aktor

10.9K 215 1
                                    

Edwin melangkahkan kakinya dan menghampiri seseorang yang nampak tak terpengaruh akan kehadirannya

"serius banget, klub yuk"

arga menghembuskan nafas panjang " lagi gak mood"

Edwin merasa sedikit keanehan pada sahabatnya biasanya kalau di singgung klub tempat mereka melepas penat dia adalah yang paling  cepat reaksinya kenapa kali ini berbeda

"lo yakin lo gak papa?" selidik Arya

"ya gue gak papa " mata arga nampak melihat jauh kedalam iris mata Edwin "apa yang akan lo lakuin kalo lo tau gue dah berbuat bejad sama adek lo" tanya arga dalam hati, setelah kejadian itu hatinya gemetar jika mengingat tentang stella dan interaksinya dengan Edwin pun tambah memprovokasi kerja jantung nya

Edwin yang mendapat tatapan dari arga merasa aneh dia mulai bertanya " ada yang gue lewatin?"

"banyak hal bahkan alkoholpun bukan pilihan tepat" jawab arga dengan helaan nafas lelah

"berat banget bro?"

arga hanya melirik acuh

"ayolah akhir akhir ini lo bekerja terlalu keras "

"gue harus selalu sadar agar tak hilang kendali"

"ayolah, apa yang lo maksud, kita lagi ngomongin apa?" Edwin benar benar dibuat penasaran

"apa ini tentang bocah labil lo?"

dijawab anggukan dari arga

" ngomong ngomong bocah labil gue jadi inget stella sering murung akhir akhir ini" Edwin mulai hanyut dengan pikirannya

hati arga mulai berdetak lebih cepat bahkan keringat dingin mulai keluar dari pori porinya seakan pendingin ruangan tidak berfungsi, ia mencoba menajamkan pendengarannya untuk setiap kata yang berkaitan tentang gadisnya

"gue udah bikin dia kehilangan pacarnya dan di tambah lagi dia gak lulus dalam seleksi ujian masuk Perguruan tinggi negeri vaforit nya"

ada helaan nafas yang entah apa maknanya arga merasa senang sekaligus kesal, senang karena kelakuan bejadnya tidak di ketahui sahatnya kesal karena itu tentang kenzo

arga berdehem mencoba menetralkan pikirannya" dia ga lolos apa dia seburuk itu" arga seakan kurang yakin dengan pendengarannya

"gue benci mengakui, mungkin dia bener bener harus ngandelin kemampuan fisiknya" ujar Edwin malas

"harusnya gue sumbangin seperempat otak gue"

Arga senyemburkan tawanya dia benar benar tak menyangka bila paras stella yang rupawan dan mempesona itu tidak di imbangi dengan isi otaknya terutama di bidang akademik Tuhan memang menciptakan sesuatu dengan Adil

"gue ngak nyangka bahkan abangnya dapet kuliah gratis karena otaknya" Arga berujar dengan sisa sisa tawa yang belum mereda sempurna

Edwin menatap sinis" gue akan lebih tenang jika pendamping stella pria yang cukup mapan, gue gak bisa mikir gimana dia bertahan hidup dengan otak kosongnya kalo pendampingnya biasa biasa aja kelak"

"kalo gue yang jadi kandidatnya gimana, gue rasa lo tau seberapa kaya gue" ujar Arga percaya diri

"gue sangsi kalo lo cukup dengan satu wanita" Edwin berujar mengejek

dan disambut gelak tawa dari keduanya

******

"lo yakin stel kalo lo berubah pikiran kita masih bisa puter balik" Edwin mengulang kata kata yang sama ia nampak sedikit risih dengan penampilan stella

Tikungan TajamWhere stories live. Discover now