stella menatap pantulan dirinya di cermin ia memastikan agar terlihat sempurna, ia memiliki janji dengan kenzo pria satu sekolah dengannya yang memiliki prestasi cemerlang di bidang akademik sangat berbanding terbalik dengan stellakenzo sempat mengutarakan perasaannya pada stella dan stella pun merasa di atas awan, saat cowok berdarah campuran negri matahari terbit itu mengajaknya kencan untuk pertama kalinya , siapa yang tak tertarik dengan kenzo pria yang berwajah imut layaknya bayi dengan postur tubuh yang tinggi menjulang juga jangan lupakan kacamata yang slalu bertengger di hidungnya, ia cukup populer di sekolah
mereka sempat pacaran tapi tak lama karena Edwin datang di saat yang tepat, tepat ketika keduanya sedang bercumbu di teras rumah mereka bahkan bukan hanya berimbas pada putusnya hubungan sepasang kekasih juga pada uang bulanan stella yang berkurang, Edwin selalu beralasan stella masih terlalu muda untuk mulai berpacaran menjadi teman dan saling mengenal lebih dalam tanpa embel embel kemesraan adalah harga mutlak bagi Edwin
suara mesin mobil memecahkan keheningan siang itu stella bergegas turun hendak menemui kekasihnya ralat mantan kekasihnya tapi sebelumnya ia menyempatkan diri berpamitan pada ibunya
stella sedang berusaha menata kembali hatinya sejak hari itu stella sudah memantapkan hatinya dan mulai berfikiran melupakan Arga
dengan paras stella yang cantik dan lekuk tubuh yang sempurna tentu bukan hal yang sulit untuk dapat sekedar mencari peran pengganti dari seorang Arga
menjelang senja Arga dan juga Edwin sedang berbincang ringan sesekali mereka menghirup dalam dalam rokok yang terselip di jari mereka sekedar menikmati lelah karena kesibukan mereka akhir akhir ini atau menikmati suasana asri rumahnya yang ia rindukan setelah hampir satu pekan di luar kota
pintu pagar terbuka dari luar menampilkan sepasang remaja yang sedang berbincang akrab, sesekali nampak telapak tangan sangat remaja pria menggenggam erat jari lentik sang gadis seakan enggan untuk berpisah siapapun pasti akan berfikir mereka pasangan yang serasi
si remaja pria memeluk si gadis dengan erat dan melepaskan pelukan mereka sebelum si remaja pria itu menyapukan bibirnya pada pelipis si gadis dengan tersenyum kemudian melambaikan tangannya bermaksud pamit
arga memanas menyaksikan adegan tiap adegan yang tersaji di depan matanya, kilat amarah terpancar dari sorot matanya, ia benar benar merasa seperti memergoki istri yang berselingkuh setelah pulang kerja tapi ia coba mempertahankan kewarasan di otak nya
"lo masih jalan sama dia, bahkan ngurangin uang jajan lo pun gak bikin jera" kesal Edwin dengan nada yang meninggi, benar benar tidak habis pikir dengan tingkah stella yang dirasa lancang berani berpelukan dan berciuman dengan lawan jenisnya lebih lebih di depan matanya
"tenang aja bang lo ga bakalan liat dia lagi dia cuma pamit mau melanjutkan studinya di luar negri, paling tidak ia lebih sopan karena mengantar dan memulangkanku di tempat yang sama" ujar stella mantap ia setengah berlari meninggalkan dua orang pria yang masih terdiam dengan pikiran masing masing
"dasar bocah labil" umpat Edwin ia merasa sedikit bersalah otaknya mulai berfikir apa ia terlalu keras pada adik kesayangan nya itu
sementara Arga ia tau betul maksud ucapan stella tertuju untuknya, rasanya Arga ingin menghilangkan Edwin saat itu juga agar dapat dangan bebas menghukum gadisnya
Arga Edwin ibunya dan stella nampak memasuki sebuah restoran Jepang, Arga telah reservasi sebuah ruangan tatami kecil yang berkapasitas empat orang sebelumnya, ruangan dengan ornament kayu sangat mendominasi menyajikan nuansa negeri sakura zaman dulu
YOU ARE READING
Tikungan Tajam
Romancebijaklah dalam memilih bacaan kita tak pernah tau dimana jodoh kita berada bisa saja itu orang terdekat kita