"Sam, jangan main-main, gue gak suka kayak gini Sam!"

Nafas Dyba tidak beraturan saat tidak ada jawaban dari Sam. "Mbak, suruh pak Hadi siapin mobil, Dy takut Sam nanti kekurangan darah." Mbak Ana langsung mengangguk dan pergi ke depan.

Dyba berlari ke kamar, mengambil kain kecil dan mengikatnya ke telapak tangan Sam. Sam gila! Kedua telapak tangannya penuh dengan darah.

"Sam, bukan dengan cara kayak gini gue maafin lo. Bangun!" Dyba menepuk-nepuk dengan keras pipi Sam.

"Pak Hadi tolong bantu saya angkat Sam ya," ucap Dyba saat melihat pak Hadi yang sudah berlari dari tangga. Pak Hadi mengangguk, ia memapah tubuh lemah Sam. Dyba ikut memapah bagian kanan tubuh Sam, Sam belum sadar juga sampai sekarang.

"Mbak beresin sama jagain rumah aja, biar Dy sama pak Hadi aja yang ke rumah sakit." Mbak Ana mengiyakan, ia membuka pintu mobil untuk Sam.

"Sam, bangun anjir! Gue panik woi!" Dyba menggerak-gerakkan kepala Sam setelah ia duduk di samping pemuda itu.

Dyba mengacak rambutnya kasar, ia menekan denyut nadi di pergelangan tangan Sam, alhamdulillah masih ada. Dyba merebahkan kepala Sam agar tertidur di pahanya. Ia tetap menepuk-nepuk pipi lelaki itu.

Mata Sam mengerjap pelan, ia tersenyum tipis saat melihat Dyba ada di hadapannya. Dyba yang melihat itu menghela nafas lega, ia menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi. "Gak usah senyum gitu!" ucapnya tanpa menatap Sam.

"Dy ... Sam gak ad-"

Dyba menatap suaminya itu dengan tatapan tajam. "Diem! Gak usah cerita dulu!"

"Dy, sakit."

Tanpa memperdulikan rintihan Sam, Dyba mengatakan, "Pak, ngebut aja ke rumah sakitnya ada anak kecil yang rewel ini."

"Jangan coba-coba gerakin jari lo," ucap Dyba saat melihat pergerakan di telapak tangan Sam.

"Ya ini sakit."

"Siapa suruh lo ngelakuin itu, dah tau ujungnya sakit kayak gitu."

"Tap-"

"Dah sampai, Non, perlu saya papah den Sam?" Sam mengumpat pelan saat perkataannya dipotong begitu saja oleh pak Hadi.

"Gak usah pak, saya jalan sendiri kayaknya dah kuat kok." Dyba membantu Sam untuk keluar dari mobil. "Dy, temenin Sam masuk ya?"

Dyba hanya mengangguk, ia berjalan di samping suaminya yang sudah memasuki rumah sakit.

"Samudera!"

Mata Dyba membulat saat melihat Nita sudah ada di depan mereka-- tidak lepatnya di depan Sam. Dyba meneguk ludah kasar, bahaya kalau sampai mama mertuanya tau masalahnya dan Sam. Begitu pula dengan Sam, ia menatap mama dan papanya itu dengan heran.

"Eh, Ma, ngapain di sini?" tanya Sam sambil menyembunyikan kedua tangannya ke belakang.

Anita berlari ke arah anaknya dan langsung menarik tangan Sam. "Ini tangan kamu kenapa? Sini!" Sam menghela nafas kasar, ia hanya pasrah saat Nita menariknya ke ruangan yang sudah lama tidak dimasukinya.

Dyba menatap punggung Sam yang sudah menjauh, ia kemudian menatap Andrew yang menatapnya dengan heran. Dyba menghampiri Andrew dengan kepala menunduk.

"Lagi ada masalah sayang?" Pertanyaan itu langsung diangguki oleh Dyba.

Andrew tersenyum lembut, ia mengelus kepala Dyba. "Ya udah, di pernikahan udah biasa kalau ada masalah. Kita ke tempat mama sama Sam ya?" Dyba mengangguk, ia mengikuti langkah kaki Andrew.

"Pa." Andrew menoleh ke menantunya itu.

"Kenapa sayang?"

"Dy salah gak kalau Dy curiga waktu Dy nemuin bekas lipstik di baju nya Sam?"

Andrew menghentikan langkahnya, ia langsung menatap Dyba dengan tidak percaya. "Serius?"

Dyba mengangguk. "Seharusnya masalah rumah tangga biar Sam sama Dy aja yang nyelesaiin, tapi Dy akhirnya gak kuat sendiri Pa. Apalagi di sini juga ketemu mama sama papa, jadi ya udah sekalian."

Andrew memegang kedua bahu menantunya. "Hati kamu ngomong apa? Masih percaya sama Sam atau enggak?"

"Masih, tapi ya udah agak sedikit ragu."

"Papa paham sama kamu, nanti papa bantu sebisa mungkin papa nanya sama anak nakal itu. Kalau memang Sam gitu papa serahin semuanya sama kamu. Tapi, papa sebagai papanya Sam ngerasa kalau anak papa gak mungkin kayak gitu."

***

Sampai jumpa di part selanjutnya
(❁'◡'❁)

Jangan lupa vote and comment
Terima kasih yang udah mau baca, vote, and comment ceritaku ♡♡

07 Desember 2020

DySam (After Marriage)  [Selesai]Where stories live. Discover now