Hukuman

67.5K 315 6
                                    

" gila lo, jangan macam macam kita udah kaya keluarga" gading menatap tajam mata Arya
"cuma karena nafsu lo ngerusak persahabatan kita, apa lo udah kekurangan cewe buat muasin nafsu lo, dimana jalang ja "
" jangan samain stella dengan yang lainnya gue ga suka, urusan Edwin  sama gue lo cukup diem" potong Arya cepat dengan nada kesal penuh penekanan.

mereka pun kembali berkumpul dengan yang lain nya nampak Arya yang mulai posesif memeluk pinggang stella hingga stella merasa risih di hadapan beberapa pria yang stella tau salah satunya merupakan teman Edwin, ya dia gading

Arya mengajak stella party  gabriel salah satu temannya

gading menarik tangan stella dan sedikit menyaretnya dari kerumunan setelah memastikan Arya tidak sedang mengekorinya

" stella lo sama Arya?"
" i-iya bang " jawab stela ada nada cemas disana
" abang lo tau?"
di jawab gelengan oleh stella
" lo pengennya gimana?"
" tolong bang gading jangan kasih tau bang Edwin ya nanti biar aku sama bang Arya yang jelasin bang"
" ok kalo itu mau lo, kalo lo mau cerita gue siap kapan aja " gading menyadari perubahan raut wajah stella yang

" stella"  gadis itu terkejut ketika mendengar suara yang tidak asing olehnya

Arya menatap tajam gading " jangan ikut campur masalah gue "

" gue cuman ga mau pertemanan kita berantakan cuma masalah perempuan " ucap gading penuh penekan sambil melangkah meninggalkan pasangan itu

" udah jangan di pikirin ya" tutur Arya sambil merangkul pundan stella

di lingkungan yang nampak asing untuk stella, stella berdiri canggung dia nampak bosan dia kadang tak mengerti tentang arah pembicaraan sekumpulan lelaki yang  asing menurutnya.

*********

stella POV

kenapa gue jadi terjebak di kumpulan cowo cowo absurd, diam diam gue perhatiin  wajah Arya, wajah ganteng yang memang gak asing untukku wajah yang akhir akhir ini aku rindukan  aku sempat beberapa kali menolak ajakannya aku sadar aku takut kecewa, sadar diri gue dia gak mungkinkan suka sama anak ingusan kaya gue dia pasti menyukai wanita dewasa
dia bekerja satu perusahaan dengan abang gue tapi ga tau bagian apa harusnya mungkin gue tau keuangan ya gak ada bedanya dengan abang gue

" mau pulang" suaranya membuyarkan lamunanku
belum sempat aku menjawab tapi tanganku sudah di tarik untuk beranjak dari sofa,

" gue duluan ya, ntar kabarin ja  teknisnya" pamit Arya
" udah ga betah tuh burung pengen buru buru masuk sarangnya"
" jangan  balikin anak orang malem malem"
" bawa kondom gak gue ada nih"

celoteh temen temanya membuatku merinding ngeri
" bacot lo pada" balas Arya sambil lalu

" makan dulu ya laper nih" ucap Arya  ku balas anggukan
dia menuntunku ke foodcourt dan  mulai mencari meja untuk kami

" kira kira 50 ribu dapet apa " aku langsung menganga kaget " kalo ga punya uang ga usah kegayaan " balasku dalam hati
" pesen ja yang lo mau sesuai kemampuan" jawabku gamang mikir ga sih nih cowo kalo punya uang pas-pasan ga usah segala main ke jauhan

ku lihat Arya mulai memanggil pelayan dan memesan beberapa menu makan

Arya makan dengan lahapnya seolah olah dia memang benar benar lapar aku hanya memperhatikannya tanpa ada niat untuk ikut makan
" kenapa ga makan"
" lo pesen sebanyak ini "
" udah makan aja dulu, udah di pesen juga ga dimakan juga tetap harus di bayar kan" ucapannya memang benar seketika aku jadi ingat aku juga belum makan dari siang, ya tadi siang Arya menjemputku disekolah gue langsung  ikut denganya dan membeli sesetel baju ganti yang gue pake sekarang

akhirnya makanan yang hampir memenuhi meja kami pun tandas

selesai makan arya memanggil pelayan guna menanyakan tagihannya, jujur aja gue hawatir  jantung gue berdetak dua kali lebih cepet gue bersiap siap membayar tagihan ya gue pikir gue bisa pake  tabungan gue, gue berusaha setenang mungkin gue ga mungkin menunjukan perasaan kesel gue kan.

dengan cepat Arya berdiri berjalan kekasir dan menyelesaikan tagihannya

di mobil menuju pulang aku perhatikan ini mobil yang berbeda dengan terakhir kali yang di pakai untuk mengantarku

" mobilnya baru bang" ucapku basa basi tentu saja
" ga dapet minjem"
" bang kenapa tadi bohong sih " ucapku kesal sialan gue dibikin sport jantung gara gara makan sangat konyol

Arya hanya menatapku sesaat dan matanya kembali focus ke jalan raya yang mulai padat di jam pulang kantor seperti sekarang

" lo tau lo bakal dapet lebih dari yang tadi" ucap Arya yang tentu saja gue ga tau maksudnya
" gue ga suka lo mikiri  hal lain waktu sama gue, anggep aja itu hukuman buat lo "
" kalo lagi sama gue jangan pikirin yang lain masalah Edwin gue yang hadapin, otak lo cukup mikiri  sekolah aja sama gue" tuturnya di akhiri dengan senyum manis

gue masih belum dapat berkata gue dikerjain liat aja gue pasti bales, lo pikir enak apa makan dalam keadaan kya gitu gila, otaknya nyangkut di pohon kali nih orang

" udah jangan di piring lagi yah" ucapnya sambil mengacak acak ujung kepalaku




Tikungan TajamWhere stories live. Discover now