, biar Key bantuin." Key sembari menaruh satu persatu sosis ke atas panggangan.

Galen tersenyum. Ia terus menatap gadis di hadapannya yang terlihat begitu cantik malam ini.

"Iya tahu lo lagi kasmaran, tapi bisa kan di tahan dulu? Gue nggak mau sosis gue pada gosong," celetuk Rayhan.

Galen mendengus. Menatap Rayhan dengan tatapan jengkel. "Berisik."

•••

Setelah acara barbeque selesai, semua orang kembali ke kamar masing-masing, terutama para perempuan karena memang waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam.

Galen duduk di atas ayunan seorang diri. Pikirannya melayang pada ucapan ayahnya tepat sebelum ia berangkat berlibur bersama teman-temannya.

***

"Galen, Ayah mau ngomong sama kamu. Setelah menyelesaikan tugasmu, temui ayah di ruang kerja."

Galen yang saat itu hendak menaruh gelas kosong langsung merasa ada yang sangat aneh. Karena tidak biasanya sang ayah mengajak bicara di ruang kerja pria itu.

Seperti yang di minta ayahnya. Setelah mmenyelesaikan tugasnya, Galen langsung menyusul ayahnya yang sudah lebih dulu berada di ruang kerja.

"Duduk, Nak," titah ayah Galen saat melihat putranya.

"Ayah, ada apa?"

"Galen, apa rencanamu setelah lulus?"

"Galen mau melanjutkan kuliah di salah satu universitas yang ada di kota ini," ucap Galen.

"Galen, kamu tahu bukan kalau kamu adalah cucu pertama di keluarga kita? Kamu tahu betul bagaimana kakekmu menginginkan kamu mengurus perusahaan yang sudah susah payah kakek bangun?"

Galen hanya mengangguk. "Lalu?"

Galen sendiri memang sudah mengetahui fakta itu sejak ia berusia lima belas tahun. Sejak saat itu ia menjadi giat belajar untuk memenuhi keinginan sang kakek.

Ayah Galen menghela napasnya. Sebenarnya ia sangat sulit mengatakan hal ini pada putranya. Namun, ia tidak ada pilihan lagi.

"Ayah ingin kamu kuliah di luar negeri. Ayah ingin kamu melanjutkan pendidikan di sana sekaligus belajar memimpin perusahaan kita yang ada di sana."

POSSESSIVE BROTHERWhere stories live. Discover now