pantai

11.7K 197 0
                                    

mata grace terus menyusuri wajah stella terlihat mata yang sedikit sembam dan hidung memerah mungkinkah gadis itu habis menangis tapi bibir yang terlihat bengkak itu pasti hasil ulah anaknya  atau arga melakukannya dengan kasar

suasana makan malam kali ini sangat sunyi hanya hanya mata mereka yang saling bicara mengeluarkan pendapat mereka masing masing

arga yang sedari tadi medapati mom nya menatap stella tak senang pun begitu dengan stella yang merasa tak nyaman

" bukankah seorang gadis tak baik pulang larut malam" itu terdengar seperti mengusir arga menghela nafasnya mendengarkan perkataan wanita yang melahirkannya

"arga yang melakuin pertama kali, siap siap aja mungkin sebentar lagi akan ada yang memanggilmu nenek" ucap arga dingin ia menyerinyai di akhir kalimat nya, ibu dan anak itu memang memiliki karakter yang sama tak suka berbelit  belit mungkin itu juga yang membuat mereka jarang akur

stella menghentikan kunyahannya makannya terasa tak bisa meluncur di tenggorokan bukan karena makannya tak layak makan tapi suasana makan di tengah medan perang yang ia rasakan

bram tampak tak terpengaruh ia sudah biasa menyaksikan adegan seperti ini, itulah yang membuat arga tak betah tinggal dengannya tapi nyatanya grace sangat menyayangi nya bahkan tanpa sepengetahuan arga,grace membayar seseorang untuk melaporkan kegiatan arga

arga berdiri dan menyentak tangan stella mengajaknya paksa meninggalkan medan perang

" boy tangkapan yang bagus " ucap bram dengan mengangkat jempolnya  arga hanya menatapnya tanpa berniat membalas ia dapat menangkap maksudnya

" kenapa kamu suka sekali memancingnya, tak bisakah kalian hidup damai" bram menggeleng menyaksikan sikap istrinya

" aku ingin arga meninggalkan stella, ia terlalu lugu untuk hanya menjadi sekedar pemuas nafsu Arga, belum lagi hubunganya dengan edwin pasti jadi kacau" grace menatap bram berharap kalau ia salah

sejenak bram mengangguk mengerti


****

" telfon ibu bilang lo gak pulang" itu suara Arga dia memang perlu menjernihkan pikirannya atau ia memang belum mau berpisah dengan stella

" gak ah, bingung mau alasan apa "

" ayolah ini bukan pertama kali lo nginep sama gue" arga terus menatap arga dengan mata mengintimidasi

akhirnya stella pun tak dapat berkutik ia mengabari ibunya ia tak pulang malam ini lagi lagi teman temanya yang selalu di kambing hitamkan

stella menyadari ini bukan jalan menuju rumahnya juga bukan tempat tinggal arga " kita mau kemana bang"

arga masih diam ia enggan untuk membalas

merasa di acuhkan stella mengeluarkan ponselnya dan memilih netflix menemani perjalanannya pilihannya jatuh pada film romantis drama Korea yang bertabur pria pria tampan nan imut cukup menghibur

sesekali arga melirik stella gadisnya bahkan tak bersuara lagi sesekali ia tersenyum bodoh pada ponselnya kadang juga nampak linglung

" lo seneng drama Korea " entah itu pertanyaan atau pernyataan yang arga keluarkan

"gue suka bang, romantis banget" ucap stella sambil terkekeh

"gue bahkan gak bisa  bedain itu nama cewe apa cowok" arga berucap sinis

stella nampak berfikir sesaat kemudian ia tertawa terbahak membenarkan ucapan arga

suasana di dalam mobil pun menjadi cukup ramai oleh tawa keduanya

perjalan cukup melelahkan dua jam setengah kemudian mereka tiba di tempat yang cukup sepi hanya deburan ombak yang terdengar saling memburu membuat stella tak percaya kini ia berada di pantai

mata stella masih sibuk memandangi sekeliling ia benar benar tak mengira ia akan ada pantai tanpa membuang waktu ia bergegas turun dari mobil berlarian layaknya bocah sekolah Dasar tanpa alas kaki

arga membiarkan saja apa yang stella lakukan ia tampak berkutat dengan pikirannya di temani hembusan asap nikotin yang sesekali ia hisap

baju stella sudah mulai basah oleh air laut namun gadis itu nampak tak peduli ia masih saja bermain dengan sapuan ombak yang menghampirinya
sesekali tawanya terdengar bersamaan dengan suara ombak

mau tak mau kini arga mengamati gadisnya entah sejak kapan suasana hatinya mulai bergantung pada stella ia benar benar tak menyangka perasaan yang semula hanya iseng belaka kini menjadi sangat menuntut

tangan arga terulur memeluk stella dari belakang kulitnya juga merasa basah terkena rembesan dari baju stella

arga memeluknya tanpa nafsu kepalanya ia sandarkan di bahu stella yang memberikan rasa nyaman sangat tenang

ada banyak pertanyaan di benak stella tapi ia tau ini bukan waktu yang tepat kini ia mulai mengenali laki laki itu emosinya mudah meledak dan stella kali ini tak mau menjadi pemicunya

lagi lagi keheningan mengambil alih dua orang itu masih sibuk dengan pikiran mereka masing masing

arga dapat merasakan kulit stella dingin lebih dingin dari kulitnya "udah sana masuk mobil aja ntar sakit kedinginan"

stella tak membantah hembusan angin laut dan baju basahnya terasa dan tak nyaman

stella membuka pintu penumpang di belakang arga melihat tak biasa

sementara stella yang merasa tak nyaman dengan pakaian basahnya ia membukanya dan membiarkan ia meringkuk di kursi belakang dengan pakaian dalamnya di sini sepi dan juga malam hari siapa yang dapat melihat

jam sudah menunjukan pukul dua dini hari arga masuk kedalam mobil dan menoleh ke belakang bermaksud mengecek keadaan stella

ia sedikit kaget melihat stella yang meringkuk dan nyaris telanjang entah stella melakukannya secara sengaja atau tidak tapi celana arga mulai terasa sempit di area pangkal paha darahnya berdesir jiwa laparnya butuh di puaskan

Tikungan TajamDär berättelser lever. Upptäck nu